Hardjolukito Siap Layani Kasus Hepatitis Akut Misterius
KORANBERNAS.ID, BANTUL--Hepatitis akut misterius secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) karena jumlah laporan kasus serupa terus bertambah. Wabah ini terbilang masih misterius lantaran penyebabnya belum diketahui secara pasti.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tiga pasien yang ditemukan di Indonesia, dialami kelompok usia anak. Mereka dirawat di RSUP Dr Ciptomangunkusumo dan meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Mengantisipasi hal tersebut, Kepala RSPAU dr. S Hardjolukito, Marsma TNI dr. Mukti A Berlian, Sp.PD, Sp.KP melaksanakan rapat staf terbatas, diikuti oleh pejabat RSPAU membahas kesiapan RSPAU untuk penanganan KLB hepatitis, Minggu (8/5/2022).
“Meskipun di DI Yogyakarta belum ada kasus hepatitis misterius, namun RSPAU harus menyiapkan pelayanan kesehatan bagi pasien jika ditemukan kasus. Kita telah mempersiapkan tim yang terdiri dari dokter spesialis anak dan dokter spesialis penyakit dalam, anastesi/intensifis, spesialis patologi klinik, posko 24 jam untuk konsultasi, pelayanan telemedicine, pelayanan laboratorium dan ruang rawat inap/isolasi sebagai antisipasi terkait hepatitis ini. Jika ada KLB, kami siap melayani,” tegasnya.
Mengenai kesiapan, saat ini RSPAU siap mengantisipasi segala kemungkinan dengan tetap menyiagakan petugas IGD, dokter spesialis dan pelayanan lainnya.
“Kami tetap berkoordinasi dengan Dinkes Bantul dan Dinkes DI Yogyakarta jika nantinya ada kita temukan gejala hepatitis akut,” tambah Kabid Yankes Kolonel Kes dr Agung Maryanto, Sp.B, KBD.
Dan bagi masyarakat DI Yogyakarta dan sekitarnya jika merasakan gejala tersebut dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan RSPAU dr. S Hardjolukito yang buka selama 24jam. Adapun gejala hepatitis akut misterius meliputi gejala kuning, sakit perut, untah-muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna teh, buang air besar berwarna pucat, kejang dan penurunan kesadaran. (*)