Lebih 40 Persen Anak Gangguan Penglihatan, 50 Ribu Bingkai Kacamata Dibagikan

Lebih 40 Persen Anak Gangguan Penglihatan, 50 Ribu Bingkai Kacamata Dibagikan
Pencatatan MURI donasi 50 ribu bingkai kacamata di Yogyakarta, Jumat (22/09/2023) malam.(yvesta putu ayu/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Kasus gangguan penglihatan pada anak usia sekolah di Indonesia, termasuk di DIY meningkat sejak pandemi Covid-19. Kenaikan gangguan tersebut mencapai lebih dari 10 persen lebih.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) pada 2023, sekitar 300-400 anak usia sekolah dari 1.000 anak usia sekolah yang diperiksa mengalami kelainan refraksi atau gangguan penglihatan. Angka itu naik jika dibandingkan hasil riskesdas tahun 2012 yang mencatatkan prevalensi 24,7 persen

“Sekitar 35-40 persen anak saat ini mengalami gangguan penglihatan selama dua tahun pandemi ini. Angka ini naik cukup tinggi selama sepuluh tahun terakhir,” ungkap Ketua Umum IROPIN, Nova Joko Pamungkas disela pencatatan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) donasi 50.000 bingkai kacamata di Yogyakarta, Jumat (22/09/2023) malam.

Penggunaan gawai yang berlebihan menjadi salah satu faktor meningkatnya kasus tersebut. Apalagi pembelajaran jarak jauh atau online yang mengharuskan peserta didik memanfaatkan gawai selama pandemi.

“Tahu-tahu saat diperiksakan ternyata gangguan penglihatannya sudah cukup tinggi, minus diatas 3,” tandasnya.

Nova menambahkan, gangguan kesehatan tersebut seringkali tidak terdeteksi orang tua maupun sekolah. Mereka terlambat menyadari anak-anak mereka mengalami kelainan refraksi.

Persoalan ini diperparah dengan minimnya jumlah ahli optometris di puskesmas-puskesmas sebagai fasilitas kesehatan (faskes) pertama bagi masyarakat. Jumlah ahli optometris pun saat ini baru mencapai 6.000 orang di Indonesia.

“Sehingga pendeteksian refraksi pada anak usia sekolah tidak bisa dilakukan optimal,” jelasnya.

IROPIN siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan pada anak. Selain itu menggandeng stakeholder seperti OneSight EssilorLuxottica Foundation untuk memberikan donasi kacamata bagi anak-anak sekolah.

“Kami berharap bisa terdeteksi dari awal sehingga anak yang mengalami refraksi tidak sampai mengalami kebutaan. Ini juga membantu anak dalam mengembangkan potensi akademiknya,” tandasnya.

Sementara Sekretaris IROPIN, Kastam, donasi 50 ribu bingkai kacamata masuk rekor MURI ke 11.241. Donasi itu akan disebarkan bagi anak-anak usia sekolah di berbagai daerah.

“Dari target 50 ribu, hingga kini telah tersalurkan sebanyak 17 ribu unit bingkai kacamata,” paparnya.(*)