Bank Sampah tidak Berfungsi, Baunya Mengganggu

Bank Sampah tidak Berfungsi, Baunya Mengganggu

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Niat baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten membangun gedung bank sampah berikut peralatan di sejumlah desa pada tahun 2015 ternyata tidak seperti yang diharapkan.

Terbukti, saat ini bank sampah itu banyak yang tidak berfungsi. Lebih memprihatinkan lagi, kondisi bank sampah banyak yang sudah rusak karena tidak terawat. Padahal tujuan awal dibangunnya bank sampah agar masyarakat ikut andil penanganan sampah di lingkungannya.

Salah satu bank sampah yang sudah bertahun-tahun tidak berfungsi atau mangkrak yakni bank sampah Desa Mayungan Kecamatan Ngawen. Bangunan yang terletak di tengah kebun tebu dan tidak terlihat dari jalan itu sudah rusak. Beberapa atap dari asbes raib. Pekarangannya penuh semak belukar.

Tidak ada aktivitas di gedung itu. Sebaliknya, sampah warga maupun sampah dari pasar desa hanya dibuang di pinggir jalan kampung depan bank sampah. Akibatnya tempat pembuangan sampah saat ini sudah seperti lapangan sampah.

"Gedung ini sudah lama tidak berfungsi. Sampah dari masyarakat dan sampah dari pasar (Pasar Desa Mayungan) dibuang di sana semua," kata warga sambil menunjuk tempat pembuangan sampah.

Tempat pembuangan sampah itu terletak di pinggir sungai dan dipagari kayu. Pada pagar di pinggir jalan tertulis sampah khusus untuk warga Desa Mayungan. Karena lokasinya di tepi jalan menimbulkan bau dan mengganggu warga yang lewat.

Menurut warga yang pernah bertugas mengambil sampah pasar menggunakan sepeda motor roda tiga, dirinya bekerja atas perintah kepala desa. Proses pengambilan sampah tidak setiap hari.

"Tidak setiap hari bekerja. Padahal di pasar, dua hari saja tidak diambil pasti penuh bak sampahnya. Bak sampahnya di pinggir jalan Klaten-Karanganom sehingga baunya mengganggu orang lewat," ujarnya.

Senada diungkapkan Amin, warga Mayungan. Menurut dia, tempat pembuangan sampah yang ada saat ini tidak sesuai karena di pinggir sungai dan pinggir jalan.

"Katanya tidak boleh buang sampah di pinggir jalan dan di pinggir sungai. Tapi yang ada sekarang ini justru di pinggir jalan dan sungai. Ini kan tidak sesuai," ujarnya.

Dia menyarankan agar bank sampah yang sudah ada hendaknya difungsikan kembali seperti konsep awal. Sebab anggaran membangun gedung bank sampah, membeli peralatan dan kendaraan operasional sepeda motor roda tiga tidak sedikit.

Kepala Desa Mayungan Ahmad Sukemi belum bisa dikonfirmasi terkait gedung bank sampah di desanya karena sedang pergi.

Seperti diketahui, Pemkab Klaten melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pada tahun 2015 membangun sepuluh unit bank sampah di sejumlah desa. Selain gedung, juga ada mesin cacah dan mesin ayak sampah serta sepeda motor roda tiga.

Harapannya, masalah sampah rumah tangga ditangani oleh warga dengan fasilitas yang sudah ada. Sementara sampah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi dibuang ke TPA Troketon Pedan.

Sayangnya, fasilitas yang disediakan pemerintah itu tidak digunakan. Bahkan terkesan dibiarkan terbengkalai hingga rusak karena tidak dirawat. (*)