Film Laut Tengah Sukses Menarik Perhatian Penonton di Yogyakarta
Tiket langsung ludes dalam waktu singkat setelah dibuka.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Film Laut Tengah sukses menarik perhatian penonton di Yogyakarta dengan tiket yang langsung ludes dalam waktu singkat setelah dibuka. Aliando Syarief, yang memerankan karakter Zidan Gibraltar mengungkapkan kebahagiaannya atas sambutan hangat dari penonton di Kota Pelajar.
"Energinya tuh selalu besar. Begitu sampai Jogja, energi kita langsung naik lagi. Tiket sold out dalam waktu singkat bikin kita senang banget," ujar Aliando saat ditemui dalam sesi promosi film, Sabtu (5/10/2024).
Laut Tengah yang menjadi film religi pertama bagi Aliando merupakan tantangan baru baginya. Aliando mengaku puas dapat terlibat dalam proyek film yang mengusung nilai-nilai religi dan emosi yang kuat.
“Karakter Zidan ini berbeda dari peran-peran saya sebelumnya. Film ini juga memberikan tantangan baru untuk saya,” jelasnya.
Perdebatan
Anna Jobling sebagai pemeran Aisa Alexandra menambahkan film ini mengangkat isu yang kerap menjadi perdebatan, salah satunya tentang poligami. Anna menegaskan bahwa ia secara pribadi tidak mendukung poligami.
“Hanya di film ini menunjukkan sisi lain dari kehidupan, menjalani peran bukan atas kemauan sendiri, tapi karena permintaan istri pertama,” ujarnya.
Selain isu poligami, Laut Tengah juga menyinggung isu kekerasan terhadap perempuan dan eksploitasi. Penulis novel Laut Tengah, Berliana Kimberly, menyampaikan pesan moral dari cerita ini adalah bahwa tidak ada takdir yang sia-sia.
“Apa yang sudah Allah putuskan pasti yang terbaik. Walau terasa berat, selalu ada kebahagiaan kecil di sekitar kita yang kadang tidak kita sadari,” ujar Kim.
Lintas budaya
Film yang juga dibintangi oleh Gabriel Prince, Yoriko Angeline dan beberapa aktor lainnya itu turut mengangkat pengalaman lintas budaya, salah satunya melalui karakter Choi Haneul yang diperankan oleh Gabriel. Ada tantangan besar belajar bahasa Korea untuk perannya itu.
“Aku belum pernah belajar bahasa Korea sebelumnya, jadi harus benar-benar menyesuaikan pronunciation dan cara bicara yang sama persis dengan orang Korea,” ucapnya.
Film Laut Tengah mengangkat berbagai isu sosial yang jarang dibahas dalam film arus utama, mulai dari poligami, kekerasan terhadap perempuan, hingga eksploitasi.
Berliana Kimberly menjelaskan novel utamanya menyajikan pembahasan hukum perkawinan Islam di Indonesia, sekaligus menyampaikan pesan bahwa “poligami bukanlah solusi atas perselingkuhan.”
Sudut pandang
Para pemain berharap Laut Tengah dapat memberi sudut pandang baru bagi penonton dalam memahami isu-isu yang diangkat, sekaligus memberikan inspirasi bahwa setiap perjalanan hidup, meski terasa berat, pasti memiliki hikmah yang membawa kebaikan.
Film itu kini tengah diputar di berbagai kota di Indonesia, dengan Yogyakarta sebagai salah satu kota yang memberikan sambutan terhangat. (*)