Ikut Hadir Sinta Nuriyah, Cholil Staquf Memberi Pesan Khusus Pada Harlah NU ke-101 Tahun

Ikut Hadir Sinta Nuriyah, Cholil Staquf Memberi Pesan Khusus Pada Harlah NU ke-101 Tahun
Istri Presiden ke-4, Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid hadiri acara Harlah NU ditemani putrinya Yenni Wahid. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) K.H.Yahya Cholil Staquf membuka Konferensi Besar NU Tahun 2024 dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU, Senin (29/1/2024) di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Sewon, Bantul.

Mengangkat tema “Memacu Kinerja,Mengawal Kemenangan Indonesia, acara dihadiri Ibu Negara ke-4, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid, para pengurus PBNU, Ketua PWNU dan para Ketua PCNU.

Ini merupakan rangkaian acara Hari Lahir (Harlah) ke-101 Tahun Nahdatul Ulama yang dipusatkan di Yogyakarta. Nampak hadir pula DR KH Mustofa Bisri tokoh NU yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, H. Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU,KH.Muhammad Anwar Iskandar, Wakil Rais 'Aam PBNU, KH.Afifuddin Muhajir (Wakil Rais Aam PBNU), KH Ahmad Said Asrori (Khatib Aam PBNU), KH.,H Saifullah Yusuf, Sekjen PBNU, Zannuba Ariffah Chafsoh, M.P.A., atau  Yenny Wahid dan KH.R.Abdul Hamid Abdul Qodir, Pengasuh Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak.

Selamat datang tahun pertama di abad ke-2,” kata Kiai Yahya.

Kita memasuki masa-masa yang krusial, masa-masa sangat menentukan bagi peran Nahdlatul Ulama ini. Nahdlatul Ulama didirikan sebagai satu jami’yah (perkumpulan organisasi-red) oleh para muasis dengan visi untuk membangun suatu Ukhuwah Diniyah,” lanjutnya.

 "Maka saya ingin ingatkan khususnya pada seluruh pengurus NU, untuk senantiasa memperhatikan disiplin organisasi dengan mengikuti secara tegas dan secara teguh kepada keputusan pimpinan sebagai hakim yang menyelesaikan perbedaan apapun diantara kita semua,” katanya.

NU harus menunjukkan kebersamaan untuk menjaga agar bangsa  tidak dilemahkan dengan apapun.

Kita juga harus menyakinkan dunia bahwa dunia membuat Indonesia yang memiliki segala hal. NU harus mempu berperan dengan nyata, kita masih masih melihat kecenderungan yang masih terobsesi mengejar layang-layang yang putus. Kita harus memperbaiki cara kerja yang lebih setrategis, kita harus memacu kinerja untuk mengawal kemajuan Indonesia, di tengah peradaban ini Indonesia harus menang agar Indonesia tetap berdaulat,katanya.

Sementara KH Abdul Hamid Abdul Qodir menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas kepercayaan pengurus besar Nahdlatul Ulama menunjuk pondoknya sebagai tuan rumah acara pembukaan konferensi besar NU tahun 2024 di Pondok Pesantren Al Munawwir.

Tentu ini menambah nilai kepercayaan kami. Bahwa pesantren ini beberapa kali mendapatkan kehormatan dari Nahdlatul Ulama untuk menyelenggarakan acara-acara Nahdlatul Ulama baik lokal, regional, nasional bahkan internasional. Karena 35 tahun yang lalu pada tahun 1989 kami Pesantren Al-Munawwir menjadi tuan rumah muktamar yang ke-28,” katanya,

Kegiatan ini sangat penting apalagi waktunya bertepatan dengan momentum ulang tahun perkumpulan Nahdlatul Ulama yang ke-101. Sungguh ini adalah saat yang tepat bagi kita mengenang kembali perjuangan para aulia, para kiai, para ulama, para habaib pendiri NU.

Juga kesempatan ini untuk meneguhkan perkumpulan NU sebagai organisasi keagamaan dan sosial kemasyarakatan ala Thoriqoti ahlu Sunnah Wal Jamaah,” tandasnya.

K.H. Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU menyampaikan, bahwa untuk ketiga kalinya PBNU mengadakan konbes. Itu menandakan banyak hal yang penting, hal yang perlu segera diselesaikan sebagai bentuk berkhidmatan yang prima sebagaimana amanah yang telah ditanggungkan kepada PBNU.

Harapannya bisa memacu kinerja mengawal kemenangan Indonesia di samping juga halaqoh nasional dalam strategi nasional. Saat ini pemahaman yang terjadi di tengah jami’yah dalam memahami NU menipis bahkan hampir punah dalam memahami NU. Apa yang dianggap besar dan punyai nilai harus kita besarkan dan kita beri nilai itulah makna dan arti dari kebangkitan NU,” tandasnya. (*)