Libur Lebaran, PKL Teras Malioboro 1 Justru Prihatin

Libur Lebaran, PKL Teras Malioboro 1 Justru Prihatin

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA -- Liburan Lebaran tahun ini, menjadi saat yang memprihatinkan bagi para pedagang yang menempati area lantai 3 Teras Malioboro 1 Yogyakarta. Bukannya meraup untung besar dari peningkatan penjualan, dagangan mereka seperti tas, pakaian, sepatu dan pernak pernik fashion justru sepi pembeli.

Penyebabnya sepele, para pemudik ataupun wisatawan yang seharusnya bisa digiring berkeliling dari lantai 1 hingga lantai 3, ternyata akhirnya banyak yang berhenti di halaman depan Teras Malioboro 1. Di halaman inilah, tujuan utama pemudik sudah tercukupi, yakni membeli oleh-oleh berupa makanan khas Jogja.

"Selama 4 hari mulai tanggal 5 Mei, digelar Event Bakpia. Ya sudah, pengunjung kebanyakan berhenti di sana," keluh Andi Zulkifli, salah satu pedagang lantai 3 Teras Malioboro 1, Minggu (8/5/2022).

Menurut Andi sebagian besar pedagang di lantai 3 mengeluhkan sepinya pengunjung meski biasanya libur Idul Fitri menjadi saat bagi mereka menikmati keuntungan usaha.

Sebagai perbandingan, sebelum Idul Fitri, para pedagang umumnya bisa menjual lebih dari 2 kodi pakaian setiap hari. Tapi libur Idul Fitri, penjualan mereka malah drop menjadi rata-rata 15-20 potong.
"Ini kan aneh mas. Rasanya nyesek. Kami seperti kehilangan kesempatan," lanjut Andi yang juga Wakil Ketua PPKLY Unit 37 Pedagang Teras Malioboro Lantai 3.

Menurut Andi, event ini digelar oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY. Event berlangsung 5-8 Mei 2022. Pesertanya adalah para pedagang oleh-oleh yang biasa berjualan di Teras Malioboro 1.

"Kami sempat dikabari rencana even itu. Tapi berhubung waktunya sudah mepet, komplain kami juga percuma. Dan ternyata benar. Pengunjung banyak uang berhenti di halaman. Mereka tidak lagi naik ke lantai 2 dan 3. Sehingga penjualan kami sepi," lanjutnya.

Ketua PPKLY Unit 37 Maryono mengatakan, pihaknya meminta pemerintah bersikap tegas dan menjaga komitmen untuk meramaikan Teras Malioboro 1 yang menjadi tempat relokasi para pedagang yang sebelumnya berjualan di sepanjang kawasan Malioboro. Komitmen jni, sudah tentu berlaku untuk semua pedagang yang menempati area tersebut, mulai dari lantai 1 hingga 3.

"Jadi kalau mau bikin event harus dipikirkan benar supaya tidak merugikan sebagian dari kami. Bisa saja misalnya event digelar di lantai 3. Jadi pengunjung harus masuk ke dalam dan berkeliling dari lantai 1 hingga lantai 3. Terus terang saja, keberadaan oleh-oleh makanan khas Jogja menjadi daya tarik utama di lantai atas," kata Maryono.

Selain itu, Maryono juga mengungkapkan bahwa Gubernur DIY Sri Sultan HB X sendiri pernah meminta agar area halaman dan jalan di depan Teras Malioboro 1 bersih dari aktivitas berjualan. Pesan Sultan ini sejatinya untuk memastikan pengunjung masuk ke dalam gedung dan berbelanja di dalam."Ini menunjukkan bahwa beliau berpandangan jauh ke depan sangat memahami pentingnya menjaga komitmen untuk kepentingan bersama. (*)