Mahasiswa UNY Melatih Warga Kwayuhan Membuat Piscok Lumer

Dalam rangka memberdayakan karang taruna Wira Bhakti di Pedukuhan Kwayuhan, Kelurahan Sendangrejo, Kapanewon Minggir, Kab. Sleman, mahasiswa PPG Prajabatan UNY menggelar pelatihan pembuatan pisang cokelat (piscok) lumer.

Mahasiswa UNY Melatih Warga Kwayuhan Membuat Piscok Lumer
Mahasiswa UNY bersama warga Kwayuhan. (istimew).
Mahasiswa UNY Melatih Warga Kwayuhan Membuat Piscok Lumer

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Dalam rangka memberdayakan karang taruna Wira Bhakti di Pedukuhan Kwayuhan, Kelurahan Sendangrejo, Kapanewon Minggir, Kab. Sleman, mahasiswa PPG Prajabatan UNY menggelar pelatihan pembuatan pisang cokelat (piscok) lumer. Mereka adalah Andika Roy Rahmawan, Frida Riyandari, Dina Istiana, Riyan Heriyana, Crisna Dewi dan Dwi Prayitno Dewi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka implementasi mata kuliah Proyek Kepemimpinan dalam PPG Prajabatan.

Menurut Andika Roy Rahmawan, kegiatan ini dilakukan untuk melatih keterampilan semua anggota kelompok agar lebih memahami bagaimana proses pembuatan produk pisang cokelat lumer sebelum dimulainya pelatihan kewirausahaan. “Tujuan pelatihan di antaranya mengenalkan wirausaha pada masyarakat dan memberikan pandangan produk apa yang laku dibisniskan,” kata Roy, Kamis (27/7). Selain itu, masyarakat juga tahu dan dapat membuat pisang coklat lumer untuk dikonsumsi sendiri.

Frida Riyandari memaparkan, bahan-bahan yang diperlukan adalah pisang 1 sisir, kulit lumpia 4 bungkus, cokelat pasta, keju, toping, minyak goreng, tepung terigu dan air. “Alat yang dibutuhkan yaitu wajan, kompor, gas, serok, sothil, mika, paper snack dan steples,” katanya. Cara pembuatannya kupas pisang dan potong menjadi 4 bagian. Tempatkan 1 potong pisang pada 1 lembar kulit lumpia lalu bubuhi dengan cokelat. Lipat berbentuk kotak, sisi sisinya direkatkan dengan terigu yang dicairkan, kemudian goreng sampai matang, tiriskan dan sajikan dengan toping.

Dari uji ketahanan yang dilakukan, diungkapkan Dina Istiana, bahwa produk ini akan lebih baik disimpan pada lemari pendingin biasa. Jika disimpan pada suhu ruang tahan sampai 24 jam. Ujicoba pemasaran yang dilakukan, menurutnya mendapat respon cukup baik. Pisang cokelat lumer ini ditawarkan pada beberapa penjual sayur keliling, angkringan, dan penjual jajanan pasar di lingkungan sekitar.

Salah seorang peserta pelatihan, Annisa mengatakan, produknya mudah dibuat dengan bahan yang mudah dicari, dan tidak terlalu susah untuk membuatnya. Sedangkan Andri memberi masukan agar ke depan kalau bisa lebih sering mengadakan pelatihan seperti ini dan juga coba buat varian rasa yang lain. “Pelatihan ini menambah ilmu usaha yang bermanfaat, membuat saya cukup tertarik untuk membuka usaha karena bahan-bahannya mudah didapat dan terjangkau,” ujar Andri. (*)