Hafal Pancasila Peroleh Hadiah Drum Air
KORANBERNAS.ID -- Drum atau wadah penampungan air bagi sebagian warga yang tinggal di kawasan perkotaan mungkin kurang berguna. Tetapi bagi warga di daerah kekeringan, drum itu sangat berguna untuk menyimpan air.
Begitu ada lomba melafalkan sila-sila Pancasila dengan hadiah drum air, warga berebut menjadi peserta, yang jumlahnya dibatasi hanya sepuluh orang.
Lomba ini diadakan spontan oleh anggota DPR RI dari Partai Golkar, Gandung Pardiman, Selasa (15/10/2019), di Dusun Temon Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari Gunungkidul bersamaan dengan kegiatan bakti sosial Droping Air Bersih Hasta Karya untuk Masyarakat dalam rangka Memperingati HUT ke-55 Golkar.
Jalannya lomba berlangsung seru. Anggota DPRD Gunungkidul yang hadir pada acara itu, Ery Agustin dan Gunawan, ditunjuk sebagai juri.
Peserta pertama mewakili pemuda berhasil melafalkan lima sila Pancasila. Dia langsung memboyong drum air warna biru bertuliskan Hasta Karya DIY dan GPC, masih ditambah lagi hadiah uang tunai.
Peserta berikutnya, Ny Sumirah terlihat agak sedih karena gagal melafalkan sila-sila Pancasila. Maklum usianya sudah agak tua. Meski tidak mendapatkan hadiah drum, sebagai tamba gela wanita itu dengan senang hati menerima uang tunai.
Karena masih ada sisa tiga drum, ada tambahan tiga orang peserta. Lagi-lagi warga berebut maju, hingga akhirnya sepuluh unit drum air itu menjadi milik peserta yang berhasil melafalkan sila-sila Pancasila.
Gandung Pardiman menyatakan lomba spontanitas tersebut dimaksudkan untuk sosialisasi Pancasila.
“Pancasila ini adalah dasar negara yang harus kita tumbuh-suburkan dan harus kita balung-sungsum-kan,” tegasnya.
Setiap rakyat Indonesia harus mempunyai keyakinan hanya dengan Pancasila Indonesia ini bisa bersatu. Keyakinan itu harus tertanam menjadi jati diri bangsa Indonesia.
“Tanpa Pancasila Indonesia akan hancur lebur berkeping-keping menjadi beberapa negara dan terjadi perang saudara,” kata dia.
Menurut Gandung, tanda-tanda khusus orang yang Pancasilais adalah mampu mengendalikan diri baik dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Orang yang tidak mampu mengendalikan diri maka jelas dia belum Pancasilais sejati. Kewajiban kita rakyat Indonesia adalah harus bersatu padu,” ucap dia.
Mau tak mau Pancasila harus dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari.
“Pancasila sekarang ini sedang diuji kanan kiri tetapi kita tetap setia dengan Pancasila sebagai dasar negara yang diterima oleh setiap anak bangsa,” tambahnya.
Gandung Pardiman berpesan semua pemimpin harus menggembar-gemborkan Pancasila dalam setiap langkahnya di dalam kehidupan bermasyarakat.
“Pancasila satu-satunya ideologi yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Tidak boleh diperas, ditambah apalagi dihilangkan,” tandasnya.
Dia menegaskan Partai Golkar dilahirkan bukan karena nafsu ingin berkuasa tetapi ingin menerapkan Pancasila serta membangun negara yang bersatu dari Sabang sampai Merauke.
Di tubuh Partai Golkar terdapat Himpunan Wanita Karya (HWK) untuk memberdayakan wanita di seluruh Indonesia agar mampu berkarya. Jangan sampai ibu dan kaum perempuan hanya berpangku tangan tidak mempunyai karya dan kekaryaan.
Kemudian ada Pengajian Al hidayah, agar hidup ini selamat di dunia dan di akhirat. “Jadi tidak hanya mengejar keduniaan saja tapi mengejar keselamatan di akhirat nanti,” tambahnya.
Di Golkar terdapat pula Satkar Ulama untuk memberikan pencerahan semua kader agar tidak lepas dari agama.
“Tidak menjadikan agama dipolitisir tapi partai politik harus dinafasi oleh agama yang kita anut masing-masing,” kata Gandung. (sol)