Inovasi Pertanian Berfilosofi Hamemayu Hayuning Bawono Sejahterakan Masyarakat 

Intervensi teknologi agro electrifying meningkatkan hasil panen petani bawang merah.

Inovasi Pertanian Berfilosofi Hamemayu Hayuning Bawono Sejahterakan Masyarakat 
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Bupati Bantul memberikan bantuan kepada perwakilan Gapoktan Paris Makmur seusai panen perdana bawang merah dengan teknologi argo electrifying di Kretek Bantul. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL - Optimalisasi lahan di kawasan Selatan DI Yogyakarta dinilai berhasil oleh Kementerian Pertanian RI. Sebagian lahan sepanjang Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) telah berubah menjadi lahan holtikultura yang produktif.

"Terutama pengembangan bawang merah melalui filosofi adiluhung Hamemayu Hayuning Bawono atau memelihara kelestarian alam, Bapak Gubernur telah memberikan arahan dan teladan bagaimana mengolah lahan yang semula marjinal menjadi lahan produktif yang mensejahterakan," kata Prihasto Setyanto, saat hadir dalam panen perdana bawang merah pada Kams (24/8/2023) di Prangtritis, Kretek, Bantul.

"Istilah lemah mati jadi urip benar-benar terwujud dalam kenyataan di Daerah Istimewa Yogyakarta," imbuhnya.

Prihasto melanjutkan, saat ini di sepanjang kawasan Pantai Selatan Bantul, berbagai intervensi teknologi telah diterapkan guna mendukung upaya menjadikan kawasan Pantai Selatan sebagai lumbung pangan bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berkat intervensi teknologi yang diterapkan, yaitu agro electrifying Gapoktan Paris (Parangtritis) Makmur adalah salah satu kelompok tani yang saat ini telah berhasil meningkatkan hasil panen hingga dua kali lipat. Peningkatan ini pun melesat melampaui produksi bawang merah nasional.

"Kalau rata-rata nasional itu sekitar 10 ton per hektar, di DIY bisa mencapai 20 ton per hektar yang berarti 2 kali lipat dari rata-rata nasional. Ini luar biasa," kata dia.

Dengan topografi yang luar biasa di kawasan Selatan Yogyakarta ini merupakan suatu anugerah yang luar biasa. Kesuburan dan inisiatif serta intervensi teknologi memang memberikan dampak positif yang luar biasa bagi masyarakat.

"Informasi yang kami peroleh dengan teknologi agro electrifying ini biaya produksi menjadi lebih rendah. Konon bisa mengurangi konsumsi penggunaan BBM sampai 70%. Artinya upaya yang dilakukan lebih menghemat biaya untuk memproduksi satu komoditas hortikultura yang ada," terangnya.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan, konsep lumbung mataram harus direncanakan, karena nantinya lumbung mmataram ini juga bisa diisi oleh masyarakat sendiri.

"Lumbung Mataram ini tanamannya juga tanaman untuk kebutuhan masyarakat per pedukuhan, yang harapan saya semoga ini juga bisa dilakukan oleh masyarakat-masyarakat di pedukuhan lain. Sehingga akan menjadikan lumbung Mataram ini betul-betul bisa berfungsi dengan baik. Maka kita bisa mandiri di dalam kebutuhan pangan dan peningkatan kesejahteraan bagi warga masyarakat," terang Ngarsa Dalem.

"Yang penting bagi saya ya, karena nanti kelurahan itu juga semuanya akan mendapatkan dana keistimewaan. Seperti hari ini juga di situ menggunakan dana keistimewaan bagi kesejahteraan warga masyarakat. Lewat gapoktan saya kira ini bisa di-maintain dengan baik," imbuhnya.

Sementara Ketua Gapoktan paris Makmur Bambang Junaidi menambahkan, pihaknya bersama sektor industri dan pariwisata melakukan inovasi-inovasi pertanian di Kabupaten Bantul ini semakin modern, efektif dan produktif yang pada ujungnya akan mensejahterakan petani.

Kabupaten Bantul, lanjut Bambang memiliki sejumlah komoditas pertanian meliputi bawang merah, tapi padi jagung kedelai dan kacang tanah. Luas lahan pertanian yang untuk komoditas bawang merah di Kabupaten Bantul mencapai 360 hektar atau hampir 10% dari total lahan pertanian di Kabupaten Bantul.

"Selain itu komoditas bawang merah juga telah ditetapkan menjadi salah satu komoditas dalam lumbung pangan nasional," tandasnya.(*)