Lampu Hijau Sultan HB X, Izinkan PSIM Gunakan Stadion Maguwoharjo
Penggunaan stadion tidak seharusnya dibatasi oleh batas-batas administratif wilayah seperti kabupaten atau kota.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan lampu hijau bagi klub sepak bola PSIM Yogyakarta. Klub ini diizinkan menggunakan Stadion Maguwoharjo di Sleman sebagai kandang sementara dalam mengarungi kompetisi Liga 1 musim mendatang.
Hal itu disampaikan Sultan saat menerima audiensi manajemen PSIM di Gedhong Wilis Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (10/6/2025). Dalam pertemuan tersebut, Sultan HB X menegaskan dari seluruh stadion di wilayah DIY hanya Stadion Maguwoharjo yang saat ini memenuhi standar FIFA.
Sedangkan Stadion Mandala Krida yang sebelumnya menjadi kandang utama PSIM masih belum bisa digunakan karena belum memenuhi standar. Selain itu rencana renovasinya pun terhambat oleh persoalan hukum yang belum terselesaikan.
“Di DIY (stadion) yang punya lapangan standar FIFA hanya di Sleman (Stadion Maguwoharjo). Saran saya, bagaimana stadion Sleman itu juga bisa digunakan (untuk pertandingan), kan tidak hanya berlaku untuk masing-masing kabupaten, yang penting disewa,” ujar Sri Sultan.
Batas administratif
Sri Sultan menyampaikan penggunaan stadion tidak seharusnya dibatasi oleh batas-batas administratif wilayah seperti kabupaten atau kota. Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana stadion bisa dimanfaatkan secara maksimal, terutama jika ada potensi penyewaan oleh klub lain.
“Tanding di Sleman kan juga tetap di DIY, yang penting tidak digunakan secara bersamaan (dengan PSS Sleman). Jangan memecah-mecah stadion untuk kota atau kabupaten itu saja, atau stadion apa hanya punya siapa. Bagaimana maintenance-nya kalau tidak disewakan,” tambahnya.
Izin itu menjadi solusi sementara bagi PSIM yang sedang bersiap tampil di Liga 1 setelah memastikan promosi dari Liga 2. Seiring belum siapnya Stadion Mandala Krida, penggunaan Stadion Maguwoharjo menjadi opsi realistis agar PSIM tetap bisa bermain di wilayah DIY.
Selain itu, Sultan juga memberikan masukan soal lokasi latihan bagi PSIM. Dia menyarankan agar PSIM memanfaatkan Stadion Kridosono, yang saat ini dinilai belum dimaksimalkan.
Performa klub
“Daripada pakai lapangan di Jalan Kenari, ya pakai Kridosono saja. Itu bisa digunakan daripada tidak dipakai sama sekali,” kata Sultan.
Presiden Direktur PSIM, Liana Tasno, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian tim yang berhasil menembus Liga 1. Keberhasilan ini sebagai karunia Tuhan dan komitmen manajemen untuk terus meningkatkan performa klub.
“Kemenangan PSIM di Liga 2 dan masuk ke Liga 1 merupakan karunia Tuhan. Dan pihak kami dari manajemen akan berupaya untuk meningkatkan prestasi PSIM, karena nantinya di Liga 1, persaingan akan semakin ketat,” kata Liana.
Dia menegaskan sinergi dengan pemerintah daerah, baik provinsi maupun kota, akan sangat menentukan keberhasilan klub ke depan. Karena itu, dia menyampaikan terima kasih kepada Sri Sultan HB X atas masukan dan dukungan yang diberikan.
Jangka panjang
“Tujuan terdekat kami adalah bisa bertahan di Liga 1 selama-lamanya. Dan kami juga berterima kasih kepada Ngarsa Dalem atas dukungan dan masukannya kepada kami. Kami dari manajemen ingin adanya sinergi yang lebih kuat lagi antara PSIM dengan pemerintah setempat, baik di tingkat provinsi maupun kota Yogyakarta. Karena faktor dukungan pemerintah daerah sangat besar dampaknya bagi kesuksesan PSIM,” ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Liana juga menyerahkan replika trofi Liga 2 kepada Sri Sultan sebagai simbol penghargaan dan kebanggaan atas pencapaian PSIM. Tak hanya itu, dia juga mengungkapkan mimpi jangka panjang manajemen PSIM untuk menjadikan klub ini sebagai bagian dari wajah pariwisata DIY.
“Kami inginnya PSIM bisa menjadi salah satu destinasi pariwisata, secara nasional bahkan dunia. Tapi itu semua perlu kerja keras dan waktu,” katanya. (*)