Jogja dan Jabar Sepakat Hidupkan Budi Pekerti Sejak Dini

Jogja dan Jabar Sepakat Hidupkan Budi Pekerti Sejak Dini

KORANBERNAS ID,SLEMAN -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Rabu (1/12/2021) malam di Rama Shinta Garden Resto, Prambanan, Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut kedua kepala daerah sepakat menanamkan kembali nilai-nilai budi pekerti yang luntur oleh kepentingan.

Kang Emil (panggilan akrab Ridwan Kamil-red) berkeluh, saat ini begitu mudahnya masyarakat bertengkar, membesar-besarkan perbedaan yang kecil. Sudah waktunya semua menarasikan sebuah semangat persatuan yang mudah diucapkan tapi susah dilaksanakan.

"Sebagai anak bangsa, saat ini melihat Indonesia mudah sekali bertengkar. Beda Pilpres, lahirlah Cebong Kampret dan Kadrun hari ini. Pak Prabowonya sudah bersatu dengan Pak Jokowi tapi yang di bawah tidak bisa move on. Beda klub sepakbola saja, 40 anak muda Indonesia meninggal sia-sia karena fanatisme berlebihan," kata Ridwan Kamil.

Indonesia tidak boleh seperti negara di Timur Tengah yang hancur karena perbedaan-perbedaan. Waktu proklamasi semua sudah sepakat dengan empat pilar bangsa yaitu Pancasila undang-undang dasar, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika yang sampai kapanpun harus dijaga.

"Dengan kerjasama yang dimulai dua provinsi ini diharapkan dapat membangun narasi-narasi persatuan. Narasi itu antara lain bahwa simbol jawa sunda, jawa barat dan jogja menjadi penyejuk di situasi negeri yang kadang-kadang agak panas, agak bising oleh hal-hal yang membesar besarkan perbedaan, mudah-mudahan seperti itu. Jangan sampai anak-anak kita terkenal di dunia sebagai netizen paling julid se asia pasifik," lanjutnya.

Emil melanjutkan, Dimulai dari dua provinsi ini budi pekerti paling sederhana perlu dihidupkan lagi, saat ini begitu susahnya untuk meminta maaf jika salah, berkata tolong jika membutuhkan bantuan dan mengucap terimakasih jika diberi kemudahan.

"Saya mengapresiasi, mewakili masyarakat jawa barat di jaman sri sultan lah penguatan sinergi-sinergi budaya sunda ini mewujud konkret. Di jogja ada jalan siliwangi dan jalan padjajaran, di Bandung dekat Gedung Sate ada Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk," kata Emil.

Pada kesempatan ini, Kang Emil mengundang Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas untuk suatu saat datang ke Tanah Priyangan, Bandung. Orang nomor satu di Jawa Barat ini menceritakan bahwa ada restoran favorit Sultan dan GKR Hemas di daerah Jalan Sunda, Bandung.

"Gusti Kanjeng Ratu hemas ini dulu ikut orang tua di Bandung, kemudian ada jejaka [Sultan] yang menaksirnya jauh-jauh datang ke Bandung dan pacarannya keliling naik Vespa. Lalu makan ayam di Panaitan, jadi beliau-beliau kalau ke Bandung pasti ritualnya belok makan ayam panaitan di daerah Jalan Sunda Bandung," terang Emil.

Sementara itu, Sri Sultan Hamengku Buwono X menambahkan antara Yogyakarta dan Bandung ini pernah punya sejarah yang di dalam narasi sejarah, manuscript dan sebagainya tidak pernah ada kalimat yg mengatakan bahwa perang bubat itu ada.

"Berarti mungkin itu versi belanda saja, kira-kira kan gitu tapi dalam narasi sejarah manuscript Indonesia kan ga ada, mungkin juga gak pernah ada makanya bagi saya apapun yg terjadi itu sudah 700 tahun silam, kan gak ada urusannya dengan kita sebagai bangsa," terangnya.

"Jadi bagi saya, kerjasama antarprovinsi itu jadi penting, kitapun se-jawa juga ada, setiap tahun kita juga selalu bertemu, tapi kan kebutuhan antar provinsi itu juga ada. Belum tentu dalam konteks sejawa itu prioritasnya sama, tapi kalau dari dua wilayah mungkin yang diutamakan kan yang memang dianggap penting," tandasnya.(*)