Kasus Penyakit Malaria di DIY sudah Rendah

Kasus Penyakit Malaria di DIY sudah Rendah

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Malaria masih menjadi salah satu persoalan serius di Indonesia, termasuk Jawa-Bali. Kementerian Kesehatan (kemenkes) RI mencatat, sebanyak 304.607 kasus ditemukan di Indonesia pada 2021 lalu.

"Kemenkes mentargetkan penuntasan malaria di Jawa dan Bali pada 2023," ujar Primus Radixto P dari Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, dalam diskusi "Menuju DIY Eliminasi Malaria" di Yogyakarta, pekan lalu.

Menurut Primus, upaya penuntasan kasus malaria tersebut mendukung upaya Kemenkes untuk bebas malaria pada 2030 mendatang. Berbagai program dilaksanakan untuk mengurangi daerah-daerah endemik malaria.

Namun sejumlah persoalan mengakibatkan kasus malaria masih terus bermunculan. Di antaranya pasien malaria yang datang dari daerah endemi menularkan penyakit tersebut ke daerah lain.

"Ada juga kasus [malaria] yang muncul karena tidak minum obat secara tuntas sehingga kambuh," jelasnya.

Di DIY, lanjut Primus, upaya pengentasan kasus malaria sebenarnya sudah berhasil dilaksanakan di tiga kabupaten/kota seperti Bantul, Sleman, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta sejak beberapa tahun terakhir. Sedangkan Kulonprogo berhasil menuntaskan kasus malaria pada Mei 2022 lalu.

"Di DIY, kasus [malaria] sudah kecil, pada 2022 lalu angka malaria hanya 118 kasus, yang tertinggi di Kulonprgo," jelasnya.

Sementara anggota Komisi D DPRD DIY, Umaruddin Masdar mengungkapkan, Pemda DIY harus memastikan adanya anggaran untuk mengatasi masalah kesehatan di daerah ini, termasuk untuk kasus malaria. APBD minimal 10 persen perlu disediakan untuk penanganan berbagai persoalan kesehatan.

"Masalah kesehatan harus jadi fokus, karena bila tidak maka kualitas hidup turun. Produktivtas juga turun bila masalah kesehatan tidak tertangani," imbuhnya. (*)