Golkar Rindu Menang Pemilu

Golkar Rindu Menang Pemilu

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Pesta demokrasi 2024 merupakan momentum strategis bagi Partai Golkar. Seluruh kader serta simpatisan parpol berlambang pohon beringin itu merindukan menang pemilu.

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang (Korbid) Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, mengakui kerinduan tersebut justru muncul dari akar rumput. Puncaknya, aspirasi itu mengerucut saat penyelenggaraan musyawarah nasional (munas).

“Warga Partai Golkar rindu menang pemilu, kembali menjadi nomor satu. Kita terakhir menang pada Pemilu 2004 saat kepemimpinan dipegang Pak Akbar Tandjung. Saat itu tantangannya sangat berat,” ungkapnya, Minggu (14/3/2021) di Yogyakarta, saat menghadiri Sosialisasi Struktural Hasil Rapimnas 2021 dan Pelantikan Pengurus Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Golkar DIY.

Ahmad Doli yang juga Ketua Komisi II DPR RI ini menyatakan saat krisis politik 1999 Golkar masih mampu meraih urutan dua. Belajar dari pengalaman, pemilu 2024 merupakan saat yang tepat bagi Golkar untuk menang lagi.

“Biasanya kebangkitan suatu parpol itu rata-rata 20 sampai 25 tahun. 2024 adalah momentum yang tepat. Kita berupaya keras bangkit lagi,” kata dia.

Bagaimana caranya menang? Dia menyatakan seluruh kader harus belajar dari penyelenggaraan lima kali pemilu sebelumnya, termasuk pemilu 2014 yang ditandai perubahan sistem, pemilu legislatif dan pemilu presiden tidak bisa dipisahkan.

Dia sepakat, konsolidasi tidak boleh dianggap enteng. Dulu, Golkar pernah punya jargon yang terbukti ampuh menggerakkan mesin partai yaitu tiada hari tanpa penggalangan.

Konsolidasi tanpa berhenti, itulah yang perlu digerakkan lagi melalui beberapa program spesifik serta relevan dengan isu-isu di masyarakat. Semua harus fokus kemenangan.

“Lagi-lagi, konsolidasi tidak boleh dianggap enteng. Kemenangan Golkar tergantung kita sendiri. Kita tidak boleh bergantung yang lain. Karena itu, kita membangun jaringan dan kekuatan sendiri sampai bawah. Yang terpenting adalah kaderisasi di bawah. Di hulu. Tidak ada kaderisasi, percuma,” paparnya.

Tak hanya rindu menang, Golkar yang kadernya banyak tersebar di parpol lain itu juga menangkap aspirasi arus bawah yang menginginkan punya calon presiden (capres) sendiri.

“Belajar dari dua kali pemilu, kita harus punya capres sendiri. Ini aspirasi dari bawah sejak munas 2019. Setelah munas, saya setiap ke daerah ada keinginan punya capres sendiri. Semua warga Partai Golkar aspirasinya sama,” paparnya.

Menurut Ahmad Doli, munculnya nama Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, merupakan aspirasi warga yang ditampung oleh DPD-DPD.

“Pak Airlangga adalah aspirasi dari warga Partai Golkar yang ditampung oleh DPD dari 34 provinsi dan disampaikan saat rapimnas. Tidak ada rekayasa,” ujarnya.

Jajaran dewan penasihat, dewan pakar, dewan pertimbangan maupun delapan ormas Partai Golkar aspirasnya juga sama.

Foto bersama usai Pelantikan Pengurus Bappilu DPD Partai Golkar DIY. (sholikul hadi/koranbernas.id)

Sayup-sayup

Usai melantik Bappilu DPD Partai Golkar DIY masa bakti 2020-2025 yang diketuai Ketua John S Keban didampingi sekretaris dan bendara Joko Jumeno serta Wahyu Nugroho, Ketua DPD Partai Golkar DIY, Gandung Pardiman, menegaskan Golkar DIY sudah mempelopori gerakan menggaungkan Airlangga Hartarto atau AH sebagai capres.

“Kita sudah bergerak. Warga Partai Golkar harus punya capres sendiri. Itu tidak bisa ditawar tetapi kita harus bijak. Sayup-sayup, rakyat mulai mengetahui,” kata Gandung.

“Setuju...? Gandung bertanya.

“Yang tidak setuju, berdiri” ucapnya lagi bercanda.

Semua peserta sosialisasi tertawa.

“Tidak boleh ada satu pun kader Golkar gleyang-gleyong memilih selain AH. Bismillah kita akan bergerak. Tidak boleh ada kader yang mletho,” ujarnya menyambung gurauan.

Menurut Gandung, kunci kemenangan Partai Golkar 2024 adalah sering terjun ke masyarakat. “Kuncinya kita harus dekat rakyat. Bukan di menara gading,” kata dia.

Anggota Komisi VII DPR RI ini menegaskan sosialisasi yang dimeriahkan kibaran bendera-bendera kecil maupun balon-balon berhias foto Airlangga Hartarto kali ini bukanlah deklarasi capres.

“Ini bukan deklarasi. Kalau deklarasi di Alun-alun (Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta). Dihadiri ratusan ribu orang,” ungkap politisi senior yang dikenal dengan jargonnya tidak pelit itu. (*)