DIY Darurat Sampah, Pegiat Ekologi Gagas Gerakan Mandiri
UMKM diajak berperan menangani masalah tanpa harus menunggu pemerintah.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Pasca-perpanjangan pembatasan pembuangan sampah di TPST Piyungan Bantul, DIY masih mengalami darurat sampah. Masyarakat yang kesulitan membuang sampah akibat depo-depo yang dibuka terbatas akhirnya membuang sampah sembarangan. Berbagai titik terlihat tumpukan sampah tidak terangkut truk sejak TPST Piyungan ditutup 23 Juli 2023.
Merespons hal itu, Komunitas Pegiat Ekologi Ekonomi Seni dan Sosial Berkelanjutan (KAPE ESBE) menggagas gerakan mengatasi masalah secara bersama-sama. Sejumlah komunitas seni modern, lingkungan hidup, hingga UMKM diajak berperan menangani masalah tanpa harus menunggu pemerintah.
Gagasan itu diwujudkan melalui acara bertajuk Hitam Semangatku-Putih Kejujuranku untuk Kelestarian Alam Yogya Istimewa, Minggu (10/9/2023), di Yogyakarta.
"Sampah itu urusan kita bersama. Mari sadari itu, agar sampah jadi pintu masuk untuk mendorong adanya konsep kepariwisataan yang lebih memperhatikan kelestarian alam," kata Yogo Pratomo, Ketua Pelaksana, di sela acara.
ARTIKEL LAINNYA: Gerakan Pilah Sampah di Sleman Mulai Efektif
Menurut Yogo gerakan bersama itu dilakukan untuk menghindarkan potensi konflik horizontal antarwarga masyarakat akibat permasalahan sampah.
Alih-alih jadi masalah, sampah dijadikan media pemersatu untuk saling urung rembug dan bersama-sama menemukan solusi terbaik.
"Gerakan bersama ini penting agar masalah sampah tidak mengganggu iklim pariwisata Jogja," tandasnya.
Selain diskusi, dalam kegiatan kali ini anggota komunitas juga menampilkan sajian musik dari beragam genre. Seluruh peserta atau pengunjung mendapatkan aneka bibit tanaman secara cuma-cuma untuk menggencarkan gerakan menanam di lingkungan masing-masing.
"Ada 350 bibit yang dibagikan kepada pengunjung, mulai dari alpukat, jambu kristal, mangga hingga kelengkeng," jelasnya. (*)