Jalinan Kasih Hoki Group Property: Sentuhan Empati, dan Pemberdayaan Perempuan di BPRSW DIY

Sebagai sesama perempuan, Tri Yusgiyanti terpanggil untuk terlibat dalam pendampingan konseling individu melalui audiensi langsung kepada PPKS yang mengalami disfungsi sosial. Proses ini diharapkan dapat membantu menumbuhkan semangat dan motivasi mereka

Jalinan Kasih Hoki Group Property: Sentuhan Empati, dan Pemberdayaan Perempuan di BPRSW DIY
Tri Yusgiyanti bercengkerama dengan para perempuan warga BPRSW DIY. (istimewa)

KORANBERNAS.DI, YOGYAKARTA--Program Jalinan Kasih Hoki Group Property kembali hadir pada bulan Februari 2025. Pada Sabtu, 15 Februari 2025, program sosial ini menyambangi Balai Perlindungan Rehabilitasi Sosial Wanita (BPRSW) Dinas Sosial DIY, mengusung tema “Berjuang Menjadi Wanita Tangguh” sebagai bagian dari kampanye "Women Support Women".

BPRSW merupakan unit pelaksana teknis Dinas Sosial DIY yang berperan sebagai lembaga pelayanan masyarakat, memberikan perlindungan, pelayanan, dan rehabilitasi sosial bagi perempuan.

Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Owner Hoki Group Property, Tri Yusgiyanti, bersama beberapa perwakilan manajer, dan disambut oleh perwakilan BPRSW Dinas Sosial DIY, Ibnu Sholeh, SIP, selaku Kepala Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial. Ikut mendampingi Sumarmiyati, S.Psi selaku Penelaah Teknis Kebijakan, serta 36 warga Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Pada kesempatan tersebut, Hoki Group Property memberikan paket suvenir dan makan siang kepada seluruh PPKS.

Ibnu menyampaikan apresiasi atas kepedulian Hoki Group Property melalui program Jalinan Kasih. 

“Kunjungan ini sangat strategis, inspiratif, dan produktif bagi seluruh elemen di BPRSW, baik kami selaku pengurus maupun teman-teman PPKS. Adanya komitmen dari kelompok masyarakat, dalam hal ini perusahaan swasta, yang membuka diri untuk menjalin pemberdayaan dari kami, para PPKS, adalah hal yang luar biasa,” ujarnya.

Dikatakan, BPRSW Yogyakarta merupakan unit pelaksana teknis Dinas Sosial DIY yang memberikan perlindungan, pelayanan, dan rehabilitasi sosial bagi wanita dengan masalah sosial. Lembaga ini bertujuan untuk mengembalikan harga diri, kepercayaan diri, tanggung jawab sosial, serta kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan fungsi sosial secara mandiri dalam masyarakat, serta mengembangkan potensi warga binaan untuk hidup produktif.

Berbagai masalah sosial yang dihadapi wanita seperti masalah sosial ekonomi, korban perceraian orang tua, mantan pekerja seks komersial (PSK), putus sekolah, korban kekerasan dalam rumah tangga, dan korban kehamilan di luar nikah. 

Kantor Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita Dinas Sosial DIY. (istimewa)

Di balai rehabilitasi sosial ini, para korban akan mendapatkan rehabilitasi, perawatan, bimbingan, dan pelayanan untuk membantu mereka pulih dari masalah yang dialami. Beberapa model rehabilitasi yang dilaksanakan antara lain bimbingan fisik, mental, sosial, dan keterampilan.

Sebagai sesama perempuan, Tri Yusgiyanti merasa terpanggil untuk terlibat dalam pendampingan konseling individu melalui audiensi langsung kepada PPKS yang mengalami disfungsi sosial. Proses ini diharapkan dapat membantu menumbuhkan semangat dan motivasi mereka. 

Dengan pendampingan, diharapkan mereka dapat mengatasi masalah yang dihadapi dan menyusun target ke depan yang dapat menunjang kehidupan mereka ketika kembali ke masyarakat.

“Dukungan sesama perempuan bukan sekadar retorika. Sebuah support system yang akan mampu menjadi pondasi mental untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan,” kata Tri Yusgiyanti.

Dengan saling mengangkat, mendorong, dan membantu satu sama lain untuk melewati tantangan, yang bermuara pada keniscayaan meraih kesuksesan. Dalam kerja sama yang erat, perempuan akan mampu merajut jaringan yang kuat di seluruh lapisan masyarakat. Melalui jaringan ini, perempuan dapat saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya yang saling menguntungkan. 

Dengan bersatu dalam solidaritas satu sama lain, kata Tri, perempuan dapat membuka jalan kembali menuju masyarakat yang lebih inklusif. 

“Saya ingin kampanye women support women bukan hanya sekadar slogan,” tandasnya.

Sebagai upaya nyata, Hoki Group Property juga membuka kerja sama, khususnya dalam pemberdayaan perempuan dari BPRSW. 

“Kami membuka diri bagi mereka PPKS yang punya potensi, bisa diberdayakan sebagai trainer atau magang di perusahaan kami, bahkan terbuka peluang untuk bisa bergabung dalam keluarga besar Hoki Group Property. Tentunya mereka yang sudah memiliki kompetensi dan tentu saja melalui rekomendasi dari BPRSW Dinas Sosial DIY,” pungkas Tri Yusgiyanti dengan semangat. (*)