Melalui Pameran Gambar dan Fotografi, Cara Salam Mengajak Anak Mengapresiasi Pangan Lokal

Melalui Pameran Gambar dan Fotografi, Cara Salam Mengajak Anak Mengapresiasi Pangan Lokal
Penampilan pantomim dalam pembukaan pameran gambar dan fotografi Sanggar Anak Alam Nitiprayan di The Ratan Panggungharjo Yogyakarta. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan menggelar pameran gambar dan fotografi bertajuk Mengenal Pangan Lokal dengan Seni di The Ratan, Yogyakarta, pada 20-27 Januari 2024. Pameran ini bertujuan untuk mengajak masyarakat mengapresiasi pangan lokal dan kearifan lokal, melalui karya seni anak-anak.

Pameran yang ketiga ini dibuka dengan penampilan teater Salam, kelas vokal Salam, pantomim dan kelas gitar Salam. Pameran ini menampilkan berbagai karya seni yang dibuat oleh anak-anak dari salah satu kelas minat Sanggar Anak Alam Nitiprayan, yaitu menggambar dan fotografi.

Selain pameran, kegiatan ini juga mengadakan talkshow dengan tema “Kampanye Pangan Lokal di Sekolah. Talkshow ini menghadirkan beberapa narasumber yang berpengalaman dalam bidang pangan lokal, seperti petani, peneliti, aktivis, dan praktisi.

Mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang manfaat, tantangan, dan strategi dalam mengembangkan dan mengonsumsi pangan lokal.

Rangkaian acara juga mencakup gerakan rendah karbon dan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Gerakan ini mengajak pengunjung untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, plastik, dan makanan olahan yang berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan.

Sebagai gantinya, pengunjung diajak untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan, kemasan ramah lingkungan, dan makanan segar yang berasal dari pangan lokal.

Workshop juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pameran ini. Anak-anak dapat mengikuti beragam kegiatan seperti workshop batik lukis, melukis kanvas, melukis kipas, teater, fotografi, dan cincin wire batu alam.

Ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan artistik dan kreativitas dalam berbagai bentuk seni.

Sri Wahyaningsih, pendiri Sanggar Anak Alam Nitiprayan, menyatakan harapannya bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pameran seni, tetapi juga menyentuh aspek edukatif dan kesadaran lingkungan.

Kami ingin anak-anak tidak hanya berkreasi dalam seni, tetapi juga mengerti dan mencintai pangan lokal,” ujar Wahya.

Dia menekankan pentingnya pilar-pilar Salam yaitu pangan, lingkungan, kesehatan, dan sosial budaya yang tidak dapat dipisahkan.

Karya-karya ini mencerminkan keberpihakan kita untuk mengenalkan anak-anak pada pangan lokal dan tentunya terkait dengan budaya kita,” ungkap Wahya.

Pameran ini diharapkan dapat memperkuat komitmen Sanggar Anak Alam Nitiprayan untuk memberikan pemahaman sejak dini kepada anak-anak tentang pangan lokal dan nilai-nilai budaya.

"Semoga karya-karya ini juga memotivasi untuk terus belajar dari realitas sehari-hari dan menghadapi masalah-masalah esensial," tambahnya.

Terimakasih disampaikan kepada fasilitator yang telah mendampingi anak-anak dalam perjalanan seni menggambar dan fotografi ini. Keberhasilan pameran ini adalah hasil dari kerjasama dan dedikasi mereka dalam membimbing anak-anak menuju ekspresi kreatif yang bermakna.

Fasilitator kelas minat fotografi, Bima Batutama menambahkan, Pameran ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni anak-anak, tetapi juga sebuah wujud nyata dari upaya untuk membangun kesadaran akan pangan lokal dan kearifan budaya di kalangan generasi muda.

Pameran ini berlangsung selama satu minggu, sejak 20 Januari 2024. Ada 53 karya fotografi dan 106 karya gambar. Selain itu ada pula karya kolaborasi 3 lukisan di atas kanvas berukuran besar, ujarnya.

Bima mengatakan bahwa karya-karya yang dipamerkan merupakan hasil karya anak-anak kelas minat fotografi dan gambar Sanggar Anak Alam Nitiprayan. Anak-anak dilatih untuk mengekspresikan diri dan kreativitas mereka melalui karya seni.

Pameran ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Sanggar Anak Alam Nitiprayan untuk memperkenalkan pangan lokal dan kearifan lokal kepada masyarakat.

Dia pun berharap bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan lokal dan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian lingkungan dan membangun generasi yang peduli terhadap lingkungan dan kearifan lokal. (*)