Buntut Penusukan Santri Krapyak, Calon Kepala Daerah Diminta Berjanji Tegas Melarang Peredaran Miras

Sikap tegas kepolisian diharapkan akan memberikan efek jera terhadap para pelaku kriminal di Jogja.

Buntut Penusukan Santri Krapyak, Calon Kepala Daerah Diminta Berjanji Tegas Melarang Peredaran Miras
Para santri senior menyampaikan sikap atas kasus penusukan di Prawirotaman dan peredaran miras di Jogja. (warjono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Buntut dari penusukan terhadap santri Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, desakan berbagai pihak untuk menghentikan peredaran miras di DIY terus menguat. Terkini, kelompok yang menamakan diri Forum Santri Nusantara Saklawase meminta para calon kepala daerah di DIY berjanji akan membuat aturan yang tegas guna melarang peredaran miras.

Dalam pernyataan sikapnya, forum yang beranggotakan ratusan santri senior ini meminta seluruh kepala daerah mengoreksi perda tentang miras di DIY. Mereka juga meminta para pemangku keamanan agar sedini mungkin mencegah berbagai bentuk premanisme di Yogyakarta.

Meminta aparat hukum, melakukan tindakan hukum kepada para pelaku tindakan melanggar hukum penusukan dan penganiayaan yang terjadi di Prawiro taman Yogyakarta,” kata Juru Bicara Santri Nusantara Saklawase, Kiai Satma Rizal, Kamis (31/10/2024).

Ikut mendampingi Kiai Satma Rizal, antara lain Kiai Toha Muhammad, Kiai Fauzan, Kiai Robi, Kiai Agus Salim dan Kiai Masbukin. Mereka yang hadir, mewakili ratusan santri senior yang sebagian besar sekarang ini menjadi tokoh-tokoh agama di wilayah DIY.

Dalam poin pernyataan sikapnya, forum juga mendesak para calon pemimpin daerah untuk menutup peredaran miras melalui perda. Mereka menilai, miras membentuk generasi sampah dan menjadi pintu bagi segala tindakan kriminalitas di masyarakat.

“Para calon kepala daerah yang saat ini sedang berkontestasi, kami minta untuk berjanji akan membuat peraturan yang tegas untuk melarang peredaran miras. Ini adalah bentuk keseriusan mereka untuk secara nyata memberikan kehidupan masyarakat yang aman dan tenteram. Kami berharap, para calon kepala daerah yang punya visi jelas dan tegas terhadap penghentian peredaran miras akan mendapat dukungan dari masyarakat,” lanjutnya.

Efek Jera

Terkait dengan kasus penusukan terhadap santri, Forum Santri Nusantara Saklawase mendesak aparat kepolisian untuk tetap berkomitmen menghukum para pelaku penusukan. Sikap tegas ini diharapkan akan memberikan efek jera terhadap para pelaku kriminal di Jogja. Sikap tegas aparat kepolisian juga sebagai bentuk perlindungan dan memberikan arasa aman bagi masyarakat.

“Kita sangat prihatin dengan maraknya aksi kriminal yang terus terjadi dan makin marak. Termasuk klitih yang belakangan menjadi momok bagi warga,” lanjutnya.

Aksi kriminalitas termasuk aksi kekerasan jalanan yang selama ini terjadi, lanjutnya, harus menjadi perhatian semua pihak, baik masyarakat dan terlenbih aparat keamanan. Mereka berpendapat, perlu langkah serius dan nyata untuk menanggulanginya, termasuk menghidupkan kembali lembaga jaga warga.

“Bukan itu saja, kita juga berharap pemerintah daerah benar-benar menjamin kehidupan yang aman, nyaman dan tenteram. Termasuk dalam kaitan dengan keberadaan hunian kost. Kita musti jaga betul Kota Jogja tercinta dari segala bentuk kriminalitas dan kemaksiatan. Tegakkan peraturan tanpa kecuali, demi ketenteraman warga,” tandasnya. (*)