Ketua Umum KOPI-JO Meninggal, Bupati Bantul Kirim Karangan Bunga
Almira menilai, Ketum adalah sosok pemimpin yang baik, santun dan memiliki semangat tinggi.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ketua umum Komunitas Pelopor Indonesia Majoe (KOPI-JO), Ferdy Sembiring SH, meninggal dunia di Medan Jumat (31/5/2024) siang dan dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park Karawang Jawa Barat, Senin (3/6/2024).
Berbagai ucapan bela sungkawa terus mengalir. Karangan bunga berdatangan ke rumah duka di Lembah Nyiur VII blok L.2/21-22, Pondok Kelapa, Duren Sawit Jakarta Timur. Tampak di antaranya dari Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih dan mantan bupati Drs HM Idham Samawi yang kini menjabat anggota DPR RI.
Ketua DPC KOPI-JO Kabupaten Bantul, Almira, mengaku terkejut, sedih dan berduka atas berpulangnya Ferdy Sembiring yang beberapa kali datang ke Bantul membahas program kegiatan. Termasuk beberapa waktu lalu sempat bertemu Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dan menyampaikan dukungannya maju kembali pada Pilkada 2024.
"Kami dari Bantul sangat berduka dan terkejut. Informasi yang kami dapatkan pada Jumat jam 12:00 itu Pak Ferdy berencana berangkat ke Jakarta dari Medan. Namun pukul 10:45, Tuhan berkehendak lain dan beliau meninggal di rumahnya yang di Medan," kata Almira melalui rilis yang dikirim ke redaksi koranbernas.id, Minggu (2/6/2024).
Dokumentasi saat Ketum KOPI-JO Ferdy Sembiring didampingi Ketua DPC Bantul, Almira, bertemu Bupati Bantul Abdul Halim Muslih. (istimewa)
Almira menilai, Ketum adalah sosok pemimpin yang baik, santun dan memiliki semangat tinggi melaksanakan berbagai program kegiatan. Juga selalu memberikan motivasi kepada anggota di seluruh pelosok Nusantara.
"Beliau aktif dan rutin berkunjung ke seluruh pelosok dan pasti mampir ke kepala daerah di mana beliau berkunjung. Termasuk saat di Bantul," katanya.
Sebagai tambahan informasi pada awal terbentuknya KOPI-JO adalah Komunitas Pilih Jokowi. Komunitas ini lahir sebelum Pilpres 2019 dan hingga kini terus bergerak untuk mengawal kebijaksanaan pemerintah demi kesejahteraan, kemakmuran, ketenteraman dan kemajuan ekonomi serta ketahanan sosial masyarakat di seluruh pelosok negeri.
"Sekarang namanya sudah berganti menjadi Komunitas Pelopor Indonesia Majoe," tambah Almira. (*)