Hafidh Asrom Ingatkan Pentingnya Menjaga Adab untuk Keutuhan NKRI

Hafidh Asrom Ingatkan Pentingnya Menjaga Adab untuk Keutuhan NKRI
Anggota DPD RI Hafidh Asrom menyampaikan paparan dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kampus Al Azhar 31 Yogyakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN—Anggota DPD RI Hafidh Asrom mengingatkan pentingnya menjaga adab demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, Hafidh juga terus mengajak semua pihak memperkuat penanaman nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 kepada generasi muda.

Hafidh menyampaikan hal ini, saat acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan “Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, di kompleks Sekolah Al Azhar 31 Yogyakarta, Sleman. Sosialisasi dihadiri oleh ratusan guru TK, SD, dan SMP se Sleman.

Di depan para pendidik, Hafidh menungkapkan rasa khawatirnya terhadap bangsa dan negara. Kekhawatirannya muncul, sehubungan dengan maraknya analisis terkait dengan potensi munculnya kembali komunisme di Indonesia.

Menyitir tayangan di sebuah medsos, Hafidh Asrom mengungkapkan ada analisis yang mengatakan bahwa Bangsa Indonesia tidak lama lagi akan menjadi negara komunis. Bahkan, analisis itu menyebut bahwa masa itu tidak akan lama lagi.

“Ada yang meramal bahwa tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara komunis. Saya tidak mengajak semua yang hadir langsung percaya. Tapi alangkah lebih bijak kalau kita semua lebih serius menyemaikan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan terus menggaungkan pentingnya menjaga keutuhan NKRI,” kata Hafidh.

Hafidh yang tercatat 4 kalinya menjadi anggota DPD RI dari wilayah DIY ini, lalu mengingatkan kepada yang hadir, untuk selalu mawas diri. Masyarakat juga perlu untuk terus bersikap kritis mencermati perkembangan yang terjadi.

Dia mengungkapkan, tanda-tanda ke arah yang tidak baik belakangan mulai terlihat. Misalnya, permintaan maaf kepada keluarga yang tersangkut gerakan komunisme di Indonesia, dihapuskannya penataran P4 serta munculnya ide atau gagasan untuk menghilangkan pendidikan agama di sekolah.

“Kita semua harus mengawal betul pondasi negara. Kita punya pondasi yang telah ditetapkan oleh pendiri bangsa ini, yakni Pancasila dan UUD 1945. Kita harus menjunjung dan memelihara kebhinekaan untuk keutuhan NKRI,” lanjut Hafidh.

Dwi A Yuliantoro Ph.D pakar Pendidikan sekaligus Wakabid RnD & Partnership Al Azhar Yogyakarta World School mengatakan, sebagai bangsa dan negara, Indonesia memiliki keunikan dan potensi besar. Bangsa ini, katanya, mampu memperkuat ke-Indonesiaannya dengan memegang teguh adab untuk memperkuat peradaban bangsa.

Dwi mengatakan, sebagai orang yang bergerak di bidang pendidikan, para guru dan pengurus sekolah musti terus berbenah dan berusaha menyesuaikan diri dengan semua perkembangan zaman.

Hanya dengan cara itulah, lembaga pendidikan, guru dan pengurus sekolah dapat terus mendidik siswa untuk maju dan berkembang menjadi generasi penerus yang bias diandalkan.

“Hanya perlu saya ingatkan, tidak kalah penting dan justru utama adalah menjaga adab. Peserta didik harus terus dikenalkan dengan pentingnya adab sebelum ilmu. Mencakup di antaranya sikap saling menghormati, toleransi, empati dan tanggungjawab terhadap individu lain serta lingkungan dan teknologi,” katanya.

Dengan memadukan antara pengajaran sains atau keilmuan dan spiritual atau keagamaan, maka peserta didik diharapkan akan berkembang menjadi generasi yang bukan saja mampu mengembangkan kompetensi global, tapi juga punya landasan keagamaan yang kuat, yang akan menjaga mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945,” katanya. (*)