Kulonprogo Punya Pabrik Pengolahan Pupuk Bioneensis

Kulonprogo Punya Pabrik Pengolahan Pupuk Bioneensis

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Sektor industri semakin berkembang di Kabupaten Kulonprogo. Kini, di kabupaten tersebut dibangun pabrik tempat pengolahan pupuk Bioneensis.

"Pupuk yang dihasilkan adalah pupuk Bioneensis yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tanah, efisiensi pemupukan, dan produktivitas tanaman," papar Mira Yulia, Komisaris PT Mentari Sinergi Alam, dalam keterangan tertulisnya kepada koranbernas.id, Senin (12/4/2021).

Pabrik pupuk PT Mentari Niaga Utama ini dibangun di lahan seluas 11.960 meter persegi dan telah diresmikan Jumat, 9 April 2021, melalui produksi perdana.

Sejumlah stakeholder hadir seperti Manajemen PT Mentari Niaga Utama dan PT Mentari Sinergi Alam, Kepala dan Manajemen Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Direktur Utama dan Direksi PTPN III (holding), Direksi anak perusahaan PTPN I – PTPN XIV, Komisaris Utama dan Komisaris PT Riset Perkebunan Nusantara, Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara, Direksi (SEVP 1, SEVP 2) PT Riset Perkebunan Nusantara, Kepala Pusat Penelitian Lingkup PT RPN, Direktur Dana Pensiun Syariah Muhammadiyah, dan Kapolsek Kulonprogo.

Pupuk Bioneensis merupakan pupuk hayati yang diformulasikan untuk semua komoditi tanaman. Bioneensis mengandung konsorsium mikroba bermanfaat yang diisolasi dari perakaran kelapa sawit dan memiliki daya adaptasi serta asosiasi yang tinggi pada berbagai komoditas seperti tanaman perkebunan, tanaman pangan, sayuran, dan hortikultura. Diantaranya, kelapa sawit, jagung, padi, sayuran, cabai, jeruk, tanaman hias, papaya, bawang merah, dan sebagainya.

Produk ini mengandung bakteri penambat nitrogen, bakteri pelarut fosfat, dan bakteri penghasil indole acetic acid (IAA) yang berperan sebagai plant growth promoting rhizobacteria (PGPR).

"Kami memandang bahwa pengembangan pupuk Bioneensis sangat strategis, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang," kata Mira.

Pupuk tersebut, lanjutnya, memperbaiki kondisi lahan pertanian yang sebagaian besar sudah levelling off, marginal, bahkan kritis akibat penggunaan pupuk anorganik berlebihan dan terus menerus, serta mengabaikan teknik konservasi.

Selain itu, meningkatkan efisiensi pemupukan di lahan pertanian yang memiliki kandungan C-organik dan kapasitas tukar kation yang rendah dan karakteristik tanah yang memiliki ketersediaan hara yang rendah bagi tanaman.

Pengembangan pupuk organik pun saat ini sangat srategis karena perkembangan pertanian organik yang cukup pesat. Usaha bisnis pupuk ini mengedepankan social business.

"Kam memberdayakan warga sekitar sesuai dengan keahlian yang kami perlukan dimana nantinya diharapkan antara perusahaan dan masyarakat sekitar bisa maju secara bersama-sama," paparnya.

Sementara Kepala PPKS, Muhammad Edwin S Lubis, mengungkapkan sebagai pusat unggulan di bidang perkelapasawitan dan sekaligus pemilik teknologi pembuatan pupuk hayati Bioneensis, PPKS menjadi mitra dalam penggunaan pupuk Bioneensis. Hal itu menunjang usaha bisnis mereka di bidang pertanian.

"Kami juga secara bersama-sama berkomitmen untuk menjaga kualitas pupuk hayati Bioneensis dan sebagai tanggung jawab dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan di Indonesia,” ungkapnya. (*)