Kampus Ini Tak Ingin Mahasiswanya Jadi Robot

Kampus Ini Tak Ingin Mahasiswanya Jadi Robot

KORANBERNAS.ID – Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Noor Cholis Idham Ph D IAI, menyatakan era era baru yang disebut zaman ke-4 setelah revolusi industri 4.0 mampu merubah tatanan dengan sangat cepat.

Inilah yang disebut era disrupsi. Mau atau tidak, suka atau tidak, zaman telah berganti dan cara hidup juga harus berganti termasuk dunia arsitektur dan industri konstruksi.

Namun demikian, di tengah kemajuan pesat teknologi digital dia tidak ingin mahasiswanya kehilangan daya kreativitas. “Human creativity, kemampuan untuk menciptakan karya pada dasarnya tidak bisa digantikan oleh robot,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela Seminar Internasional Eduarchsia-Senvar 2019, Rabu (25/9/2019), di Kampus UII Jalan Kaliurang.

Dia menegaskan perguruan tinggi ini tidak akan mendidik mahasiswa menjadi robot. Artinya, kemajuan teknologi digital harus diimbangi dengan kompetensi dan kreativitas.

Meski robot sudah banyak menggantikan tenaga manusia, termasuk di bidang konstruksi, namun faktanya peralatan tradisional cangkul tetap dipakai serta tidak bisa ditinggalkan.

Dia mengakui, arsitektur, teknik dan industri konstruksi saat ini sedang menghadapi perubahan mendasar karena munculnya digitalisasi.

Pada saat yang sama, masih banyak yang bergantung pada metode dan teknologi lama yang mungkin saja akan segera punah diganti dengan yang baru.

Menurut dia, arsitektur dan arsitek di Indonesia tidak kalah dari negara lain, bahkan tidak mustahil tampil sebagai pemimpin di masa depan dengan prinsip-prinsip arsitektur ramah lingkungan yang mengikuti kecanggihan teknologi informasi.

Ketua Jurusan Arsitektur UII Yogyakarta Noor Cholis Idham Ph D IAI (kanan) menyampaikan keterangan pers, didampingi ketua panitia seminar. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Ketua panitia seminar menambahkan, Eduarchsia pertama kali diadakan pada tahun 2017 yang dihadiri para pakar dari Jerman, Korea, Turki dan Indonesia.

Tahun ini Jurusan Arsitektur kembali menggelar Eduarchsia ke-2 dengan menggandeng komunitas pemerhati lingkungan berkelanjutan Senvar.

Seminar yang dibuka Rektor UII Fathul Wahid ini dihadiri pembicara utama Prof Dr Nicole Uhrig (Anhalt University of Applied Science Germany), Prof Dr Yahaya Ahmad (University of Malaysia), Prof Paramitha Atmodiwirjo PhD (Universitas Indonesia),  Assoc Prof Dr Eka Setiadi (American University of Ras Khaimah United Emirate Arab) dan Assoc Prof Dr Sugini (Universitas Islam Indonesia).

Seminar yang diikuti lebih dari 100 pemateri dan peserta berlangsung dua hari Rabu dan Kamis (25-26/9/2019).

Selain itu, juga terdapat agenda tambahan berupa workshop BIM (Building Information Modelling) dari BIM-Coe UII, Workshop Pendidikan Profesi Arsitek dan workshop Senvar.

“Seminar dua tahunan ini telah menjadi agenda tetap Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia yang berkomitmen memajukan dunia arsitektur dan pendidikan di Indonesia,” kata dia.

Para pakar akan terus dihadirkan dan diskursi-diskursi yang up to date diharapkan terus mengalir dari event ini.

Ke depan UII akan menjalin kerja sama dengan Turki sekaligus bertepatan dengan peringatan 100 tahun Republik Turki.

Secara politik dan sejarah keberadaan Yogyakarta tidak bisa dilepaskan dari Turki Utsmani. “Tapi kita tidak bicara politik,” tegasnya. (sol)