Fotografer Cilik Siswa Sanggar Anak Alam Pameran di Kopi Macan
Menampilkan 68 karya, termasuk potret seorang pedagang wedang kelelahan di malam hari.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Enam siswa Sanggar Anak Alam (SALAM) Yogyakarta membuktikan bahwa usia bukan halangan untuk menghasilkan karya fotografi berkualitas.
Melalui pameran perdana mereka bertajuk Memoriku yang digelar di Kopi Macan, Sabtu (11/1/2025), kelompok yang menamakan diri Pinhole ini menampilkan 68 karya yang memotret berbagai sisi kehidupan, termasuk potret seorang pedagang wedang yang kelelahan di malam hari.
"Foto Lelah saya ambil di Paseban Bantul, sekitar pukul 10 malam. Saat itu ada seorang ibu yang masih berjualan wedang dengan ekspresi yang sangat lelah. Saya langsung mengambil lima jepretan dengan burst mode," ujar Latu Clorot Obor, siswa kelas 8 yang juga koordinator pameran.
Kelompok yang terbentuk dari kelas minat fotografi SALAM ini beranggotakan siswa dengan rentang usia SMP hingga SMA. Mereka adalah Latu Clorot Obor (kelas 8), Bramasta Adya Maheswara (kelas 12), El Natha Bumi Aminulloh (kelas 9), Mahdan Marzano Muzzaq (kelas 11), Gandewa Arkan Narendra (kelas 8) dan Handaru Wastu Jatmiko (kelas 9).
Dua tahap
"Proses kurasi karya dilakukan dua tahap. Pertama, masing-masing memilih karya terbaik mereka. Lalu, kami diskusi bersama untuk menentukan karya yang dipamerkan," ungkap Latu yang sempat nervous karena pertama kali memimpin tim pameran.
Kelompok Pinhole yang beranggotakan fotografer cilik itu membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin bergabung, dengan syarat telah memahami dasar fotografi. "Sifatnya malah terbuka untuk publik, seperti komunitas," tambah Latu.
Yudhistira Aridayan selaku Kepala Sekolah SALAM mengapresiasi semangat dan kepekaan para siswa dalam menghasilkan karya.
"Masing-masing dari mereka punya minat, kepedulian, dan kejujuran yang luar biasa, bahkan cukup agresif. Harapannya, akan lahir banyak karya yang tidak hanya kreatif, tetapi juga kritis dan punya dampak yang lebih luas untuk masyarakat," katanya.
Aktif berdiskusi
Untuk mengasah kemampuan, kelompok ini rutin mengadakan hunting foto hingga tiga kali seminggu. Mereka juga aktif berdiskusi dan mengikuti talkshow dengan fotografer profesional. "Karena anggota Pinhole sudah paham teknik dasar fotografi, mereka butuh materi yang lebih mendalam," jelas Latu.
Meski terbilang muda, pengalaman fotografi anggota kelompok ini cukup beragam, mulai dari 6 bulan hingga 5 tahun. Bramasta Adya Maheswara dan Handaru Wastu Jatmiko menyumbang masing-masing 16 dan 8 frame dalam pameran ini, sementara anggota lain berkontribusi antara 7 hingga 11 karya.
Pameran yang memperoleh dukungan penuh dari seniman Yusman selaku pemilik Kopi Macan itu juga tak lepas dari bimbingan Bima selaku pendamping kelas minat fotografi di SALAM. Melalui pameran, para siswa tidak hanya belajar tentang fotografi, tetapi juga manajemen acara dan kerja tim.
"Dengan adanya kelompok ini dan mereka berpameran sendiri, teman-teman lain bisa terpacu untuk berpikir aku bisa apa? Karya ini memantik ide-ide baru," kata Yudhis.
Sudut pandang
Menurut dia, karya-karya yang dipamerkan merupakan hasil jepretan sejak awal 2024 hingga saat ini, menampilkan berbagai perspektif dan cerita dari sudut pandang para fotografer muda ini.
Pameran ini juga menjadi bukti bahwa dengan wadah yang tepat, bakat dan kreativitas siswa dapat berkembang melampaui batasan usia. (*)