Kisah Paguyuban Kalijawi, Rp 2.000 Sehari untuk Perubahan

Selama 20 bulan, Kalijawi telah berhasil menyelesaikan 165 rumah yang tidak layak huni.

Kisah Paguyuban Kalijawi, Rp 2.000 Sehari untuk Perubahan
Kegiatan komunitas Kalijawi dan komunitas lain yang memiliki konsens serupa dalam tata kota dan pelestarian lingkungan. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Dengan hanya Rp 2.000 per hari per anggota, Paguyuban Kalijawi, sebuah organisasi ibu-ibu di Yogyakarta, berhasil menata 15 kampung. Organisasi ini, yang terdiri dari 22 kelompok yang tinggal di bantaran Sungai Winongo dan Gajahwong, telah bekerja sama dengan Arkom Indonesia sejak tahun 2012.

"Kami menggunakan uang tabungan sebesar Rp 2.000 per hari per anggota untuk mendanai kegiatan ini," kata Ainun Murwani, salah seorang pengurus Kalijawi, Minggu (19/11/2023).

Selama 20 bulan, Kalijawi telah berhasil menyelesaikan 165 rumah yang tidak layak huni. "Kami juga telah membangun 4 Balai Warga (Balai Bambu), MCK Komunal di 3 kampung, dan melakukan perbaikan jalan gang," tambah Ainun.

Selain pembangunan fisik, Paguyuban Kalijawi juga berfokus pada peningkatan kapasitas anggotanya.

ARTIKEL LAINNYA: Kolaborasi Lintas Sektor Mampu Menangani Stunting di DIY

"Kami melakukan ini melalui berbagai pelatihan, termasuk Manajemen Keuangan Keluarga dan Organisasi, Kesehatan (akupresur dan pembuatan jamu), Media Audio-Visual, dan pelatihan bagi anggota Paguyuban untuk terus meng-update cara Pemetaan dan Perencanaan Kampung baik di dalam maupun di luar negeri," jelas Ainun.

Atiek Rochayati, salah seorang pengurus Kalijawi, menambahkan Program Perumahan Gotong Royong yang telah dilakukan Kalijawi sejak 2012 adalah inisiatif kolektif Ibu-ibu Kalijawi untuk berperan aktif dalam pembangunan kota.

"Program ini mencakup banyak aspek, termasuk pengelolaan sampah, air, energi, akses jalan, penggunaan material ramah lingkungan, dan isu-isu pelestarian dan darurat iklim," ungkap Atiek.

Saat ini, Paguyuban Kalijawi sudah berusia sebelas tahun. "Meskipun kami telah mencapai banyak hal, kami masih belum sepenuhnya menyelesaikan permasalahan anggota Paguyuban Kalijawi dan masyarakat di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) yang memiliki permasalahan yang sama," kata Atiek.

"Oleh karena itu, kami terus berusaha untuk menguatkan dan menajamkan mandat organisasi kami, dengan tujuan untuk menciptakan keharmonisan keluarga, keharmonisan alam semesta dan keharmonisan bernegara," tandasnya. (*)