HPSN Momentum Menangani Permasalahan Sampah Organik
Sampah Organik mendominasi di Kabupaten Sleman, hampir 60 persen.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Pemerintah Kabupaten Sleman menyelenggarakan berbagai kegiatan gerakan peduli lingkungan, Sabtu (9/3/2024).
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo hadir sekaligus memberikan arahan pada kegiatan yang dilaksanakan di Joglo Munggur Sendangmulyo Minggir.
Bupati sekaligus menyerahkan secara simbolis bantuan hibah motor roda tiga kepada lima Tempat Pengolahan Sampah (TPS) di kawasan Kapanewon Minggir. Kemudian, juga diserahkan bantuan sarana prasarana kepada tiga Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Bupati Kustini menyampaikan, peringatan HPSN menjadi momen penting untuk menangani sampah. Peringatan ini tak hanya sebagai pengingat, namun juga sebagai kesempatan untuk memperkuat komitmen pemerintah dengan seluruh masyarakat mengurangi dan mengelola sampah.
"Kami sampaikan apresiasi serta terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat khususnya di bidang lingkungan yang telah membantu dan bekerja sama dalam menangani sampah. Semoga kita dapat sesarengan, bersama-sama, untuk mengatasi permasalahan sampah di Sleman. Terlebih lagi dengan TPA Piyungan ditutup, kita harus mampu mengelola sampah rumah tangga," kata Kustini.
ARTIKEL LAINNYA: Cabai Murah Harga Petani, Konsumen Bahagia Inflasi Terjaga
Sebagai upaya pengelolaan sampah rumah tangga ataupun sampah organik, Bupati Kustini mengajak masyarakat berkreasi dan memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat.
Dia juga memberikan apresiasi stan pameran pada acara itu yang telah menunjukkan berbagai jenis produk hasil pengolahan sampah, mulai dari sabun dan lilin minyak jelantah, tepung ampas kelapa, hingga hand sanitizer eco enzyme.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman Epiphana Kristiyani menyampaikan, sejalan dengan tema nasional, peringatan HPSN pada tahun ini mengusung tema Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif dan Olah Sampah Organik dengan Cara yang Inovaif.
Pemilihan tema tersebut dilatarbelakangi oleh tingginya permasalahan sampah organik di Kabupaten Sleman.
Epiphana menambahkan, Pemerintah Kabupaten Sleman terus melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk ikut bersinergi dengan menjadi motor perubahan untuk lingkungan terdekat, yakni dimulai dari keluarga.
"Bapak Ibu seluruh masyarakat dapat menjadi motor penggerak di lingkungan masing-masing sebagai upaya pengelolaan sampah. Minimal diterapkan di dalam keluarga," kata Epiphana. (*)