Dinas Kebudayaan DIY Resmi Meluncurkan Agenda Budaya Jogja Manggatra 2025

Nilai-nilai luhur budaya sebagai investasi berharga membangun peradaban dan kesejahteraan masyarakat.

Dinas Kebudayaan DIY Resmi Meluncurkan Agenda Budaya Jogja Manggatra 2025
Pemukulan bende menandai peluncuran Agenda Budaya Jogja Manggatra 2025 "Nandur Pakarti" di Balai Budaya Tamanmartani Kalasan Sleman, Selasa (10/12/2024) malam. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Melalui acara yang berlangsung di Balai Budaya Tamanmartani Kalasan Sleman, Selasa (10/12/2024) malam, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY secara resmi meluncurkan Agenda Budaya Jogja Manggatra 2025.

Dengan tema Nandur Pakarti Dinas Kebudayaan DIY mengajak masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai luhur budaya sebagai investasi berharga dalam membangun peradaban dan kesejahteraan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.

Meski di bawah guyuran hujan sepanjang acara berlangsung namun tak menyurutkan semangat para seniman tampil total pada panggung yang berada di depan bangunan pendapa.

Menariknya, seraya menyaksikan penampilan kesenian Kethek Ogleng dari Sanggar Langen Budaya Tegalrejo Tamanmartani, seluruh tamu undangan dari perwakilan perangkat daerah se-DIY, tokoh budaya serta media, diberikan kesempatan menikmati sajian menu istimewa sega wiwit.

Menu itu terdiri nasi merah lauk ikan asin, sambal kedelai, oseng tempe, telur dan daging ayam serta rempeyek. Tak ketinggalan disajikan pula minuman wedang ronde beserta jajan pasar.

Paniradya Pati Kaistimewan Aris Eko Nugroho didampingi Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyampaikan keterangan pers. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, dalam sambutannya menyatakan pentingnya budaya sebagai investasi peradaban. Nandur Pakarti merupakan panggilan untuk bersama-sama menanam nilai kebajikan dalam dua aspek utama.

Pertama, investasi fisik yang mencakup penguatan sarana prasarana budaya seperti hibah gamelan, pakaian seni, serta fasilitas pendukung lainnya. Kedua, investasi kognitif, berupa pengembangan talenta melalui internalisasi tata nilai budaya dan peningkatan keahlian masyarakat.

“Tujuan utama dari investasi budaya ini adalah menciptakan kesejahteraan, baik secara fisik maupun mental, serta melahirkan generasi yang unggul dan berkarakter sejalan dengan visi nasional Generasi Emas 2045,” ungkap Dian.

Sebagai langkah strategis menuju visi kebudayaan berkelanjutan, Dinas Kebudayaan DIY telah merancang 188 Agenda Budaya Unggulan 2025, ditambah dengan 15 agenda rutin sepanjang tahun 2025. “Agenda-agenda ini dirancang untuk menampilkan keberagaman seni dan budaya DIY serta memberikan dampak luas bagi masyarakat,” tandasnya.

Dengan peluncuran Agenda Budaya Jogja Manggatra 2025, Dinas Kebudayaan DIY berharap tema Nandur Pakarti dapat menjadi inspirasi kolektif bagi masyarakat DIY untuk terus melestarikan dan memajukan warisan budaya. “Melalui sinergi bersama, mari kita wujudkan ketahanan budaya yang kokoh dan peradaban yang sejahtera,” katanya.

Penampilan kesenian Kethek Ogleng Sanggar Langen Budaya Tegalrejo Tamanmartani Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Dalam kesempatan itu, Dian Lakshmi Pratiwi juga menyampaikan capaian kebudayaan DIY tahun 2024. Sampai triwulan akhir 2024, lebih dari 1.141 event seni dan budaya telah diselenggarakan dengan melibatkan lebih dari 43 ribu sumber daya manusia (SDM).

Mereka terdiri dari beragam profesi mulai dari seniman (38 persen),  24 persen pelajar, 18 persen masyarakat umum dan selebihnya adalah akademisi dan budayawan.

Dari sektor perekonomian, lanjut dia, lebih dari 2.442 UMKM turut berkontribusi. Adapun rincian meliputi bidang usaha jasa boga atau katering, publikasi dan dokumentasi, dekorasi berupa tenda, sound, lighting dan lain-lain, properti seni, percetakan dan penggandaan, penyelenggara acara serta kerajinan atau suvenir.

Selain itu, Dinas Kebudayaan DIY juga menyediakan layanan reguler seperti program Jogja Heritage Track dengan 1.178 trip dan Wajib Kunjung Museum dengan 231 trip yang telah melibatkan ribuan peserta.

Tak ketinggalan, diberikan pula hibah dan fasilitas untuk komunitas seni. Semua itu dimaksudkan untuk mendukung penguatan kapasitas komunitas seni.

Hibah gamelan

“Pada tahun 2024 sampai dengan triwulan akhir Dinas Kebudayaan DIY telah menyerahkan hibah berupa 70 set gamelan besi, 1 set gamelan kuningan, 3 set gamelan perunggu, lebih dari 100 set pakaian dan peralatan seni Jathilan,” kata Dian.

Menurut dia, langkah ini bertujuan memastikan ketersediaan sarpras kebudayaan yang merata dan berkualitas di seluruh wilayah DIY.

Mewakili Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono, Paniradya Pati Kaistimewan Aris Eko Nugroho memberikan apresiasi atas diluncurkannya Agenda Budaya Jogja Manggatra 2025 dengan tema Nandur Pakarti.

“Hari ini, kita berdiri di titik awal sebuah perjalanan besar. Dalam semangat tema Nandur Pakarti kita sedang menanamkan benih-benih budaya, yang akan tumbuh menjadi kekuatan untuk mewarnai wajah peradaban kita di masa depan,” ungkapnya.

Menurut Sekda, Nandur Pakarti adalah sebuah frasa sederhana namun penuh makna. Di dalamnya terkandung ajakan untuk tidak sekadar memulai aktivitas tetapi juga melakukannya dengan penuh kesadaran, ketulusan dan tujuan mulia.

Nilai budaya

“Sebagaimana seorang petani yang menanam padi dengan harapan panen yang berlimpah, kita di sini menanam nilai-nilai budaya, sebagai warisan luhur yang akan terus hidup dan berkembang, melampaui batas waktu dan generasi,” ucapnya.

Di dalam budaya Jawa, lanjut Sekda, nandur tidak hanya berarti menanam. melainkan lambang awal dari sebuah proses panjang, di mana kita harus merawat, menjaga, hingga akhirnya menuai hasil. “Proses ini membutuhkan kerja keras, kebersamaan, dan cinta terhadap apa yang kita tanam,” tambahnya.

Demikian pula, pakarti adalah cerminan tindakan nyata, yang tidak lepas dari kearifan lokal, spirit gotong royong dan komitmen untuk memajukan kebudayaan.

“Melalui momentum Nandur Pakarti kita melangkah menuju harmonisasi yang lebih mendalam antara manusia, alam dan nilai-nilai kebajikan. Harapannya, budaya tidak hanya menjadi atribut dan identitas, tetapi juga menjadi jangkar moral bagi kehidupan masyarakat yang adil, sejahtera dan berdaya,” tandasnya.

Dia mengajak masyarakat DIY menjadikan Nandur Pakarti sebagai semangat kolektif untuk menanam kebudayaan sebagai pilar peradaban yang hidup dan tumbuh, demi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. “Semoga apa yang kita mulai hari ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua,” kata dia. (*)