Dari Yogyakarta Menggaungkan Semangat Bela Palestina

23 ribu orang telah syahid di Jalur Gaza, terdiri 10 ribu anak-anak, tujuh ribu wanita, 326 tenaga medis, 45 personel tim SAR dan 112 jurnalis.

Dari Yogyakarta Menggaungkan Semangat Bela Palestina
Bendera Palestina berukuran raksasa diusung peserta aksi memperingati 100 Hari Genosida Israel di Gaza, Sabtu (13/1/2023), di Titik Nol Yogyakarta. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Ribuan warga mulai dari anak-anak, remaja, pemuda maupun lansia, Sabtu (13/1/2024), berhimpun di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Ini merupakan bagian dari Aksi 100 Hari Genosida Israel di Gaza. Aksi serupa berlangsung di seluruh belahan dunia untuk mengutuk genosida penjajah Israel terhadap warga Palestina.

Sambil membawa bendera Palestina dan bendera Indonesia Merah Putih, mereka tanpa henti menggaungkan semangat membela rakyat Palestina. Bahkan, bendera Palestina berukuran raksasa pun diusung dan dibentangkan bersama-sama pada aksi pagi itu.

Selain orasi dan pembacaan puisi, aksi solidaritas yang juga memperoleh dukungan dari lintas agama tersebut juga diisi teaterikal yang menggambarkan kondisi di Gaza. Para peserta aksi merebahkan dirinya di aspal.

Dari atas mobil yang dijadikan mimbar aksi, sejumlah tokoh menyampaikan orasinya. Di antaranya, ada Ustad Ridwan Hamidi, Sofyan Setyodarmawan maupun Abdullah Sunono. Sedangkan Ustad Syukri Fadholi dari Forum Ukhuwah Islamiyah Yogyakarta berhalangan hadir, titip salam untuk seluruh peserta aksi.

Ribuan warga Yogyakarta mengikuti aksi 100 Hari Genosida Israel di Gaza, Sabtu (13/1/2023), di Titik Nol Yogyakarta. (sholihul hadi/koranbernas.id)

“Apa yang dilakukan oleh penjajah Israel adalah bertentangan dengan semangat pembukaan Undang-undang Dasar 1945, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” ungkap Abdullah Sunono.

Indonesia, kata dia, sejak Presiden RI pertama, Soekarno, sudah menegaskan kemerdekaan Palestina. Sejarah juga mencatat, hubungan Indonesia dan Palestina sudah berlangsung lama. Ketika negara-negara muslim mengakui kemerdekaan Indonesia, waktu itu Muhammad Ali Taher sebagai orang kaya di Palestina menguras semua uangnya diberikan kepada bangsa Indonesia untuk merayakan kemerdekaan. Ini merupakan wujud kecintaan Palestina terhadap bangsa Indonesia.

“Palestina selalu ada di dalam hati kaum muslimin karena peran Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia. Kita harus bernafas panjang untuk membela Palestina,” ungkapnya disambut takbir Allahu Akbar.

Ustad Ridwan Hamidi juga menyatakan saat ini seluruh dunia protes keras atas terjadinya genosida di Palestina oleh penjajah Israel. “Hari ini kita buktikan bawah kita berada pada barisan yang benar,” ujarnya.

Peserta aksi merebahkan diri di jalan, mendukung perjuangan rakyat Palestina. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Menurut dia, kepeduliaan terhadap Palestina cukup dilakukan dengan menempatkan diri sendiri sebagai manusia. Artinya, seluruh umat manusia di muka bumi pasti akan protes keras menentang genosida. “Yang tidak peduli, bukan manusia. Kita buktikan kepedulian tersebut,” ucapnya.

Caranya, lanjut dia, terus sebarkan dukungan untuk Palestina supaya seluruh dunia mengetahui yang dihadapi adalah zionis pengecut dan penakut. “Sisihkan sebagian kecil dana jika belum bisa menyisihkan sebagian yang besar. Terus berdoa serta lanjutnya boikot. Fatwa MUI lembaga  ulama dunia masih terus mengikat,” tandasnya.

Melalui pernyataan sikapnya, Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Yogyakarta menyampaikan genosida yang terjadi di Gaza telah berlangsung selama 100 hari lamanya. Ini bukan waktu yang sebentar.

Kemenkes Palestina di Jalur Gaza pada Rabu (10/1/2023), mengumumkan sedikitnya 23.210 orang telah syahid di Jalur Gaza, di antaranya 10.000 anak-anak, 7.000 wanita, 326 tenaga medis, 45 personel tim SAR dan 112 jurnalis. Sedangkan korban luka-luka lebih dari 59.100 orang. 70 persen korban adalah anak-anak dan wanita.

ARTIKEL LAINNYA: Tak Perlu Antre, PKU Muhammadiyah Berikan Layanan Antar Obat ke Rumah Pasien

Genosida yang terus berlanjut di Gaza semakin diperparah oleh sejumlah faktor, termasuk sistem kesehatan yang rapuh, akses terbatas terhadap kebutuhan dasar, dan dampak merusak dari konflik terakhir. Populasi sipil, terutama anak-anak dan kelompok rentan, menanggung beban berat krisis ini, dengan akses terhadap makanan, air bersih dan perawatan medis semakin sulit ditemukan.

Disebutkan, situasi di Gaza telah mencapai titik kritis, dengan bukti yang menunjukkan upaya sistematis dan sengaja untuk menghancurkan seluruh populasi. Lingkup dan skala kekejaman tersebut menuntut intervensi segera dari komunitas global supaya mengakhiri genosida yang sedang terjadi.

Dalam situasi yang sangat serius ini, bangsa Indonesia mengutuk keras kekejaman zionis Israel. FUI Yogyakarta menuntut agar Pengadilan Internasional turut berperan agar keadilan bisa segera ditegakkan.

Keadilan harus terus hidup karena tindakan Israel di Gaza termasuk kategori genosida karena dimaksudkan untuk menghancurkan sebagian besar kelompok nasional, ras dan etnis Palestina. Dunia internasional harus segera bertindak menyikapi genosida yang sedang terjadi.

ARTIKEL LAINNYA: Capai Kesepakatan Terkait Pusat Data, Indosat dan BDx Indonesia Akselerasi Masa Depan Digital Indonesia

FUI Yogyakarta menyuarakan desakan, pertama, menuntut penghentian tindakan keji dan brutal yang dilakukan oleh zionis Israel. Kedua, menuntut kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar melucuti senjata Israel. Ketiga, menuntut kepada Pengadilan Internasional untuk segera mengadili Israel sebagai penjahat kemanusiaan.

Keempat, mendukung penuh Pengadilan Internasional atau Mahkamah Internasional untuk mengadili Israel atas genosida yang telah dilakukan di Palestina. Kelima, mengingat kejahatan Amerika yang terus memberikan dukungan kepada Israel maka sudah selayaknya Pemerintah Indonesia mengusir Duta Besar Amerika Serikat. Mereka tidak layak lagi berada di Indonesia yang memegang nilai nati penjajahan.

Keenam, FUI Yogyakarta terus menguatkan gerakan boikot produk pro Israel sebagaimana keputusan MUI. sebagai wujud nyata dukungan perjuangan kemerdekaan Palestina.

Dunia tidak boleh berdiam diri ketika masyarakat Gaza mengalami penderitaan yang tak kunjung terselesaikan. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk bertindak dengan tegas guna mengakhiri genosida dan memberi keadilan untuk seluruh masyarakat Gaza. (*)