KSM Ngudi Resik Ubah Sampah Jadi Berkah

KSM Ngudi Resik Ubah Sampah Jadi Berkah

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Sampah menjadi momok bagi masyarakat. Bau menyengat yang ditimbulkan membuat warga tak ingin berdekatan dengan sampah, apalagi berkecimpung langsung mengelola sampah yang begitu banyak jenisnya. Namun perlu disadari, sampah jika diolah dan dikekola dengan baik bisa menjadi berkah dan mendatangkan manfaat.

Sampah organik bisa diolah menjadi kompos dan sampah plastik bisa dijual lagi. Sedangkan sampah yang tidak bermanfaat lagi (residu) dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ngudi Resik Dukuh I Desa Karanglo Kecamatan Klaten Selatan Kabupaten Klaten. KSM tersebut mengelola TPS 3R (Reduse, Reuse dan Recycle) dukuh setempat yang baru berumur lima bulan.

Meski usianya sangat muda namun kiprah dan komitmennya menjadikan desa lebih bersih patut diacungi jempol. Terbukti saat ini nyaris tidak ditemukan lagi tumpukan sampah di pinggir jalan maupun pinggir sungai.

"Kami sudah berkomitmen yang penting desa bersih. Menekuni sampah ini kami jalankan dengan ikhlas dan senang," kata Suparwiti, salah seorang pengurus KSM Ngudi Resik Desa Karanglo, Rabu (24/3/2021).

Saat ditemui di TPS 3R bersama pengurus lainnya, Suparwiti menceritakan gedung TPS 3R desanya merupakan bantuan program Kotaku dalam rangka pengolahan sampah masyarakat.

Selain gedung, ada juga bantuan mesin ayak, mesin cacah dan mesin pres sampah plastik. Sedangkan kendaraan operasional sepeda motor roda tiga merupakan bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Klaten.

TPS 3R Dukuh I Desa Karanglo mulai beroperasi November 2020. Sejak beroperasi lima bulan lalu pengurus yang berjumlah enam orang itu langsung membagi tugas. Ada yang keliling mengambil sampah warga dan ada juga memilah-milah sampah di gedung TPS 3R.

Suka dan duka

Karena keterbatasan pengurus, proses pengambilan sampah warga tidak bisa dilakukan setiap hari melainkan tiga kali seminggu.

Menurut Suparwiti dan tiga pengurus lain Sugiyo, Daliyem dan Sukiman, mengelola sampah pasti ada suka-dukanya. Hal yang menyenangkan, kata mereka, pekerjaan menjadi ringan karena dijalankan dengan ikhlas.

Selain itu, juga sering mendapat barang bekas yang masih bisa digunakan. Sedangkan dukanya dapat sampah basah dan pampers yang menumpuk jadi satu dengan sampah organik.

“Kalau seperti ini mau tidak mau kami harus memilah lagi di sini (gedung TPS 3R). Padahal sudah disosialisasikan kepada warga agar sampah organik dan nonorganik dipilah dari rumah,” ujar mereka.

Mengelola sampah memang harus sabar. Sebab berhubungan dengan banyak orang dan beragam sifat. Begitu juga imbauan untuk memilah sampah. Kenyataannya tidak sedikit warga yang belum menyadari.

Di tempat terpisah, Kepala Desa Karanglo Kosmas Widodo mengapresiasi dan berharap besar kepada KSM Ngudi Resik dalam pengolahan sampah di wilayahnya dan menjaga kebersihan lingkungan.

“TPS 3R ini awalnya usulan warga. Sebab masalah sampah di Dukuh I pernah mengemuka dalam forum musyawarah desa. Setelah TPS 3R beroperasi sudah tidak ditemukan lagi sampah di pinggir jalan,” ujar purnawirawan Polri itu.

Kehadiran Suparwiti dkk di KSM Ngudi Resik juga diapresiasi sebagian warga. Sulit mencari orang yang benar-benar peduli terhadap masalah sampah.

“Merasa bau dan pilih cari kerja lain. Makanya teman-teman yang di bank sampah (TPS 3R) luar biasa. Meski Corona tetap kerja," kata seorang warga kepada koranbernas id. (*)