Kondisi Pandemi, Pengelola Kampus Harus Kreatif

Kondisi Pandemi, Pengelola Kampus Harus Kreatif

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Jogja di Bantul siap beroperasi pada Tahun Ajaran (TA) 2020/2021. Kuliah akan  dimulai akhir September.

Menandai beroperasinya PTS tersebut, digelar acara “Penyerahan Salinan Keputusan Mendikbud tentang Ijin Pendirian Stikes Jogja” oleh Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) wilayah V, Prof Didik Ahyar, kepada ketua Yayasan Bhakti Mulia Wisesa, Drs Slamet Raharjo M.Pd, di kompleks SMK Kesehatan Jalan Parangtritis KM 10,6 Neco, Sabdodadi, Bantul, Rabu (3/6/2020).

Penyerahan disaksikan Ketua TP PKK Bantul Hj Erna Suharsono, Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharjo M.Kes, Sekcam Bantul Nyoman Gunarsa, pihak yayasan, anggota DPRD DIY Ir Atmaji dan tamu undangan lain. SK dengan Nomor 535/M/2020 itu membuka jurusan Farmasi untuk jenjang sarjana atau S1.

“Isu kesehatan jadi hal krusial, termasuk sekarang kita merasakan dampak sudah tiga bulan, yakni virus Corona. Dan menjadi hal yang sangat penting dimana kita juga harus berubah menyesuaikan keadaan,” kata Didik.

Maka, lanjut Didik, nantinya lulusan Stikes diharapkan tidak hanya lulus saja, namun bisa membantu masyarakat dan pemerintah untuk menangani masalah atas isu kesehatan, termasuk Covid-19 yang tengah melanda. Menjaga mutu pendidikan multak diperlukan agar  lulusanya mampu berkiprah di tingkat nasional, bahkan internasional.

Selain itu, kampus harus peduli kepada mahasiswa dan orang tuanya karena ikut terdampak Covid-19. “Kampus harus ikut berperan, tidak hanya bidang kesehatan, namun juga non-kesehatanya. Kampus  juga tetap harus bergerak serta melakukan berbagai inovasi untuk tetap bisa melayani mahasiswa di tengah pandemi dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku,” katanya.

Misalnya, melayani mahasiswa dengan sistem online yang memudahkan mahasiswa atau calon mahasiswa dari jauh untuk mendaftar tanpa harus datang ke kampus yang tentu saja tidak mudah menempuh perjalanan jauh dalam situasi sekarang.

“Jangan patah semangat dalam kondisi seperti sekarang. Justru ini harus memacu dan meningkatkan kreatifitas dari pimpinan  Stikes,” tambah Didik.

Sementara Slamet Raharjo mengatakan, sebelumnya sudah membuka SMK Kesehatan dengan jurusan keperawatan, farmasi dan laboraturium medik. SMK Kesehatan nantinya akan digabung satu kompleks dengan Stikes Jogja.

“Kami mulai tahun ajaran 2020 sudah menerima mahasiswa baru. Termasuk telah melakukan sosialisasi ke SMA dan SMK. Kita telah terakrediatasi. Sebab, ijin sekarang muncul bersamaan dengan akreditasi. Di mana untuk mencapai SK ijin operasi harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP),” paparnya.

Pada tahun ajaran pertama, minimal 40 mahasiswa dan bisa terus berkembang jumlahnya.

“Sebeumnya kita sudah ada Akper Karya Bhakti Husada, kemudian Stikes Jogja yang baru beroperasi. Jadi ini memang sesuai kebutuhan dan keinginan dari masyarakat,” katanya.

Mengingat masih situasi pandemi, tentu saja pihak kampus memberikan banyak kemudahan. Seperti bebas uang pembangunan dan biaya masuk kuliah sangat terjangkau. (eru)