Jangan Anggap Sepele Diabetes, Hindari Makan Kekenyangan
KORANBERNAS.ID -- Doktor dr H Probosuseno SpPD Ger (K) mengingatkan siapa pun jangan menganggap sepele penyakit tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi maupun diabetes.
Komplikasi penyakit itu bisa menjalar ke mana-mana antara lain penderita mengalami stroke dan cacat seumur hidup.
"Ada pasien yang berbulan bahkan bertahun-tahun hanya tergolek di atas tempat tidur tanpa bisa apa-apa sampai sebagian tubuhnya membusuk," kata dia, Rabu (27/11/2019), di depan kelompok lansia Ceria Terban RW 2 Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.
Seraya memperlihatkan visual yang memprihatinkan itu, dia menyampaikan selain sangat menderita juga perlu biaya sangat mahal.
“Tidak bisa menikmati makanan seperti aslinya, karena sudah diubah menjadi infus yang harganya bisa jutaan rupiah,” ungkapnya.
Menurut dia, kondisi seperti itu dapat menimpa siapa saja mulai dari rakyat biasa, pejabat tinggi, jenderal maupun cerdik pandai.
Rata-rata penderita hidupnya memprihatinkan, tidak bisa mandiri karena segala sesuatu harus dibantu orang lain. Mulai dari membersihkan diri, makan disuapi, berpakaian harus dibantu, mau bangun pun tak mampu.
Bahkan urusan buang air kecil dan besar harus dibantu orang lain. Dan itu butuh biaya mulai dari jutaan, puluhan, ratusan juta bahkan miliaran rupiah.
Menurut dia, komplikasi diabetes bisa mengakibatkan stroke, jantung, ginjal. “Kalau tidak segera ditangani dalam hitungan jam bahkan bisa berakhir kematian,” tambahnya.
Gambar cara menepukkan tangan dengan membenturkan jari dengan jari kuat-kuat sampai telapak tangan berwarna merah, dianjurkan kala senggang. (arie giyarto/koranbernas.id)
Lansia sehat
Karenanya ahli penyakit dalam dan gerontologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta itu menyarankan agar menjadi lansia sehat.
Upaya itu tidak bisa dilakukan secara instan tetapi harus diawali dengan perilaku hidup sehat sejak jauh hari. Antara lain menghindari stres, marah dan rasa iri yang sangat merugikan kesehatan.
Disarankan agar selalu bersyukur kepada Allah SWT karena dikaruniai kesehatan di usia lanjut.
"Jalani hidup ini dengan gembira dan penuh rasa syukur. Selain berusaha secara fisik, juga jangan lupa memohon pada Allah agar dikaruniai kesehatan yang menjadi masalah utama bagi siapa pun terutama di usia senja," kata Probo.
Dia juga mengingatkan untuk menghindari makan kekenyangan. Inilah pemicu munculnya segala penyakit. Hindari pula alkohol dan rokok.
Selain itu, asupan makanan juga perlu seimbang, dengan lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sampai setengah piring setiap makan.
Tambahkan seperempat piring lauk dan kurangi nasi atau karbohidrat hanya seperempat piring saja. Lombok, tomat, bawang bagus untuk kesehatan otak. Kecipir, wortel, kangkung dan sayuran hijau lainnya sangat dianjurkan.
Tidak menutup keinginan mengkonsumsi sate tapi terbatas jumlahnya hanya untuk memenuhi keinginan saja seminggu sekali atau bahkan lebih.
Periksa kesehatan rutin sangat dianjurkan serta patuhi nasihat dokter. Demikian pula mengembangkan hobi seperti menyanyi, berkebun sangat dianjurkan.
Olahraga rutin sesuai usia mutlak perlu guna mencegah berbagai penyakit degeneratif. Suka menolong orang, berinfak, bersedekah dengan ikhlas ternyata membuat orang jarang sakit.
Aktif di lingkungan sosial kemasyarakatan akan membantu kesehatan. "Gemar membaca, menulis, mendengarkan serta menyebarkan ilmunya juga sangat dianjurkan untuk mencegah kepikunan," kata dia.
Dr dr H Probosuseno SpPD Ger (K). (arie giyarto/koranbernas.id)
Menurut dokter Probo, tubuh ini perlu cukup istirahat serta perlu minum 30 cc kali berat badan per hari. Ukuran ini bukan sama dalam takaran gelas karena setiap orang punya kebutuhan berbeda.
Suplai air sangat penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh antara lain otak yang digambarkan sebagai tahu rebus.
Otak sebagai sentral penggerak tubuh tidak bisa dicangkok. “Jantung masih bisa dilakukan cangkok, meskipun bilamana jantung berhenti kehidupan seseorang pun berakhir,” ucap dia.
Pohon pisang
Mengawali ceramah di Rumah Sehat Lansia yang secara operasional di bawah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Probo mengajak untuk memilih falsafah hidupnya seperti pohon pisang.
Meski beberapa kali ditebang sebelum berbuah, pohon pisang tetap hidup. Tetapi begitu berbuah kemudian ditebang, dia akan mati disusul tumbuhnya anakan sebagai penerus menjalani siklus kehidupan yang sama.
Pisang selain bermakna juga bermanfaat dan banyak gunanya. Dia mengajak siapa pun agar sepanjang hidup bisa memberi manfaat kepada orang lain. (sol)