Dompet Dhuafa Yogyakarta Tebar Iftar untuk Penunggu Pasien di Rumah Sakit

Sadikin, sakit dikit miskin. Meskipun sudah ada jaminan dari pemerintah tetapi penunggu pasien kan nggak bisa kerja. 

Dompet Dhuafa Yogyakarta Tebar Iftar untuk Penunggu Pasien di Rumah Sakit
Konferensi pers Welcoming Ramadan 1446 H Dompet Dhuafa Yogyakarta, Selasa (25/2/2025). (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1446 H, Lembaga filantrofi, Dompet Dhufa Yogyakarta, menebar kebaikan melalui sejumlah program unggulan, salah satunya berupa tebar iftar untuk berbuka puasa dan makan sahur.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta, M Zahron, saat Press Conference Welcoming Ramadan 1446 H, Sharing Session & Collaboration, Selasa (25/2/2025), di Kaktus Coffee Jalan Kentungan Sleman, menyampaikan program tersebut merupakan bagian dari upaya memutus mata rantai kemiskinan di lingkup keluarga.

Pada acara bertema Berzakat Kerennya Gak Ada Obat itu, Zahron mengungkap fenomena yang banyak terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), satu keluarga bisa tiba-tiba jatuh miskin karena salah seorang anggota keluarga menjalani rawat inap di rumah sakit.

"Sadikin, sakit dikit miskin. Meskipun sudah ada jaminan dari pemerintah (jaminan kesehatan) tetapi penunggu pasien ini kan nggak bisa kerja," ungkapnya.

Biaya hidup

Pada momentum bulan penuh berkah itulah Dompet Dhuafa Yogyakarta berinisiatif memberikan bantuan biaya hidup bagi keluarga pasien yang rawat inap kelas tiga. Tujuannya supaya kemiskinannya tidak terlalu dalam. "Untuk mengurangi tingkat kedalaman kemiskinan," kata Zahron.

Didampingi perwakilan dari Dompet Dhufa pusat serta local hero dari Gunungkidul, dia menyampaikan kemiskinan di DIY memang tinggi. Merujuk data, tingkat kemiskinan di provinsi ini  bahkan di atas angka nasional. "Dari total 3,4 juta penduduk, angka kemiskinan di DIY lebih tinggi dari nasional," ujarnya.

Dia menambahkan langkah tersebut merupakan bagian dari kontribusi mengentaskan kemiskinan sekaligus bentuk pertanggungjawaban pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah dari para donatur.

Dana zakat ditargetkan membuat masyarakat yang masuk kategori fakir bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka berupa sandang dan pangan. "Kami beri stimulus modal dan pendampingan. Target pertama adalah adanya tambahan penghasilan setara UMR," kata Zahron.

Butuh waktu

Dia mengakui meskipun untuk menguranginya secara permanen butuh waktu, Dompet Dhuafa Yogyakarta percaya melalui pendidikan maka angka kemiskinan bisa berkurang. "Pendidikan adalah cara paling efektif memutus  rantai kemiskinan sehingga memperoleh akses pekerjaan," ujarnya seraya mencontohkan ada banyak yang sudah berhasil menjadi sarjana bahkan menjadi dokter berkat pendampingan Dompet Dhuafa.

Lebih lanjut Zahron menyampaikan pada Ramadan 1446 H ini pihaknya mematok target penerimaan zakat, infak dan sedekah pada kisaran angka Rp 3,4 miliar atau sebesar 14 persen, dengan sasaran penerima manfaat sejumlah 500 ribu orang.

Sebagai upaya mendekatkan diri dengan Generasi Z untuk memberikan kesadaran arti pentingnya zakat dan sedekah, pihaknya juga menggandeng kerja sama dengan pengelola pusat perbelanjaan di antaranya Jogja City Mall, Sleman City Hall, Galeria Mall. Sedangkan Pakuwon masih dalam konfirmasi.

Selain dibagikan untuk keluarga pasien di rumah sakit, paket bantuan dari program Ramadan juga didistribusikan untuk anak-anak yatim di Palestina, pembangunan masjid semi-permanen di sana serta diwujudkan dalam bentuk kado bagi pejuang tangguh agar bisa merayakan lebaran Idul Fitri penuh keceriaan seperti di Indonesia. (*)