Beli Obat Jangan Sembarangan, Badan POM dan Anggota DPR RI Sukamto Sosialisasi di Gunungkidul

Selain berbahaya bagi kesehatan, juga merusak organ tubuh.

Beli Obat Jangan Sembarangan, Badan POM dan Anggota DPR RI Sukamto Sosialisasi di Gunungkidul
Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, menjadi narasumber sosialisasi tentang Obat dan Makanan di Balai Kalurahan Ngleri Kapanewon Playen Gunungkidul, Kamis (10/8/2023). (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL – Tidak sedikit obat yang berbahaya bagi kesehatan beredar di pasaran. Ini perlu disikapi supaya masyarakat lebih berhati-hati, jangan sembarangan membelinya.

Imbauan itu disampaikan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB, Sukamto, saat menjadi narasumber Komunikasi-Informasi Edukasi (KIE) tentang Obat dan Makanan di Balai Kalurahan Ngleri Kapanewon Playen Gunungkidul, Kamis (10/8/2023).

“Ini penting sekali untuk diperhatikan. Dampaknya bisa panjang. Ginjalnya eman-eman,” ungkap Sukamto di hadapan 500-an peserta sosialisasi yang berasal dari sejumlah kalangan termasuk kader-kader kesehatan maupun penanganan stunting.

Khusus untuk laki-laki, Sukamto juga mengimbau jangan sembarangan membeli obat kuat, selain berbahaya bagi kesehatan, juga merusak organ tubuh.

Plt Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Yogyakarta, Ani Fatimah, memberikan penjelasan di hadapan peserta sosialisasi. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Acara KIE yang diselenggarakan Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) bersama tokoh masyarakat Anggota Komisi IX DPR RI H Sukamto SH kali ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu produk obat dan makanan.

Sebagai salah satu bentuk edukasi langsung kepada masyarakat, dalam kesempatan itu Plt Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (POM) di Yogyakarta, Ani Fatimah, bersama jajarannya memberikan penjelasan mengenai seluk beluk obat-obatan, makanan maupun kosmetik.

Di balai kalurahan tersebut dipajang contoh-contoh makanan berbahaya bagi kesehatan, obat-obatan maupun kosmetik yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.

Staf Balai Besar POM Yogyakarta juga berkeliling di antara peserta sosialisasi seraya menunjukkan contoh-contoh produk makanan berbahaya yang mengandung formalin, boraks dan rhodamin. Tujuannya supaya masyarakat sosialisasi bisa mengenali sehingga tidak membelinya.

Staf Balai POM Yogyakarta menunjukkan contoh produk makanan berbahaya. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Ani Fatimah menegaskan, keamanan obat dan makanan sangat penting sebagai upaya untuk melindungi masyarakat.

Mengenali jenis-jenis obat bisa diawali dari kemasannya. Disebutkan, ada obat bebas dengan simbol lingkaran hijau tepi hitam yang bisa dibeli di mana saja.

Kemudian, obat bebas terbatas dengan simbol biru. Selanjutnya, obat keras dengan simbol lingkaran merah dengan huruf K yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

Ani menyarankan masyarakat sebaiknya membeli obat di tempat-tempat resmi, di antaranya di apotek karena ada apoteker yang akan memberikan penjelasan. Ini penting supaya terhindar dari obat palsu.

Doa bersama di sela-sela sosialisasi tentang Obat dan Makanan di Balai Kalurahan Ngleri Kapanewon Playen Gunungkidul, Kamis (10/8/2023). (sholihul hadi/koranbernas.id)

Selain obat, Ani juga menjelaskan mengenai obat tradisional atau jamu. Menurut dia, jamu pun ada penggolongannya. Pertama, yang jamu yang sudah dipercaya secara turun temurun mengobati penyakit seperti beras kencur. Kedua, obat herbal berstandar (fitofarmaka) yang sudah melewati uji klinis.

Dia menambahkan, masyarakat juga perlu mengenali jenis-jenis jamu supaya terhindar dari jamu tradisional berbahaya yang dibuat dengan tambahan obat kimia.

Dari hasil temuan Badan POM terdapat jamu dan obat tradisional kemasan yang ditambahkan dengan bahan-bahan seperti parasetamol, asam mefenamat atau ibuprofen.

Lagi-lagi, kata Ani, obat jenis itu merusak ginjal karena dosisnya tidak ditakar, ditambah lagi cara membuatnya seperti bikin adonan kemudian bahan-bahan itu ditambahkan begitu.

ARTIKEL LAINNYA: Industri Manufaktur Tumbuh 5,01 Persen, Telkom Berkontribusi Melalui IoT Solution Antares

Khusus mengenai produk makanan, dia berpesan untuk hati-hati supaya makanan tidak terkena cemaran fisik maupun biologi. Fisik misalnya kemasukan staples atau rambut. Sedangkan cemaran biologi berupa mikroba disebabkan dapur tidak bersih.

Satu lagi, kata dia, saat membeli makanan kemasan juga perlu memperhatikan kemasan kardus atau kaleng. Jika kardus dalam kondisi gembung itu artinya ada bakteri yang masuk.

Begitu pula, jika kalengnya peyok maka mikroba bisa masuk dan merusak isi kaleng. “Jika membeli, raba dulu kalengnya. Jangan tergiur diskon. Konsumen boleh memilih,” pesan dia.

Hadir pula pada acara itu KH Bardan Ustman dari PCNU Gunungkidul. Dia didaulat mendoakan anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto, yang tidak menyangka memperoleh kejutan berupa hadiah ulang tahun. (*)