Ketua TKD Prabowo Gibran DIY Menilai Prabowo Diserang Secara Personal Saat Debat Capres

Di dalam debat, saling serang itu diperbolehkan namun saling serang dalam hal gagasan, visi dan kebijakan.

Ketua TKD Prabowo Gibran DIY Menilai Prabowo Diserang Secara Personal Saat Debat Capres
Gandung Pardiman bersama Prabowo Subianto. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran DIY, Gandung Pardiman, menyatakan prihatin dengan debat capres, Minggu (7/1/2024) malam.

Debat lebih didominasi upaya menjatuhkan capres nomor urut 2 oleh dua capres lainnya dan tidak muncul debat adu gagasan dan visi misi serta kebijakan. Namun yang muncul upaya menjelek-jelekkan serta menjatuhkan bahkan terkesan terlalu menghina.

"Contohnya tatkala sesi bertanya pada capres no 3 pertanyaan capres no 1 tidak mengorek visi misi Pak Ganjar tetapi malah tanya berapa nilai Menhan dan dijawab 5. Kemudian Anies menjawab ketinggian dan mengatakan 11 dari 100. Ini kan berarti 1,1 lalu apa hubungan inti pertanyaan dengan tema debat tersebut," ungkap Gandung Pardiman, Selasa (9/01/2024), saat dimintai tanggapannya soal debat capres.

Lebih lanjut Gandung Pardiman menambahkan dalam debat tersebut terlihat sekali kebencian terhadap capres no 2 Prabowo Subianto dan terlalu tendensius.

ARTIKEL LAINNYA: Gandung Pardiman Bicara Debat Capres, Dua Paslon Terlihat Semangatnya Ingin Menjatuhkan

Seorang calon pemimpin bangsa dan negara atau presiden yang menempuh segala cara dan mengesampingkan etika dan norma seperti ini akan berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Kalau jadi presiden RI ini sangat berbahaya bagi kehidupan bermasyarat, berbangsa dan bernegara," tegas Gandung.

Menurut Gandung Pardiman yang juga anggota DPR RI ini, di dalam debat saling serang itu diperbolehkan namun saling serang dalam hal gagasan, visi dan kebijakan. Bukan saling serang secara personal untuk menjatuhkan lawan.

"Bagi saya debat capres kemarin memprihatinkan dan tidak edukatif karena banyak serangan yang bersifat personal.  Tidak tampak substansi dari visinya, yang mendominasi justru saling menyerang. Kalau saling meneyerang soal gagasan visi dan policy itu bagus.  Tapi, kalau  sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tentang hubungan internasional, mengenai geopolitik, pertahanan dan keamanan, ini jelas tidak mendidik," terangnya.

ARTIKEL LAINNYA: Hari Pencoblosan Kian Dekat, Waspadai Politik Uang

Gandung Pardiman memandang wajar jika Prabowo tidak berjabat tangan pada akhir debat. Sebab seharusnya Anies bisa bercermin diri, bagaimana Prabowo membantu Anies saat mau menjadi Gubernur DKI. Perjuangan Prabowo agar Anies menjadi Gubernur DKI sangat besar. Anies juga pernah menyatakan jika Prabowo maju lagi capres maka Anies tidak akan maju capres. Namun kenyataannya jauh dari apa yang diucapkan dulu.

"Ingat orang yang lupa dan tidak menghargai kebaikan orang hukumnya dosa besar, akan masuk katagori ahli neraka,” kata Gandung.

Beruntung, lanjut dia, Prabowo masih mampu menahan diri dan tidak mengungkap kondisi yang sejati tentang jati diri Anies. “Maka demi keselamatan bangsa dan negara kita bertekad bulat untuk memenangkan Pak Prabowo dan mengalahkan kedua capres tersebut. Bravo Pak Prabawo," tegas Gandung Pardiman.

Gandung Pardiman menegaskan seorang mantan Jenderal Kopassus, Menteri Pertahanan RI saja tidak dihormati oleh Anies dan Ganjar hanya karena menjadi kompetitor Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Apalagi rakyat kecil yang nanti suatu saat berbeda pandangan dengan mereka.

"Debat kemarin membuka mata rakyat bukan tentang siapa yang pantas memimpin Indonesia dan tentang siapa yang tidak pantas memimpin bangsa dan negara Indonesia yang tahu etika dan sopan santun ketimuran," kata Gandung Pardiman. (*)