Kebumen Baru Mampu Mengelola Sebagian Kecil Sampah

Tonase sampah di Kebumen 700 ton per hari. Sampah yang bisa dikelola sekarang baru 100 ton.

Kebumen Baru Mampu Mengelola Sebagian Kecil Sampah
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol didampingi Bupati Kebumen Lilis Nuryani menyampaikan program kementerian terkait pengelolaan sampah di daerah. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Menteri Lingkungan Hidup merangkap Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan Kebumen baru mampu mengelola sebagian kecil sampah. Sebagian besar lainnya lepas.

Berdasarkan jumlah penduduk dan angka konversi sampah per kapita 0,5 - 0,6 kg sampah per hari, tonase sampah di Kebumen 700 ton per hari.

"Sampah yang bisa dikelola sekarang baru 100 ton," ujarnya ketika kunjungan kerja ke Kabupaten Kebumen, Sabtu (19/4/2025).

Dua lokasi yang dikunjungi Menteri Hanif bersama pejabat kementerian adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kaligending dan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Kelurahan Panjer.

Fokus utama

Hanif mengatakan, persoalan sampah menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk diatasi dengan baik. Presiden Prabowo Subianto menargetkan pada 2029 persoalan sampah di Indonesia harus sudah selesai ditangani atau dikelola dengan baik.

"Kepala daerah, gubernur, bupati dan walikota punya tanggung jawab atau kewenangan yang besar untuk pengelolaan sampah di wilayah masing-masing. Saya harap kerja samanya untuk menciptakan lingkungan yang bersih, zero sampah," ujarnya.

Dia mengapresiasi upaya Pemkab Kebumen mengelola sampah dan menghasilkan gas metana untuk penduduk, serta pemanfaatan sampah kering menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara atau (RDF).

Hal ini merupakan upaya positif yang harus didukung oleh pemerintah pusat. "Harus dikembangkan lagi," ujar Hanif Faisol.

Sangat seditkit

Dalam sehari TPA di Kaligending dan Semali mampu menghasilkan sampah 100 ton. Menurutnya, jika dilihat dari jumlah penduduk Kebumen 1,4 juta jiwa, maka sampah 100 ton per hari yang dihasilkan dan diolah dari dua TPA masih sangat sedikit.

"Angka konvensi rata-rata nasional dari jumlah jiwa ke sampah itu dikalikan 0,5 - 0,6. Kalau dikalikan 0,5 timbunan sampah yang dihasilkan di Kebumen 700 ton per hari. Kalau di dua TPA ini hanya mampu mendatangkan 100 ton per hari, berarti masih ada 600 ton sampah yang belum dikelola, masih lepas di luar," ungkapnya.

"Nah, ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena kalau sampah lepas begitu di masyarakat, maka akan menjadi sumber masalah baru bagi lingkungan," tambahnya.

Menurut dia, penanganan sampah dapat dibagi tiga segmen yaitu hulu, tengah dan hilir. Hulu terkait dengan sumber sampah, seperti rumah tangga dan produsen. Tengah berkaitan dengan proses pemilahan, pengolahan dan pengangkutan sampah.

Gas metana

Hilir adalah tahap akhir penanganan sampah, seperti pembuangan ke TPA atau pengolahan lebih lanjut. "Saya harap penanganan sampah di Kebumen semakin bagus, baik di hulu, tengah dan hilirnya," katanya.

Bupati Kebumen Lilis Nuryani mengatakan pemanfaatan gas metana sebagai pengganti elpiji di PA Semali tersalurkan ke 21 rumah dan di TPA Kaligending sudah tersalurkan untuk 57 rumah pengganti bahan bakar genset TPA dan sarana edukasi.

Sebagai bagian dari program rehabilitasi lingkungan dan kemandirian energi, telah ditanam pohon nyamplung sebanyak 500 batang di TPA Semali dan 100 batang di TPA Kaligending. (*)