Gerakan Di Rumah Saja, Ibu-ibu Mulai Borong Kebutuhan untuk Tiga Hari

Gerakan Di Rumah Saja, Ibu-ibu Mulai Borong Kebutuhan untuk Tiga Hari

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN --- Kabupaten Kebumen ikut serta dalam Gerakan Jawa Tengah Di Rumah Saja. Sejumlah area publik ditutup, kecuali pasar tradisional tetap buka dan hajatan dibolehkan dengan pembatasan dan protokol kesehatan ketat.

Rapat koordinasi pelaksanaan Gerakkan Jawa Tengah Di Rumah Saja, Jumat ( 5/2/2021), menekan pasar tradisional tetap dibuka pada Sabtu (6/2/2021) dan Minggu (7/2/2021). Pembatasan jam buka hingga Pukul 15.00.

Polres Kebumen, menurut Kabag Operasi Polres Kebumen Kompol Mangarif, selama gerakan itu bersama Kodim 0709 Kebumen, dan Satpol PP Kebumen siap menegakkan protokol kesehatan lebih ketat di pasar tradisional. Di pintu masuk pasar dilakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan, khususnya memakai masker. Polres Kebumen siap membagikan masker untuk pedagang dan pengunjung yang tidak membawa masker.

Hajatan pernikahan pada hari gerakan, masih dibolehkan jika undangan sudah disebarkan jauh hari sebelum gerakan ini, dengan pembatasan tertentu.

Sekretaris Daerah Kebumen, Ahmad Ujang Sugiono, yang memimpin rapat koordinasi menyebutkan tidak ada kebijakan melarang hajatan di hari gerakan. Namun, penyelenggara tidak boleh menyelenggarakan hiburan dalam bentuk apa pun, makan tidak boleh prasmanan, tamu tidak ada kesempatan berkerumun, serta menaati protokol kesehatan.

"Penyelenggara hajatan menyiapkan makanan untuk tamu untuk dimakan di rumah," katanya.

Ahmad Ujang Sugiono mengatakan, selama Gerakan Di Rumah Saja, sejumlah area publik ditutup. Seperti alun alun, tempat olah raga, tempat hiburan, destinasi wisata, sekolah dan perkantoran.
Beberapa tempat usaha juga ditutup. Meliputi rumah makan/restoran, hotel, serta pasar/toko modern.

Kebijakan khusus hotel dengan booking tamu sebelum gerakan ini, dibolehkan menerima tamu, namun manajemen hotel menyampaikan selama Gerakan Di Rumah Saja, tamu tetap di kamar, tidak keluar masuk hotel.

Gerakan Jawa Tengah Di Rumah Saja sudah tersebar luas di masyarakat. Ada pro dan kontra. Di satu sisi bisa mengurangi kontak antar-warga di tempat umum, sehingga mencegah penyebaran virus Corona. Aspek, lain ada masyarakat yang terganggu ekonominya. Masyarakat dengan mata pencaharian di luar rumah merasa tidak nyaman ke luar rumah, seperti penarik becak.

Isu pasar tutup sudah memicu sejumlah ibu-ibu membeli kebutuhan pangan untuk tiga hari. Di Pasar Tumenggungan, Jumat (5/2/2021) siang, nampak lebih padat pembeli. Sejumlah pembeli mengaku membeli sembako untuk keperluan selama Gerakan Jawa Tengah Di Rumah Saja. (*)