Berwisata Sehat Bisa dengan Memburu Tanaman Herbal

Berwisata Sehat Bisa dengan Memburu Tanaman Herbal

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Pandemi Covid-19 sudah melewati masa dua tahun, sejak menerjang Indonesia tak terkecuali di DIY. Meski pandemi belum juga usai, mobilitas masyarakat untuk berwisata ke Yogyakarta kembali naik.

Kondisi ini dorongan untuk berwisata secara sehat juga ikut menggema di tengah pandemi. Salah satunya Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM yang awal tahun ini mengembangkan layanan medical tourism atau layanan kesehatan/ medis yang memanfaatkan destinasi pariwisata sekitar untuk terapi, healing, dan lain sebagainya.

Komunitas pemerhati herbal pun terus menyerukan wisata sehat dengan jelajah alam seperti di perbukitan Turgo di Sleman atau Menoreh di Kulon Progo. Wisatawan bisa mempelajari dan memanfaatkan berbagai tanaman obat yang ada di alam.

“Salah satu kebiasaan baru yang bisa dilakukan untuk melawan pandemi ini dengan meningkatkan sistem imunitas tubuh, salah satunya melalui tanaman obat,” kata pemerhati yang juga pakar herbal dari startup Widya Herbal, Natalia dalam diskusi virtual Dua Tahun Penanganan Pandemi Covid-19, Senin (7/3/2022).

Menurut Natalia, untuk meningkatkan sistem imun tubuh ini tanaman obat perlu diolah menjadi obat herbal yang terstandarisasi dan memiliki sertifikasi serta izin sesuai dengan aturan yang berlaku. Tercatat ada banyak jenis herbal bermanfaat dan mudah didapatkan masyarakat.

“Misalnya saja tanaman kunyit yang bersifat anti oksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas selain memiliki sifat anti inflamasi untuk mengatasi peradangan,” jelasnya.

Selain itu pula jahe merah yang memiliki kandungan tonikum untuk memperbaiki sel otot. Sedangkan Jahe Putih memiliki senyawa gingerol untuk anti inflamasi atau radang flu. Temulawa juga mengandung curcumin dan minyak atsiri yang berkhasiat anti peradangan.

“Masyarakat juga bisa memanfaatkan kencur yang selain mengandung senyawa anti oksidan juga bisa sebagai pereda batuk dan meningkatkan energi tubuh,” katanya.

Sementara pakar tanaman obat yang juga dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Djoko Santoso mengungkapkan, kawasan Turgo yang berada di kaki Gunung Merapi bisa jadi pilihan jelajah alam sembari belajar tanaman obat ini.

Kawasan itu tak hanya menyajikan landscape perbukitan hijau yang indah dan sejuk. Di balik keindahan alam dataran tinggi itu, ternyata terdapat bermacam tanaman herbal yang berkhasiat tinggi untuk kesehatan tubuh.

“Ada berbagai jenis tanaman obat yang terdapat di dalam Kawasan Turgo. Di Bukit Turgo warga atau wisatawan bisa menemukan tanaman obat seperti Sidaguri (Sida retusa-red) yang berkhasiat sebagai antirematik dan antiasam urat. Kekhasan Sidaguri ini yakni pada bagian tepi-tepi daun terbelahnya,” jelasnya.

Djoko menambahkan, di kawasan Turgo yang dingin itu juga terdapat tanaman Seleguri (Sida rhombifolia) yang secara sekilas mirip dengan Sidaguri. Yang membedakannya daun yang berbentuk belah ketupat.

Turgo juga menyimpan tanaman berkhasiat obat yang memiliki bunga dengan warna cantik, seperti bunga sapa (Impatiens platypetala) yang kaya akan antioksidan.

“Tingginya aktivitas antioksidan ini dapat membantu mencegah berbagai macam penyakit, seperti kanker,” ujarnya.

Pemerhati herbal lain, Aries Ikawati Arifah menuturkan perlunya mengedukasi masyarakat agar bisa memenangkan pertempuran melawan pandemi ini melalui tinjauan kesehatan dan juga sosial budaya.

“Perlu langkah terintegrasi untuk mengatasi pandemi ini, seperti layanan one stop solution terkait kesehatan, herbal dan teknologi untuk penerapannya,” kata Aries dari Widya Herbal Indonesia itu.

Aries menuturkan pihaknya menekankan upaya dalam mengintegrasikan warisan budaya nusantara dengan advanced technology sehingga menciptakan produk berdaya guna tinggi. Diantaranya dengan fitur canggih Artificial Intelligence (AI) scan lidah untuk mendeteksi gejala pasien.

“Kami juga mengembangkan telemedicine untuk berkonsultasi gratis dengan dokter tersertifikasi herbal dan peresepan obat herbal menuju personalized medicine dengan melihat kebutuhan spesifik konsumen,” paparnya. (*)