Dikemas Apik, Wayang Kulit Dipentaskan dengan Nuansa Modern
KORANBERNAS.ID—Wayang kulit, umumnya dipentaskan semalam suntuk. Tapi di Candi Prambanan, wayang kulit, dikemas apik dan dipadupadankan dengan operet, wayang orang dan dilengkapi dengan karya multimedia yang modern. Hebatnya, keseluruhan pertunjukkan hanya memakan waktu 1 jam, tanpa kehilangan pokok cerita dari wayang kulitnya sendiri.
Inilah gambaran dari pementasan Wayang Kulit Theatre dengan lakon Cupu Manik Astagina, yang sekaligus menandai peluncuran inovasi terbaru dari PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan ratu Boko tersebut, Senin (25/11/2019) malam.
Acara peluncuran dihadiri oleh perwakilan dari dinas pariwisata, kalangan biro perjalanan wisata, PHRI, ASITA dan organisasi-organisasi di bidang pendidikan dan wisata.
Pementasan wayang kulit ini dikombinasikan dengan wayang orang dan karya multimedia serta operet. Perjalanan cerita disusun sedemikian rupa, mengalir penggal demi penggal yang ditunjukkan dari berbagai pementasan dan multimedia. Lebih menarik lagi, lantaran secara keseluruhan pementasan ini, juga dilengkapi dengan teks Berbahasa Inggris dan Indonesia.
“Ya supaya semua bisa memahami ceritanya. Baik orang kita ataupun wisatawan mancanegara dapat memahami ceritanya,” kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati, disela-sela acara.
Inovasi dari pentas wayang kulit ini, kata Hetty, memang dimaksudkan agar salah satu kekayaan budaya bangsa yang diakui dunia tersebut, dapat dinikmati oleh lebih banyak kalangan. Baik orang Indonesia maupun wisatawan asing, tua ataupun muda, bahkan anak-anak sekalipun.
Dua pemain wayang orang sedang pentas, melengkapi pertunjukan Wayang Kulit Theatre. (istimewa)
Pertunjukan wayang ini mengambil lakon Cupu Manik Astagina. Rencananya, pertunjukan wayang kulit yang bisa dinikmati juga oleh turis mancanegara dan juga kaum milenial ini akan dirilis pada 2020. Tahun depan, lakon ini akan dimainkan setiap Sabtu pukul 13.00 WIB di Gedung Teater Trimurti di Kawasan Candi Prambanan.
“Guna mendukung tercapainya kunjungan 2 juta wisatawan mancanegara yang dicanangkan oleh pemerintahan Indonesia, kami melakukan rejuvinasi dengan menghadirkan konsep baru, Experience of Existence. Konsep di mana dari tiga destinasi utama ini, kami hadirkan pengalaman yang berbeda dan komplit dalam melakukan aktivitas wisatanya,” kata Hetty.
Mengenai tema cerita Cupu Manik Astagina, lakon ini kata Hetty diambil dari Epos Ramayana yang penuh dengan nasihat, tentang pentingnya bersikap jujur dan menghindari keserakahan terhadap kemilau harta dan kekuasaan.
Project Manager Nur Indrawati menjelaskan, mempersiapkan program ini selama 6 bulan. Mulai dari riset hingga latihan dan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pertunjukan ini, bukanlah hal yang mudah.
Namun dirinya sejak awal mengaku yakin, inovasi yang dilakukan akan mampu menyuguhkan sesuatu yang berbeda dan lebih menarik untuk disaksikan.
“Tantangannya cukup banyak. Terutama memadukan seni tradisional yakni wayang kulit, dengan sentuhan operet dan karta multimedia yang sarat dengan teknologi. Tentu masih perlu penyempurnaan-penyempurnaan. Tapi saya rasa kita sudah memulai mengkreasi sesuatu yang diharapkan akan lebih bermanfaat dan bisa menghibur banyak orang,” katanya.
untuk pertama kali dalang yang mementaskan wayang Cupu Manik Astagina adalah ki Dalang Rafif Pujasmara. Tapi saat sudah dirilis untuk umum nantinya, dalang yang akan tampil tentu bergantian.
Sementara untuk tiket masuk sebesar Rp100.000 untuk umum, sedangkan siswa hanya Rp50.000.
“Dimainkan setiap Sabtu jam 13.00 WIB. Sajian ini akan melengkapi paket makan siang sudah juga sudah menjadi paket regular kami,” katanya. (SM)