Cyberbullying Semakin Masif, Cegah dengan Literasi Digital Komunikasi Hati
Tidak sedikit kasus remaja bunuh diri bahkan sakit mental sebagai dampak dari cyberbullying.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pesatnya perkembangan teknologi digital berdampak pada semakin masifnya kasus cyberbullying, terlebih di sosial media. Kondisi ini menjadi perhatian segenap pihak.
Berawal dari keprihatinan tersebut, tim peneliti model literasi digital melakukan pendekatan komunikasi hati untuk mencegah cyberbullying, melakukan serangkaian kegiatan yang salah satunya adalah uji coba model literasi digital komunikasi hati melalui aplikasi sikomhati.id di SMA Gama Yogyakarta, Rabu (25/9/2024).
Model yang dihasilkan oleh para peneliti sebagai bagian dari upaya peningkatan literasi digital guru dan siswa, terutama untuk mendukung kebijakan literasi sekolah setiap hari sebelum pelajaran dimulai.
Tim peneliti diketuai oleh Guru Besar UPNVY, Puji Lestari, dengan anggota Sri Isworo Ediningsih, Yuli Setyowati dan Rudy Prakanto. Simulasi ini melibatkan para guru serta perwakilan siswa.
Prihatin
Puji dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/9/2024), menyatakan penting saat ini melakukan peningkatan literasi digital dengan pendekatan komunikasi hati bagi para siswa. Pihaknya prihatin dengan sangat tingginya kasus cyberbullying khususnya di media sosial.
“Postingan dan komentar berisi hinaan, cacian, makian, bahkan ancaman menjadi hal yang sangat mudah ditemui. Tidak sedikit kasus remaja bunuh diri bahkan sakit mental sebagai dampak dari cyberbullying,“ ungkapnya.
Puji Lestari dalam beberapa tahun terakhir memang sangat konsen dalam pengembangan dan implementasi teori komunikasi hati. Tahun 2023, dosen FISIP UPN Veteran Yogyakarta inipun telah mengeluarkan buku teori komunikasi hati.
Dalam penelitian ini, pihaknya didukung sepenuhnya oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY Dr Didik Wardaya SE M Pd. Model literasi digital ini bahkan rencananya akan diterapkan di 30 smart school di DIY.
Peran guru
“Tim kami akhirnya menggagas bagaimana meningkatkan peran guru dan siswa sekolah khususnya SMA melalui aplikasi manajemen literasi digital pendekatan komunikasi hati www.sikomhati.id. Simulasi pertama kita lakukan di SMA Gama, namun ke depan banyak SMA di Yogyakarta yang akan bergabung dan ini telah didukung oleh Kepala Dinas Pendidikan DIY,” kata dia.
Kepala SMA Gama Yogyakarta Vivit Pramita Marta Lova SS mengatakan upaya peningkatan literasi digital dengan penerapan komunikasi hati untuk mencegah cyberbullying sangat dibutuhkan. Harapannya melalui langkah ini mampu mencegah cyberbullying, khususnya di SMA Gama Yogyakarta.
Di era digital ini setiap guru memang dituntut untuk terus kreatif dan inovatif. “Dinamika yang demikian cepat seiring dengan perkembangan teknologi digital harus diimbangi dengan pengetahuan dan keterampilan literasi digital dengan pendekatan komunikasi hati," ungkapnya.
Sesuai dengan masukan yang diterima oleh tim pada saat sosialisasi, sikomhati.id merupakan model literasi digital mengadopsi dan mengembangkan riset sebelumnya tentang tular nalar (tahu, tanggap, dan tangguh).
Level literasi
Ini digunakan untuk mengetahui level literasi digital komunikasi hati para siswa, apakah pada level Tahu tentang Komunikasi Hati, Tanggap menggunakan Komunikasi Hati dalam berkomunikasi, atau sudah Tangguh menerapkan komunikasi hati dalam kehidupan sehari-hari.
Aplikasi sikomhati.id dikembangkan hasil penelitian hibah terapan DRPM Kemendikbudristekdikti untuk dosen LPPM UPN Veteran Yogyakarta, kerja sama dengan dosen STPMD APMD, BalaiTekKomDik Dikpora DIY dan SMA Gama Yogyakarta untuk ujicoba penerapannya.
Erick Syafriatna dari BalaiTekKomDik DIY mengatakan website ini memiliki empat role admin termasuk di antaranya adalah admin, guru BK, wali kelas dan siswa.
Mereka bisa mengaplikasikan sistem dengan membaca konten bahkan bisa membuat cerita, upload video, dan kuis atau soal terkait literasi digital komunikasi hati. Guru BK dapat mengatur kapan sistem bisa dibuka oleh siswa yang ada di kelas.
"Didesain dengan sangat dinamis dan menarik sebagai jawaban kebutuhan literasi digital komunikasi hati untuk pengurangan bullying bagi para siswa," jelasnya. (*)