Didukung Uni Eropa, Mafindo Beri Pelatihan Kampanye Perdamaian
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) bersama The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan didukung Oleh European Union (Uni Eropa) telah melakukan kerja sama mengembangkan pelatihan.
Kegiatan ini berupa Pelatihan Kampanye Perdamaian di Kanal Digital atau Media Sosial bagi Komunitas atau Civil Society Organization (CSO) dan Pelatihan Edukasi Literasi Media dan Informasi (Media and Information/MIL) untuk kalangan anak muda yang telah dilakukan sejak 7 April 2022.
Puncak acara kegiatan adalah final dan selebrasi kompetisi konten Sosial Media 4 Peace dan Periksa Fakta dengan tema perdamaian, yang diadakan secara daring melalui kanal youtube Mafindo, Kamis (14/7/2022).
Shafiq Pontoh selaku Program Manager Social Media 4Peace Mafindo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/7/2022), menjelaskan kegiatan ini adalah langkah pertama dari program Social Media 4Peace di Indonesia dan menjadi salah satu negara yang dijadikan sebagai pilot project untuk mengusung perdamaian di internet.
"Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta yang mengikuti lomba menjadi agen perdamaian di Internet dan masyarakat Indonesia dapat lebih bijak lagi dalam bermedia sosial serta mengusung gerakan perdamaian di Internet," ujarnya.
Dengan adanya kerja sama ini, Mafindo bersama mitra berharap kedua kegiatan ini dapat menjawab sebagian permasalahan yang dialami komunitas atau CSO terkait dengan pengelolaan media sosial dan situs. Selain itu, juga permasalahan anak muda dalam menavigasi informasi yang ada pada internet, media online ataupun sosial media.
Utamanya dalam menghadapi ujaran kebencian, hoaks dan polarisasi yang mengancam persatuan dan perdamaian, terutama pada masa menjelang Pemilihan Umum 2024 ke depan.
Tidak sampai disitu saja, sebagai tindak lanjut dari kedua kegiatan pelatihan tersebut, Mafindo menyelenggarakan kegiatan Kompetisi #SocialMedia4Peace yang terbagi dalam dua kategori, yaitu Kompetisi Konten #SocialMedia4Peace dan Kompetisi Periksa Fakta dengan Tema Perdamaian.
Kedua kompetisi ini telah diikuti oleh 97 peserta dari seluruh Indonesia, baik umum maupun yang telah mengikuti pelatihan bersama Mafindo dan UNESCO.
Adapun asal daerah peserta lomba sungguh luas dan menggembirakan karena berasa dari berbagai daerah di seluruh Indonesia yang nyaris merata, yaitu : Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Timur, Sulwesi Tenggara, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Banten, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Hingga Papua.
Penjurian begitu alot menghasilkan terpilihnya beberapa peserta yang maju ke dalam final. Potensi anak muda dalam membuat konten kreatif ternyata cukup tinggi selama difasilitasi dengan kompetisi dan dukungan dari kita semua.
Juri yang kompeten di bidangnya juga turut menyemarakkan acara ini antara lain Wahyu Dhyatmika (Bli Komang) Direktur Tempo dan Jurnalis Senior di Indonesia, Ika Ningtyas (Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen), Hesti Murti (Perwakilan Unesco), Yosi Mokalu (Ketua Umum Siberkreasi dan Konten Kreator), Ruby Kholifah (Sekretaris Jenderal AMAN), dan Rahmat Saputra (CEO Seruni Creative Agate International), dan dari MAFINDO sendiri ada juri Aribowo Sasmito (Co Founder dan Fact Checker Specialist), Dedy Helsyanto (Sr Fact Checker) dan Shafiq Pontoh selaku Presidium MAFINDO dan Program Manager Social Media 4 Peace.
Pemenang lomba diputuskan juga tampak sangat bergembira dan terharu ketika pemenang diumumkan. Mereka merasa diapreasiasi dan didukung kemauan dan kreatifitasnya untuk berkarya utamanya dalam melawan ujaran kebencian dan hoaks, demikian antara lain yang diungkapkan oleh para pemenang.
Clarine Hayes selaku narasumber talkshow pada kegiatan ini menjelaskan hate speech banyak sekali terjadi di sosial media selama pandemi terutama ditujukan kepada nakes. Sejak tahun 2016-2017 Clarine telah aktif melakukan edukasi di sosial media terkait kesehatan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat Indonesia.
Dengan adanya pelatihan, serta kompetisi ini, diharapkan komunitas, CSO, anak muda, serta masyarakat dapat menggaungkan perdamaian ke sekitar, sehingga tidak terjadinya kembali kesenjangan dan polarisasi antar masyarakat dari segi agama, tradisi, jenis kelamin, terlebih lagi menjelang Pemilu 2024. (*)