Memprihatinkan, MCK Pasar pedan Rusak dan Jadi Tempat Sampah

Memprihatinkan, MCK Pasar pedan Rusak dan Jadi Tempat Sampah
Kondisi MCK Pasar Pedan Klaten yang rusak berat dan tidak bisa digunakan. (masal gurusinga/ koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN--Pasar Pedan merupakan pasar milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten yang dibangun oleh investor, PT DSB Bali. Sejak diresmikan belasan tahun lalu hingga saat ini, kondisi pasar sangat memprihatikan. Los di lantai 2 sering banjir dan MCK rusak. Lebih parah, di depan MCK yang berdekatan dengan kantor pengelola pasar, justru menjadi tempat pembuangan sampah.

Kondisi ini membuat pedagang dan pengunjung tidak nyaman. Meski kerusakan terjadi di mana-mana, namun upaya perbaikan belum juga dilakukan.

Ditemui saat pasaran Wage, Kamis (22/5/2025), beberapa pedagang mengaku prihatin dengan kondisi pasar. Mereka mengatakan, dibandingkan sebelum pembangunan, kondisi pasar saat ini jauh lebih parah dan memprihatinkan. 

“Setelah dibangun bukannya tambah ramai, tapi sebaliknya. Pasar menjadi sepi dan ramainya hanya saat pasaran Wage saja. Kalau hari biasa, banyak pedagang tidak berjualan karena khawatir rugi,” kata seorang pedagang yang tidak mau disebutkan namanya.

Pengamatan di lapangan, beberapa fasilitas pasar yang sudah rusak dan belum diperbaiki, yakni MCK di sebelah barat kantor pengelola pasar, talang lantai 2 bocor yang menjadi penyebab banjirnya los lantai 2 saat hujan turun dan sejumlah pintu kios di lantai 1.

Pengelola Pasar Pedan, Cucuk mengatakan, MoU antara Pemkab Klaten dengan investor Pasar Pedan berakhir pada 2035. Artinya, pihak investor masih bertanggungjawab terhadap bangunan dan fasilitas di Pasar Pedan 10 tahun lagi.

Senada diungkapkan Kepala UPTD Pasar Pedan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Klaten, Aris Muwardi. Menurutnya, kerusakan fasilitas yang ada di pasar menjadi tanggung jawab investor. Sedangkan terkait sampah pasar di dekat MCK dikelola pasar. 

“Kalau sampah itu diambil oleh petugas dari dinas menggunakan mobil pikap DKUKMP untuk selanjut dibuang ke TPA Troketon,” ujarnya. (*)