Bupati Kustini Panen Raya Padi di Cangkringan, Hasilnya Delapan Ton Per Hektar

Kustini mengajak petani lebih jeli melihat peluang pengembangan produk pertanian.

Bupati Kustini Panen Raya Padi di Cangkringan, Hasilnya Delapan Ton Per Hektar
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo panen raya padi di Padukuhan Panggung Kalurahan Argomulyo Cangkringan, Selasa (26/11/2024). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo melakukan panen raya padi di Padukuhan Panggung Kalurahan Argomulyo Cangkringan, Selasa (26/11/2024). Acara yang dilaksanakan bersama Kelompok Tani Taruno Mulyo itu juga disertai dengan upacara wiwitan.

Bupati Kustini menyampaikan apresiasi terhadap Kelompok Tani Taruno Mulyo yang dinilai memberikan perhatian pada upaya pelestarian budaya melalui tradisi wiwit.

Budaya itu, menurut Kustini, menjadi salah satu kekayaan budaya yang patut dilestarikan untuk mempertahankan tradisi dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.

“Upacara wiwit menjadi ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas upaya pelestarian budaya luhur ini. Dengan panen raya padi saya juga mengharapkan masyarakat Sleman lebih mudah mendapatkan beras dengan harga terjangkau,” kata Kustini.

Melihat peluang

Pada kesempatan tersebut, Kustini mengajak petani lebih jeli melihat peluang pengembangan produk pertanian. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, petani dapat mendongkrak produktivitas, menjaga kualitas produk dan mengakses pasar secara digital.

“Untuk mengembangkan potensi pertanian Sleman yang lebih optimal pada saat ini dibutuhkan dukungan SDM yang andal dan unggul kreatif, inovatif serta profesional. Selain itu juga perlu didukung dengan optimalisasi sumber daya lahan, penerapan teknologi dan peralatan mesin pertanian secara optimal efektif dan efisien,” kata Kustini.

Ketua Kelompok Tani Taruno Mulyo, Feri Eka, menyampaikan kelompoknya mampu menghasilkan 8 hingga 10 ton gabah basah per hektar untuk setiap panen. Adapun agenda wiwitan panen menjadi wujud kesungguhan para petani milenial untuk melestarikan warisan leluhur.

“Kami sebagai generasi muda, generasi milenial bertekad, berusaha, berjuang untuk melanjutkan perjuangan sesepuh yang telah melahirkan kelompok tani, sehingga kesejahteraan dan perekonomian masyarakat Panggung akan lebih baik,” jelasnya. (*)