Dialog Sastra, Membangun Ekosistem Sastra di Kota Yogyakarta

Dialog Sastra, Membangun Ekosistem Sastra di Kota Yogyakarta

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta tak kehabisan ide untuk menyajikan sebuah program edukasi dan promosi sastra bagi masyakarat khususnya generasi muda.

Pada rangkaian Festival Sastra Yogyakarta ini, Dinas Kebudayaan menyelenggarakan wadah dialog sastra Jawa yang dikemas dalam program Bincang Sastra Jawa.

Acara yang diselenggarakan 7-10 November 2022 di Gramedia Sudirman Yogyakarta ini diikuti kalangan muda seperti dari Dimas Diajeng, Duta Museum dan beberapa Komunitas Sastra beberapa universitas di DIY.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, dalam keterangan tertulisnya Senin (7/11/2022) menyampaikan bincang sastra merupakan suatu dialog antara sastrawan dan komunitas sastrawan untuk membangun ekosistem sastra di Yogyakarta.

Selama empat hari mereka akan diajak berdialog beberapa tema terkait sastra Jawa dengan narasumber dari berbagai kalangan baik sastrawan, filolog, praktisi sastra Jawa serta pejabat Kota Yogyakarta.

"Tema-tema yang akan diangkat dalam dialog ini di antaranya Sastra Jawa, Mistisme Jawa, Horoskop Jawa (Primbon dan Astrologi Jawa) dan Bincang Kurator Pameran," ujarnya.

Pada bincang sastra hari pertama, Senin (7/11/2022),  Aman Yuriadijaya menyatakan Sastra Jawa bukan hanya sebuah rangkaian kata Bahasa Jawa yang disusun secara indah melainkan mengandung nilai-nilai falsafah hidup jika mampu mencermatinya.

"Pemerintah Kota Yogyakarta berusaha untuk memberikan ruang bagi seluruh masyarakat tidak hanya orang Yogyakarta namun seluruh masyarakat Yogyakarta untuk memajukan sastra," kata dia.

Dia berharap semua pihak dapat melebur menjadi satu dalam upaya pemajuan sastra Jawa di Kota Yogyakarta.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Paksi Raras Alit selaku Kurator Festival Sastra Yogyakarta. Inilah wujud nyata kebebasan generasi muda untuk berkontribusi dalam pengembangan sastra di Yogyakarta tanpa dibatasi koridor ‘orang Jogja’.

Dia berpesan agar generasi muda tidak malu untuk berbahasa Jawa dalam pergaulan sehari-hari. “Jangan malu menjadi lokal,” ujar paksi.

Bincang Sastra juga dimeriahkan penampilan Cokekan Macapat, Musikalisasi Puisi dari Pardiman Omah Cangkem dan penampilan istimewa dari Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta yang turut membacakan puisi karya Kirjomulyo berjudul Di Batas Yogja.

Acara ini sekaligus menjadi penanda pembukaan Pameran Sastra yang diselenggarakan hingga 13 November 2022.

Ditampilkan beberapa koleksi Museum Sonobudoyo tentang manuskrip Jawa, lontar dan mesin ketik aksara Jawa. Pada akhir acara peserta bincang sastra diajak meninjau displai koleksi pameran yang sudah dirangkai oleh kurator.

Bincang Sastra dan Pameran Sastra Jawa diharapakan menjadi media sosialisasi bagi generasi muda untuk mengenal Sastra Jawa sehingga masyarakat Yogyarta tidak kehilangan “Jawane”.

Kegiatan ini sekaligus melebur ide dan gagasan terkait pengembangan sastra di Kota Yogyakarta dengan mempertemukan praktisi dan penggemar sastra dari berbagai kalangan. (*)