Kesadaran Rapid Tes Antigen Cukup Tinggi

Kesadaran Rapid Tes Antigen Cukup Tinggi

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO –Kesadaran masyarakat Purworejo  untuk melakukan tracking mandiri untuk melawan Covid-19 nampaknya cukup tinggi. Berdasarkan data dari Indo Laboratorium (Indo Lab), pada awal pandemi Covid-19, masyarakat yang datang untuk tes rapid sebagai syarat melakukan perjalanan mencapai sebanyak 60 persen. Sedangkan yang melakukan tracking hanya sebesar 40 persen.

“Namun kondisi sekarang terbalik. Persentase masyarakat yang melakukan tracking sebesar 60 perse. Ssedangkan masyarakat yang melakukan perjalanan hanya sebesar 40 persen," jelas Sri Nuryati Pimpinan Indo Lab Purworejo, Rabu (20/1/2021).

Setiap hari, rata-rata setiap hari ada 50 warga yang melakukan  tes rapid antigen.  Bahkan pernah satu hari, lab tersebut melayani 300 warga untuk tes rapid.

Selain tes rapid antibodi dan antigen, lab itu juga menyediakan pemeriksaan lainnya untuk kesehatan, seperti melihat kelainan tumor, fungsi hati,  jantung dan lain sebagainya.  Setiap Rabu dan Kamis  terdapat konsultasi gratis untuk berbagai penyakit yang dilayani oleh dr. Lusi Estiana

"Beliau sudah pensiun dari puskesmas Kemiri dan pemilik Klinik Mentosaran Pituruh serta Ketua Persatuan klinik se Purworejo," paparnya.

Warga Kelurahan Baledono tersebut menambahkan klinik yang di kelolanya juga melayani pengecekan kesuburan untuk pasangan suami istri  dan kami juga melayani papsmir.

Klinik yang berdiri di Purworejo 3 tahun yang lalu itu memiliki motto membantu masyarakat dengan biaya terjangkau, siap melayani pasien di rumah tanpa biaya tambahan.

Masih menurut dia, untuk biaya tes rapid di Indo Lab sangat terjangkau yaitu tes rapid antibodi biaya sebesar Rp. 130.000 dan tes rapid antigen sebesar Rp 225.000.

"Seperti kami melayani pasien di dekat pantai Jati Malang, kami datangi  rumah pasien tersebut,  kami juga telah menjangkau pasien di Kecamatan Pituruh, Bruno dan lainnya," ujar dia.

Menurut Inung dalam pandemi Covid-19, pernah pihaknya menutup klinik Indo Lab. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

"Saya pernah tutup, tetapi ada pasien yang minta pertolongan, akhirnya saya layani 3 orang, akan tetapi yang datang menjadi 33 orang minta pelayanan tes rapid. Masyarakat berbondong-bondong untuk tes rapid, karena memiliki kesadaran yang baik untuk kesehatan," tandas Inung.

Anwar saat antri, seorang warga Kaliboto Kecamatan Bener, kepada koranbernas.id, Rabu (20/1/2021) mengatakan sedang menunggu antrian untuk melakukan tes rapid antigen untuk perjalanan ke Medan Sabtu (23/1/2021).

Berbeda dengan Imam yang beralamat di Desa Girimulyo Kecamatan Kemiri melakukan tes rapid antigen untuk keperluan kerja.

"Saya mendapat pekerjaan di peternakan ayam, syaratnya harus tes rapid antigen terlebih dahulu. Kalau hasilnya negatip saya langsung kerja, namun jika hasilnya positif Covid-19, maka saya harus isolasi mandiri," terang Imam.(*)