Kompetisi Seni Unggulan UOB Diperluas ke Vietnam

Kompetisi Seni Unggulan UOB Diperluas ke Vietnam
Head of Strategic Communications and Brand UOB Indonesia, Maya Rizano, mengisi Kuliah Umum Tata Kelola dan Masa Depan Seni Rupa Kita, Kamis (6/7/2203), di ISI Yogyakarta. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Untuk kesekian kalinya, PT Bank UOB Indonesia meluncurkan kompetisi 13th UOB Painting of the Year (POY). Kompetisi unggulan tahunan bank dan salah satu yang paling bergengsi di Asia Tenggara ini merupakan bentuk komitmen jangka panjang UOB terhadap seni di Indonesia.

Sebagai bagian dari event UOB POY tahun ini diselenggarakan Kuliah Umum Tata Kelola dan Masa Depan Seni Rupa Kita, Kamis (6/7/2203), di Concert Hall Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Pada kegiatan yang dihadiri langsung Rektor ISI Yogyakarta Prof Dr Timbul Raharjo M Hum kali ini tampil sebagai narasumber Suwarno Wisetrotomo selaku Dosen ISI Yogyakarta, Maya Rizano selaku Head of Strategic Communications and Brand UOB Indonesia, Heri Pemad sebagai Founder Artjog serta St Eddy Prakoso sebagai Founder Srisasanti. Adapun moderator Iryanto Hadi sebagai Kolektor Seni.

“Acara ini bertujuan untuk mendorong perupa yang memiliki aspirasi internasional untuk memperluas wawasan mereka melalui komunitas seni global dan mengeksplorasi berbagai pandangan kreatif yang beragam, termasuk budaya urban, sejarah dan tradisi,” ungkap Maya Rizano kepada wartawan di sela-sela acara.

Maya Rizano mengatakan Indonesia memiliki warisan seni yang kaya dan beragam serta memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan mengangkat derajat masyarakat.

“Di UOB Indonesia, kami percaya bahwa seni membantu memperkaya kehidupan dan memperkuat ikatan masyarakat yang merupakan pilar utama program tanggung jawab sosial perusahaan Bank,” jelasnya.

Melalui kompetisi UOB POY, pihaknya berharap dapat menumbuhkan apresiasi dan pemahaman seni yang lebih besar, sekaligus menyediakan wadah bagi seniman Indonesia untuk menunjukkan bakat dan semangat mereka terhadap seni.

Disebutkan, identitas logo kompetisi 13th UOB Painting of the Year terinspirasi oleh karya pemenang UOB Southeast Asian Painting of the Year 2022, Dystopia karya seniman Thailand Chomrawi Suksom.

Visual yang membentuk bola yang berkembang melambangkan dunia yang mengalami perubahan dan pembaruan konstan, yang diwakili oleh budaya dan identitas yang berbeda. Hal ini sejalan dengan komitmen jangka panjang Bank untuk terus berkembang dan tetap relevan, serta melakukan yang benar kepada masyarakat.

Sejalan dengan tujuan UOB untuk membangun masa depan ASEAN, kompetisi unggulan ini memperluas jangkauannya dan diluncurkan di Vietnam. “UOB Indonesia mengundang seniman untuk berpartisipasi dalam kompetisi 13th UOB Painting of the Year (Indonesia),” kata Maya.

Menurut dia, kompetisi ini terbuka bagi seluruh warga negara dan penduduk tetap di Indonesia. Karya seni dapat dikirimkan secara digital melalui UOBandArt.com. Pendaftaran dibuka mulai 4 Mei 2023 hingga 15 Agustus 2023.

Adapun juri dalam kompetisi 13th UOB POY (Indonesia) antara lain Melati Suryodarmo (Ketua Dewan Juri), seorang perupa pertunjukan dengan pengalaman 20 tahun dengan eksposur lokal dan internasional.

Kemudian, Dr Agung Hujatnika, Kurator Independen dan Dosen Institut Teknologi Bandung serta Heri Pemad, Creative Director, Sarinah Art District Jakarta, pendiri Art Bali dan Art Jog (Acara seni kontemporer Indonesia terbesar di ASEAN).

Maya menambahkan, dalam rangka mendukung aspirasi seni untuk Kategori Perupa Pendatang Baru, UOB Indonesia telah meningkatkan hadiah uang untuk pemenang Most Promising Artist of the Year sebesar Rp 55 juta. Rincian lebih lanjut dapat dilihat melalui UOBandArt.com.

Pemenang penghargaan 13th UOB POY (Indonesia) juga akan diumumkan pada acara penghargaan 10 Oktober 2023 dan akan bersaing dengan pemenang dari Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam untuk memperebutkan penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year yang akan diumumkan pada 8 November 2023 di Victoria Theatre Singapura.

“Selain hadiah uang tunai, satu pemenang dari lima negara pada tahun ini dapat berpartisipasi dalam program residensi selama satu bulan di Fukuoka Asian Art Museum, Jepang untuk mendorong mereka memperluas wawasan dengan mengeksplorasi seni dan budaya negara tuan rumah,” tambahnya.

UOB dan Seni

Keterlibatan UOB dalam dunia seni dimulai pada tahun 1970-an melalui koleksi lukisan karya seniman Singapura. Kini, Koleksi Seni UOB terdiri dari lebih dari 2.500 karya seni yang sebagian besar terdiri dari lukisan karya seniman Asia Tenggara yang masuk kategori established dan emerging.

UOB berperan aktif di masyarakat di ASEAN, terutama melalui komitmen jangka panjang terhadap pada dunia seni. Sebagai bagian dari ini, UOB selalu terdepan dalam sejumlah program seni visual, kemitraan serta inisiatif sosialisasi di seluruh wilayah.

Program seni andalan UOB adalah ajang UOB Painting of the Year yang dimulai pada tahun 1982. Ajang ini bertujuan memberi penghargaan kepada seniman dari Asia Tenggara dan juga memberi mereka kesempatan untuk memamerkan karya merekakepada masyarakat luas. Kompetisi diperluas ke Indonesia, Malaysia, Thailand, dan pada tahun 2023 di Vietnam.

Selama 41 tahun terakhir, ajang ini telah menumbuhkembangkan karier banyak seniman di Singapura. Di antaranya Goh Beng Kwan (pemenang tahun 1982) dan mendiang Anthony Poon (pemenang tahun 1983) serta Chua Ek Kay (pemenang tahun 1991) yang menerima Singapore Cultural Medallion, yakni penghargaan seni paling bergengsi di Singapura.

Ajang ini juga dimaksudkan untuk memberi penghargaan kepada seniman-seniman dari seluruh Asia Tenggara melalui penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year. Pemenang-pemenang sebelumnya antara lain Chomrawi Suksom dari Thailand tahun 2022, Saiful Razman dari Malaysia tahun 2021, Prabu Perdana dari Indonesia tahun 2020, Anagard dari Indonesia tahun 2019, Suvi Wahyudianto dari Indonesia tahun 2018, Sukit Choosri dari Thailand tahun 2017, Gatot Indrajati dari Indonesia tahun 2016, Anggar Prasetyo dari Indonesia tahun 2015, Antonius Subiyanto dari Indonesia pada tahun 2014 dan Stefanie Hauger dari Singapura pada tahun 2013.

Sebagai pengakuan atas komitmen jangka panjang UOB terhadap seni, UOB dianugerahi the National Arts Council’s Distinguished Patron of the Arts Award untuk tahun ke-18 berturut-turut pada tahun 2022.

UOB Indonesia merupakan anak perusahaan dari UOB, sebuah bank terkemuka di Asia dengan jaringan global yang terdiri dari lebih 500 kantor di 19 negara dan wilayah di Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika Utara. UOB Indonesia didirikan pada tahun 1956.

Jaringan layanan UOB Indonesia terdiri dari 130 kantor cabang dan 132 ATM PT Bank UOB Indonesia di 42 kota di 16 provinsi di Indonesia. Layanan perbankan UOB dapat dinikmati melalui jaringan ATM regional, ATM Prima, jaringan Bersama serta jaringan Visa.

UOB Indonesia berkomitmen menghadirkan produk berkualitas dan layanan prima bagi nasabah. UOB Indonesia menghadirkan beragam produk perbankan dan layanan, termasuk layanan keuangan pribadi, perbankan untuk dunia usaha, perbankan komersial, perbankan perusahaan, pasar global, serta pengelolaan investasi. UOB Indonesia mendapat predikat AAA (idn) dari Fitch Ratings.

UOB Indonesia memiliki basis nasabah ritel yang kuat melalui sejumlah produk tabungan, layanan hipotek serta kartu kredit. Layanan perbankan yang dihadirkan UOB Indonesia juga dapat diakses di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand melalui ratusan ATM UOB.

TMRW, yakni bank digital UOB yang telah memenangkan penghargaan, melayani generasi nasabah Indonesia yang melek digital dengan memberikan pengalaman perbankan yang lebih baik dan personal melalui penggunaan data dan umpan balik nasabah. Melalui TMRW, UOB berkomitmen membantu nasabah mencapai tujuan keuangan mereka dalam membangun hari esok yang lebih baik.

UOB Indonesia juga terus berupaya membantu perusahaan-perusahaan dengan rencana ekspansi mereka dan telah mendukung banyak perusahaan dari sejumlah industri seperti konstruksi, pertambangan, real estate dan sektor-sektor layanan yang berekspansi di Indonesia. (*)