Industri Meubel Berikan Kesempatan Sebesar-besarnya Bagi Difabel

Industri Meubel Berikan Kesempatan Sebesar-besarnya Bagi Difabel

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Melalui program Pendidikan dan pelatihan Three in One Untuk Operator Finishing Perkayuan, Asosiasi Industri dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) membuka akses sebesar-besarnya kepada para difabel di seluruh Indonesia. Program nasional ini bekerja sama dengan  Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, tepatnya Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta.

KH Imam Aziz selaku pendiri Difanesia.id yang juga merupakan Staf Khusus Wakil Presiden RI bidang Penggulangan Kemiskinan mengatakan, bahwa kegiatan seperti ini harus dicontoh oleh industri-industri lainnya, sehingga akses difabel ke Industri sama dengan lainnya.

"Karena hakikatnya kemiskinan itu adalah ketiadaan akses ekonomi, politik dan pengetahuan," kata Aziz, disela-sela Diklat 3 in 1 secara daring Kamis (25/3/2021).

"Selama ini, dalam pembangunan ekonomi kita hanya berorientasi pada kesempatan dan peluang, itu bagus dalam kerangka ekonomi makro. Tapi jangan sampai juga meninggalkan masalah baru yaitu masyarakat rentan termasuk difabel tidak diikutsertakan dalam perencanaan maupun pelaksanaannya," lanjutnya.

Aziz melanjutkan, Ini sesuai target pembangunan berkelanjutan dan Visi Indonesia 2045 yaitu menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan serta menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat.

"Selain itu juga menjaga kualitas lingkungan hidup dan pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya," ujarnya.

Ketua DPP ASMINDO Anggoro Radmadiputra, menambahkan sekitar 15 dari 100 orang di dunia menyandang disabilitas, sementara menurut data Kementrian Sosial jumlah penyandang disabilitas sebanyak 205.360 orang. Artinya hampir 10 % jumlah penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas.

"Untuk itu akses ke industri perlu dibantu, apalagi ada undang-undang no 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa tidak ada diskriminasi dalam pekerjaan," imbuhnya.

Untuk itu ASMINDO pada 2021 ini menyelengarakan diklat-diklat perkayuan yang melibatkan para penyandang disabilitas. Kali ini penyelenggaraan Diklat operator Finishing ASMINDO bekerjasama dengan Difanesia.Id yang diikuti oleh 15 peserta Tuna Rungu dan Tuli, 10 Tuna Daksa dan 10 Tuna Grahita ringan dan sedang.

"Para peserta diseleksi dan dikumpulkan dalam jaringan Difanesia.Id di seluruh Yogyakarta. Untuk lebih terkonsentrasinya para peserta disediakan akomodasi selama pelatihan dari tanggal 24-31 Maret 2021. Para peserta diharapkan mendapat keterampilan finishing kayu yang mumpuni dari industri finishing kayu dan industri perkayuan," lanjutnya.

Instruktur dari para difabel ini juga adalah seorang difabel tuna daksa, bernama Sukamto, selain sebagai Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Cabang Sleman Sukamto yang lulusan Pendidikan Ilmu Kayu Atas (PIKA) Semarang juga pengusaha kerajinan dan meubelair.

Selain mendapatkan pelatihan dari para ahlinya, peserta juga akan diuji kompetensi. Sertifikasi dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Mebel Kriya Indonesia yang sudah berlisensi dari Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP).

Tevi Kurniawati selaku Kepala Balai Diklat Industri Yogyakarta menyatakan bahwa hanya BDI Yogyakarta adalah satu dari enam Balai Diklat Industri di Indonesia yang mempunyai program Diklat 3 in 1 untuk penyandang Disabilitas.

"Hal itu tidak terlepas dari awareness pemerintah kepada para difabel yang sangat tinggi, sehingga pembangunan SDM Industri harus menyertakan praktek inklusivitas dan tidak boleh mendiskriminasi karena keterbatasan," tutupnya.(*)