Kemah di Alam, Puas Belanja Kerajinan

Kemah di Alam, Puas Belanja Kerajinan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Bantul adalah surga wisata  dan belanja. Terdapat banyak pilihan destinasi wisata. Penggemar wisata alam bisa datang ke Kecamatan Dlingo. Lokasinya 12 kilometer arah timur dari pusat kota Bantul.

Dlingo mudah dijangkau melalui tiga akses jalan. Selain dari Kota Bantul ke arah Imogiri, wisatawan juga bisa melewati jalur Cina Mati yakni dari Kecamatan Pleret langsung ke Dlingo, atau melewati Jalan Wonosari, begitu sampai Patuk belok arah Terong.

Tidak perlu khawatir. Jalan menuju ke sana beraspal mulus, lebar serta memadai. Hanya saja perlu waspada dan hati-hati karena banyak tanjakan dan tikungan menuju Dlingo.

Saat pertama kali datang ke Dlingo dari arah Imogiri pengunjung disambut Rumah Hobbit di kawasan wisata Seribu Batu Songgo Langit. Lokasinya  di Jalan Hutan Pinus Sukorame Desa Mangunan.

Kawasan wisata alam ini menyimpan keindahan dan keasrian hutan pinus. Dengan sentuhan kreativitas tercipta tempat rekreasi yang menarik. Rumah Hobbit juga hasil dari ide dan kreativitas.

Penggemar film Lord of The Rings pasti tidak asing dengan hobbit, makhluk  mini atau kerdil salah satu tokoh film populer tersebut. Bentuk tubuhnya yang kecil, hobbit dikisahkan tinggal di rumah unik beratap rendah. Ternyata rumah hobbit tidak hanya ada di dunia imajinasi tetapi ada di dunia nyata.

Rumah Hobbit di kawasan wisata Seribu Batu Songgo Langit Desa Mangunan Dlingo Bantul. (istimewa)

“Ini salah satu yang bisa dinikmati wisatawan, Rumah Hobbit kami bangun  sejak tiga tahun silam. Kawasan wisata sekarang ini sudah buka setelah tutup karena Covid-19,” kata Purwo Harsono selaku pengelola  Taman Wisata Seribu Batu  kepada koranbernas.id, Senin (28/9/2020).

Spot ini merupakan duplikasi dari kawasan wisata yang di Selandia Baru. Buka mulai pukul 07:00 hingga 23:00. Tiket masuk dibanderol  Rp 3.000, parkir motor Rp 2.000 dan mobil Rp 10.000.

Selain Rumah Hobbit, kawasan ini memang dikonsep layaknya negeri dongeng. Banyak terdapat spot mengagumkan seperti alam cerita. Ada rumah seribu kayu, taman bunga Toempah  serta spot batu raksasa alami sehingga sangat menarik untuk swafoto. “Fasilitas kita yang terbaru adalah Glamcamp,” tambah Ipung,  panggilan akrabnya.

Glamcamp adalah tempat menginap yang dibangun di atas panggung permanen. Terdapat lima unit glamcamp saat ini masih tahap uji coba beroperasi dengan biaya menginap per glamcamp Rp 500 ribu bisa digunakan empat orang.

Dengan menginap di glamcamp kita bisa menyatu dengan alam, menikmati malam, tidur sembari melihat bintang dan rembulan. Sangat menakjubkan.

Fasilitas yang tersedia di kawasan Wisata Seribu Batu Songgo Langit tergolong lengkap dan sangat memadai. Lahan parkir luas, ada mushala, gazebo istirahat,  warung makan serta toilet yang nyaman. Bagi yang ingin mengadakan gathering, kelak saat pandemi berlalu, tersedia panggung besar dilengkapi bangku-bangku kayu.

Selesai berwisata dan menginap di kawasan seribu batu, tidak ada salahnya mencari oleh-oleh kerajinan kulit di sentra Manding. Lokasinya antara persimpangan Jalan Parangtritis Km 10 dengan Jalan DR Wahidin Sudirohudiso. Tempat ini sangat mudah dijangkau karena berada di tepi Jalan Parangtritis.

Begitu tiba di manding, kita akan melihat deretan show room yang jumlahnya sekitar 40-an menjual aneka produk kerajinan full kulit maupun kombinasi  bahan lain mulai sepatu, tas, jaket, sandal,  dompet, sabuk, gantungan kunci.

Setiap show room biasanya mempekerjakan beberapa  karyawan sehingga dapat melayani pembeli secara maksimal. Show room di kawasan Manding buka setiap hari mulai pagi hingga malam.

Karena jarak antar-show room berdekatan, maka Anda bisa mengunjungi semuanya cukup hanya berjalan kaki. “Saya melihat harga kerajinan di Manding ini murah dibanding tempat lain,” kata Fatimah, seorang pengunjung. Menurut perempuan asli Riau tersebut, barang-barangnya bagus dan berkualitas.

Berdirinya Desa Wisata Manding yang kini sangat terkenal itu diawali pada 1947. Mulanya hanya tiga orang perajin kulit. Mereka adalah karyawan perusahaan kulit yang memproduksi pakaian dan pelana. Kemudian ketiganya membuka usaha di Manding kemudian diikuti tetangga. Hingga kini jumlah perajin mencapai 100 orang lebih.

Jadi, bagi yang ingin mendapat oleh-oleh berkualitas dengan  harga bersaing, silakan datang ke Sentra Kerajinan Manding. (adv)