Hadapi Tantangan Besar, PAUD Tidak Boleh Berhenti Sama Sekali
KORANBERNAS.ID, JAKARTA –Kegiatan bermain-belajar pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidak dapat berlangsung secara normal. Namun demikian, pandemi tidak boleh dijadikan alasan penyelenggaraan PAUD terinterupsi atau bahkan berhenti sama sekali.
“Jika intensitas belajar anak usia dini menurun, mereka akan kesulitan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas merupakan cara terbaik menanggulangi risiko berkurangnya kesempatan belajar dan untuk mengejar pemulihan PAUD berkualitas,” ucap Franka Makarim, Senin (1/11/2021), sehubungan digelarnya Rapat Kerja Bunda PAUD di Jakarta, Sabtu (30/10/2021).
Melalui rapat virtual yang diikuti hampir 700 orang Bunda PAUD dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota, istri dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim ini mengakui pandemi menyebabkan perubahan yang luar biasa terhadap pendidikan anak-anak.
Kini saatnya semua memikirkan kembali masa depan pendidikan mereka. Situasi pandemi harus menjadi sebuah titik balik untuk memperkuat kerja sama dalam memperbaiki sistem pendidikan anak usia dini, termasuk dengan meningkatkan kemampuan literasi anak-anak.
“Saya sendiri juga telah mengizinkan kedua anak saya mengikuti PTM terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat. Saya yakin, jika kita terus disiplin menjaga kesehatan anak-anak kita, mereka akan dapat bersekolah dengan aman, nyaman dan optimal,” ucapnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Kemendikbudristek, Jumeri, menyatakan dampak yang ditimbulkan dari perubahan ini juga mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, khususnya mereka yang masih berada di jenjang PAUD.
Berdasarkan survei lintas jenjang yang dilakukan Kementerian, per September 2021, 61 persen satuan PAUD masih melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ, dan baru 39 persen satuan PAUD yang sudah dapat melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).
Dia mengatakan seluruh anggota ekosistem PAUD perlu turut mengawal transisi moda bermain-belajar yang sebelumnya sepenuhnya dalam bentuk (PJJ) melalui Belajar dari Rumah (BDR), berangsur-angsur menjadi PTMT, agar dapat berjalan dengan lancar. “Kita semua perlu terus menjaga kesinambungan dari kedua pendekatan ini, baik di sekolah maupun di rumah,” kata dia.
Direktur PAUD, Muhammad Hasbi, Kemendikbudristek pada masa pandemi melaksanakan relaksasi BOP sehingga satuan PAUD dengan peserta didik di bawah 9 akan tetap menerima BOP untuk sejumlah 9 anak. Kebijakan ini memberikan daya dukung bagi satuan PAUD untuk tetap beroperasi, dan berinovasi agar peserta didik tetap mendapatkan layanan.
“Kami juga memberikan bantuan perlengkapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke 4.432 satuan PAUD, untuk mendukung kesiapan fasilitas cuci tangan, air bersih dan sabun, dalam rangka mendukung pembelajaran tatap muka di masa Adaptasi Kebiasaan Baru,” jelasnya. (*)