Ingin Jadi Seniman Datang Saja ke Kampung Ini

Ingin Jadi Seniman Datang Saja ke Kampung Ini

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Kampung Edukasi Watulumbung, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Bantul, kembali membuat terobosan baru berupa event rutin diskusi Jagongan Migunani Jumat Senja di Kampung Edukasi Watulumbung.

Pada acara yang berlangsung Jumat (19/6/2020) kali ini hadir budayawan Drs Titoes Libert MSn, yang mengajak generasi muda untuk menjadi seniman andal.

“Kalau ingin menjadi seniman, silakan datang ke Kampung Edukasi Watulumbung, saya siap membimbing generasi muda menjadi seniman," ungkap Titoes saat menjadi pembicara Jagongan bertema Keberlangsungan Budaya di Tengah Pandemi Covid-19.

Titoes menyatakan dirinya ahli dibidang Nirmana, dasar dari pada ruhnya semua seni. “Kalau kita berbicara tentang seni maka ruhnya seni apa saja adalah nirmana. Nir itu kosong, mana adalah makna. Jadi nirmana adalah tanpa makna tanpa arti. Nah, Nirmana ini bisa Anda dapatkan bersama-sama di Kampung Edukasi Watulumbung. Saya berani menjamin jika anda melewati proses bersama saya, maka anda bisa menjadi seorang seniman," ungkap pensiunan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini.

Muhammad Boy Rifai selaku pengelola Kampung Edukasi Watulumbung mengatakan saat ini dirinya sedang berjuang memerdekakan pikiran siapa saja yang bersedia datang ke Kampung Edukasi Watulumbung. Di kampung ini tersedia lahan dan tempat.

“Kalau Anda seniman tersedia panggung, kalau Anda petani dan ingin berkebun tersedia lahan, kalau Anda kreator tersedia studio," ungkap Mbah Boy, panggilan akrabnya.

Dia berharap dari Kampung Edukasi Watulumbung akan muncul banyak seniman, sineas dan kreator yang akan membuat serial kehidupan.

Menurut dia, setiap orang mempunyai serial kehidupan. “Setiap orang mempunyai kehidupan, jadi bisa dibikin serial di sini. Di Kampung Edukasi Watulumbung ada sutradara senior Merits Hendra yang siap merangkai sisi-sisi kehidupan siapa pun yang mau datang untuk dijadikan contoh bagi orang lain yang tidak mengalami  kehidupan seperti yang Anda lakukan,” paparnya.

Mbah Boy menyadari setiap orang yang hidup, sadar atau tidak sadar adalah contoh  yang diturunkan ke dunia, kecuali orang yang diambil akal sehatnya. “Kalau Anda bertemu orang gila di tengah jalan, itu adalah contoh luar biasa yang dihadapkan kepada kita. Jikalau Anda tidak menggunakan akal sehat dan budi, maka sama seperti orang gila yang Anda temui," terangnya.

Kreativitas

Kampung Edukasi Watulumbung siap menampung semua kreativitas yang dirancang sebab kreativitas yang tidak dirancang akan menimbulkan bencana. “Semua bangunan, semua pemikiran harus dirancang dan direncanakan secara matang untuk sesuatu yang bermanfaat,” kata dia.

Jagongan Migunani diawali pembacaan puisi oleh Merit Hendra dilanjutkan persembahan satu lagu dari Pungky Purwoko dan diikuti generasi muda yang tertarik menggeluti dunia seni.

Boy Rifai menandaskan Jagongan Migunani Kampung Edukasi Watulumbung sengaja digelar pada hari Humat saat senja, agar peserta merasakan dan mengetahui pergantian sore ke malam.

“Kita ambil hari Jumat karena hari Jumat adalah hari yang penuh barokah. Selain itu kita suguhkan pula kuliner yang unik dan tradisional,” katanya.

Tidak terbatas Jumat, sebenarnya Kampung Edukasi Watulumbung juga memfasilitasi siapa saja dan hari apa saja untuk melakukan diskusi yang bermanfaat. (sol)