Farah Button Siap Merajai Dunia Mode Surabaya, Ini Alasannya
Surabaya sebagai kota besar yang berkarakter unik.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Brand fesyen lokal asal Yogyakarta Farah Button menunjukkan eksistensinya di Surabaya. Sebanyak 10 outfit ready to wear berbahan linen ditampilkan pada Surabaya Fashion Parade (SFP) 2023, Kamis (7/9/2023) malam.
Sutardi, desainer sekaligus pemilik Farah Button masih berkutat dengan tema Futurismo dalam peragaan busana kali ini. Motif garis dan bitnik menjadi ciri utama identik dengan tren fesyen era 1960-an.
Kesan minimalis dan modern yang muncul kala itu berkaitan erat dengan invasi teknologi. Dalam konteks kekinian, Sutardi ingin merayakan kemajuan teknologi lewat fesyen yang global dan universal.
Implementasi Futurismo juga terlihat dalam desain yang berkonsep classy easy fashion. Sutardi terinspirasi dari hiruk-pikuk orang-orang selepas pandemi Covid-19.
ARTIKEL LAINNYA: Diikuti 97 Desainer, JFW 2023 Digelar 9-12 November di JEC
“Terkadang orang bingung menentukan outfit untuk kasual dan formal, lewat tema Futurismo yang bergaris tegas membuat ready to wear menjadi pakaian yang bisa membuat orang tampil kasual dan formal dengan waktu yang bersamaan,” ujar Sutardi melalui keterangan tertulisnya, Jumat (8/9/2023).
Menurut dia, Surabaya menjadi pasar yang cocok dengan desain dan konsep yang diusung Farah Button. Alasannya, Surabaya sebagai kota besar yang berkarakter unik.
Keunikan itu terlihat dari masyarakat Surabaya yang hidup di kota besar tetapi tidak individualistis. Keakraban dan kehangatannya tetap terjaga.
“Jadi selepas kerja, orang masih punya waktu untuk sekadar hang out atau nongkrong dan koleksi-koleksi Farah Button fleksibel dikenakan di kesempatan apa pun,” ucap Sutardi.
ARTIKEL LAINNYA: Ratusan Kacamata Gratis Dibagikan untuk Masyarakat Prasejahtera
Potensi Surabaya yang luar biasa ini membuat Sutardi berencana membuka gerai Farah Button di Surabaya sehingga bisa memanjakan pelanggan di kota ini.
Konsisten mengukuhkan eksistensi Farah Button di berbagai perhelatan dalam negeri, menjadikan Sutardi berkeinginan menembus kancah internasional dan menunjukkan karya bangsa.
Bukan tanpa sebab, seluruh produksi Farah Button melibatkan UMKM konveksi lokal Yogyakarta yang didominasi anak muda.
“Hasilnya tidak kalah, konveksi UMKM lokal Yogyakarta bisa berproduksi dengan jahitan layak ekspor,” kata Sutardi.
Ia juga mengapresiasi perhelatan SFP 2023 yang digelar 7-10 September 2023 karena memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berkarya dan berkembang.
Desainer-desainer muda memiliki wadah untuk menunjukkan bakat dan eksistensinya di dunia fesyen. (*)