Investor Pasar Modal Tumbuh 87,59 Persen

Investor Pasar Modal Tumbuh 87,59 Persen

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menyampaikan, kemajuan teknologi dan informasi sangat berperan terhadap perkembangan pasar modal Indonesia. Dengan adanya kemajuan teknologi sekaligus informasi, peningkatan kesadaran, literasi dan inklusi pasar modal kepada masyarakat Indonesia menjadi lebih mudah, murah serta transparan bahkan kredibel.

Berdasarkan data BEI dari Januari sampai November 2021, dari sisi edukasi, terdapat 6.571 aktivitas edukasi yang telah dijalankan, dengan jumlah peserta lebih dari satu juta orang.

“Dari total tersebut, 88 persen atau sekitar 5.000 aktivitas edukasi memanfaatkan sarana digital dengan jumah peserta lebih dari 950 ribu orang,” ujar Inarno, Kamis (16/12/2021).

Data KSEI per 10 Desember 2021 mencatat sepanjang tahun ini jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 7.279.980 single investor identification (SID) atau tumbuh 87,59 persen dibandingkan pencapaian di akhir tahun 2020 sebesar 3.880.753 SID. Sedangkan jumlah investor saham telah mencapai 3.375.221 SID atau naik 99,09 persen dari jumlah 1.695.268 SID pada akhir tahun lalu.

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi menambahkan, BEI mengenalkan pesan edukasi pasar modal “Paham, Punya, dan Pantau” untuk mengedukasi masyarakat secara luas tentang cara investasi yang benar. Pesan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat tentang cara investasi yang benar seiring dengan peningkatan signifikan dari jumlah investor baru pasar modal Indonesia.

Pesan Paham, Punya, dan Pantau, kata Hasan, masing- masing memiliki muatan cara-cara berinvestasi yang dapat menjadi pedoman bagi calon investor ketika memulai berinvestasi di pasar modal Indonesia.

“Paham dalam berinvestasi itu harus menggunakan dana lebih, paham kesesuaian profil risiko produk investasi dengan profil risiko dari masing-masing investor, dan paham tujuan investasinya,” ujarnya.

Pesan Punya dimaksudkan bahwa, memiliki (punya) produk investasi saat ini sudah lebih mudah serta murah. Namun investor tetap perlu berlatih untuk melakukan diversifikasi agar pertumbuhan portofolio investasinya dapat lebih stabil dan terjaga.

Melalui pesan Pantau, lanjut Hasan, investor perlu untuk memantau secara berkala portofolio investasinya, baik dari sisi pergerakan harganya maupun kinerja perusahaannya, serta update dengan berita dan informasi terkait produk investasinya agar meningkatkan pengetahuan sekaligus menambah pertimbangan dalam investasinya.

Selain itu, kata Hasan, demi semakin memudahkan investor pemula maupun calon investor juga perlu memahami berbagai hal terkait pasar modal Indonesia, BEI menyediakan wadah pembelajaran yang bernama halaman InvestHub di situs web BEI www.idx.co.id.

InvestHub, kata Hasan, memuat informasi, mulai dari tata cara pembukaan rekening efek, definisi dari ragam instrumen investasi di pasar modal Indonesia, serta informasi lain yang dapat menjadi bekal investor pemula maupun calon investor sebelum berinvestasi.

Penghargaan Galeri Investasi

Sejak pertama kali diresmikan pada 2010 silam dengan nama awal adalah Pojok Bursa, per 3 Desember 2021, BEI telah memiliki 574 Gerai Investasi (GI) BEI yang tersebar di seluruh Indonesia. Peran GI BEI sebagai salah satu ujung tombak pengembangan pasar modal membuat masyarakat menjadi lebih mudah, inklusif, dan intens dalam mendapatkan informasi melalui sosialisasi serta edukasi yang dilaksanakan oleh BEI.

BEI rutin melakukan pemantauan terhadap keaktifan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh masing- masing GI BEI. Evaluasi ini menjadi poin krusial agar masyarakat memperoleh pelayanan optimal ketika membutuhkan informasi pasar modal melalui GI BEI.

“Sebagai bentuk apresiasi bagi GI BEI teraktif dan AB Mitra pendamping GI dengan kinerja terbaik, maka pada tahun ini diselenggarakan kembali Penghargaan GI BEI yang merupakan tahun ke sebelas penyelenggaraan acara ini,” terang Inarno.

Kategori pertama adalah Kategori GI BEI Teraktif berdasarkan Penambahan Jumlah Rekening Efek di periode penilaian Oktober 2020 - September 2021, dimenangkan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan jumlah pertumbuhan rekening efek baru sebanyak 2.330 SID. Disusul oleh UIN Raden Mas Said Surakarta di posisi kedua dengan 1.115 SID, dan Universitas Islam Malang di posisi ketiga dengan 877 SID baru.

Kategori kedua, yaitu GI BEI Teraktif berdasarkan Nilai Transaksi yang dimenangkan oleh Politeknik Bisnis dan Pasar Modal (BCM College) dengan nilai transaksi Rp 1.588.815.197.061. STIE Trisakti (Trisakti School of Management) di posisi kedua dengan nilai transaksi Rp1.375.943.268.141 dan Universitas Ciputra di posisi ketiga dengan nilai transaksi Rp515.892.333.099.

Kategori GI BEI Teraktif berdasarkan Aktivitas Edukasi dan Pemerataan Informasi merupakan kategori ketiga dan dimenangkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan total angka yang diraih adalah 448,98 poin. Pemenang kedua adalah FEB Islam UIN Sunan Ampel Surabaya dengan total angka sebesar 432,53 poin, dan Universitas Palangka Raya sebagai pemenang ketiga untuk kategori ini dengan total angka sebesar 431,45 poin.

Kategori ke empat, GI BEI Teraktif berdasarkan Pengembangan dan Inovasi Kegiatan yang dimenangkan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan inovasi berupa Penciptaan Inklusi Massal Melalui Program Vaksinasi Dosis 1 di Purwokerto, diikuti oleh 628 peserta. Pemenang kedua adalah Universitas Ma Chung dan pemenang ketiga adalah Universitas Palangka Raya.

Dalam kesempatan terpisah, Irfan Noor Riza, Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Yogyakarta, sangat mengapresiasi dan mengatakan bahwa penghargaan yang diraih oleh 2 (dua) GI BEI binaan di area kerjanya , yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Ini menandakan bahwa semakin banyak masyarakat di daerah yang mulai melek investasi khususnya di pasar modal.

“Data kami menunjukkan adanya lonjakan pertumbuhan jumlah investor baru di DIY dalam 2 tahun terakhir. Walau masih diliputi masa pandemi, minat masyarakat DIY untuk berinvestasi di pasar modal semakin membaik. Tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya, kami mencatat rata-rata pertumbuhan investor perbulan hanya sekitar 500-an investor baru di DIY. Namun selama 2 tahun ini, rata-rata pertumbuhan investor per bulan ada 3000-an. Bahkan pada Januari 2021 lalu, penambahan jumlah investor baru mencapai hampir 6.500 orang, dengan jumlah total transaksi dari Januari hingga November 2021 berhasil dibukukan mencapai Rp 58,3 triliun,” ujar Irfan.

Katalis ekonomi kini sedang menunjukkan tren tumbuh positif. Hal ini tentunya menjadi sentimen yang baik untuk pertumbuhan investasi di pasar modal Indonesia.

“Pandemi Covid-19 ini membuat masyarakat tersadar akan arti pentingnya berinvestasi khususnya di pasar modal Indonesia. Masyarakat mempunyai banyak waktu untuk lebih mengenal dan mencari informasi tentang pasar modal, melalui InvestHub serta jaringan informasi serta edukasi lain yang telah kami sediakan. Kami optimis, inovasi-inovasi program edukasi yang akan dilakukan oleh GI BEI UMY dan UMP ke depannya, yang disinergikan dengan Pesan Edukasi Pasar Modal “Paham, Punya dan Pantau” (3P), nantinya akan semakin menumbuhkembangkan pasar modal di daerah,” kata Irfan. (*)