Disebut Bisa Kalahkan Ojol, Puluhan Warga Klaten Menerima Becak Listrik dari PBLI
Klaten menjadi lokasi penyerahan becak listrik ini, lantaran berdasarkan data yang dihimpun oleh PBLI memiliki komunitas penarik becak yang sangat besar. Tahap awal diserahkan sekitar 40 unit becak, dari target sekitar 100 unit yang akan diserahkan secara bertahap
KORANBERNAS.ID, KLATEN—Puluhan warga di Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, merasa terhibur. Di tengah himpitan kebutuhan hidup, mereka menerima bantuan berupa becak listrik dari Persatuan Becak Listrik Indonesia (PBLI). Bantuan diserahkan langsung oleh Ketua Umum PBLI, Mayjend TNI (Purn) Glenny Kairupan, di Joglo Karyo, Karangbulu, Juwiring Klaten, Rabu (12/2/2025). Ikut hadir dalam acara ini, Wames UMKM Indonesia Helvi Yuni Moraza serta Dirut PT LEN Bobby Rasyidin.
Dijelaskan secara nasional, PBLI sudah mendistribusikan lebih dari 1000 becak listrik untuk para penarik becak. Selain Jawa Barat, bantuan serupa juga sudah disalurkan untuk penarik becak di Bali dan Jawa Timur. Program ini akan diteruskan ke daerah-daerah lain, guna membantu masyarakat (penarik becak-red) lebih mudah menjalani profesinya.
“Kami akan dukung dan memproduksi sebanyak mungkin becak listrik, guna membantu masyarakat yang berprofesi penarik becak terutama yang berusia di atas 60 tahun,” kata Bobby, Rabu (12/2/2025).
Mayjend TNI (Purn) Glenny Kairupan mengungkapkan gagasan becak listrik murni dari Presiden Prabowo Subianto. Ini bermula dari pertemuan Prabowo dengan seorang penarik becak yang sudah lanjut usia. Melihat penarik becak ini, Presiden tersentuh hatinya, dan memerintahkan PT LEN untuk mendesain becak yang memudahkan pemiliknya mengoperasikan dan diharapkan akan mendatangkan penghasilan yang lebih banyak.
"Presiden Prabowo memang selalu peduli dengan rakyat yang berkeringat dan jujur mencari nafkah. Itulah mengapa beliau kemudian memerintahkan kami untuk mendesain becak yang lebih memanusiakan pemiliknya,” kata Glenny.
Disebutkan, Klaten menjadi lokasi penyerahan becak listrik ini, lantaran berdasarkan data yang dihimpun oleh PBLI memiliki komunitas penarik becak yang sangat besar. Tahap awal diserahkan sekitar 40 unit becak, dari target sekitar 100 unit yang akan diserahkan secara bertahap.
Ia berharap, dengan adanya becak listrik mampu meningkatkan kehidupan masyarakat sekitar.
“Semoga bisa menjadi tambahan untuk kehidupan bapak-bapak sekalian,” harap Glenny.
Sebagai organisasi, PBLI berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan pengayuh becak di seluruh Indonesia. Melalui berbagai program, PBLI berupaya memberikan dukungan yang komprehensif, mulai dari penyediaan becak listrik, pelatihan, hingga bantuan teknis.
Bobby Rasyidin mengungkapkan, becak listrik yang diserahkan ke masyarakat, sudah dilengkapi dengan teknologi yang menunjang performa.
“Kami terus menyempurnakan teknologinya. Bantuan untuk wilayah Klaten ini sudah lebih maju secara teknologi. Sudah kami lengkapi sensor dan aplikasi. Akan banyak membantu pemiliknya dan menjaga pengayuhnya agar tidak sampai terlampau letih,” jelas Bobby.
Yang kedua, lanjutnya, adalah kita bisa mengoptimalkan pendapatan bagi pemudinya juga.
“Jadi kita bisa lihat statistik data-datanya. Berapa kilo dia jalan, kemudian berapa kira-kira potensi pendapatannya. Dimana saja pelanggan-pelanggannya juga terdeteksi karena berbasis data,” sambung Bobby.
Selain itu, aplikasi ini juga bisa melihat adalah kondisi dari si becak itu sendiri, apakah becak listrik sudah saatnya diservis, mengecek kekuatan baterai, dan lainnya.
“Dan tentunya ada juga manfaat untuk pengendara becaknya, kemudahan-kemudahan untuk pengendara becaknya serta keselamatan untuk penumpangnya,” terang Bobby.
Bobby berharap dengan dimulainya becak listrik bisa membangkitkan ekonomi desa.
“Pada akhirnya kita merealisasikan Asta Cita Pak Prabowo, bahwa ekonomi itu harus bangkitnya dari desa. Harus bangkit dari bawah,” kata Bobby.
Aplikasi Karya Anak Bangsa
Selain penyerahan becak listrik, pada kesempatan yang sama turut digelar acara peresmian Becak Listrik Pintar serta demo aplikasi SosioEmpowering PBLI buatan karya anak bangsa.
Teknologi ini, memungkinkan becak tersebut secara otomatis berkomunikasi dengan pengayuhnya, dengan mesinya dan kemudian berkomunikasi dengan bengkelnya. Becak ini bisa memberitahu kapan perlu diservis, kapan baterainya perlu di charge, dan kapa nada komponen yang perlu diperbaiki.
Disebutkan, SosioEmpowering merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh PBLI sebagai wujud nyata atas komitmen organisasi ini dalam memberikan dukungan yang berkelanjutan bagi para penerima manfaat.
“SosioEmpowering hadir sebagai bentuk tanggung jawab sosial dalam program becak listrik. Esensi dari tanggung jawab itu sendiri terletak pada dampak positif yang berkelanjutan,” ungkap Direktur PT LEN Inovasi Teknologi (IoT), Fendy Andriawan
Salah satu penerima bantuan becak, Suparno (60) mengaku sangat senang ikut menjadi penerima. Abang becak yang saban hari mangkal di Pakis Delanggu Klaten ini, mengaku sudah terlalu tua untuk bekerja menarik becak. Namun ia merasa tidak punya pilihan profesi lainnya.
“Tenaga sudah jauh berkurang dibandingkan dulu. Penumpang juga jauh berkurang. Tapi dengan becak ini, selain menjadi lebih mudah dan tidak menguras tenaga, penumpang seharusnya juga lebih senang karena bisa melaju lebih cepat,” katanya. (*)